Skip to main content

Sampai Akhirnya Kau Tidak Harus Tahu Bagaimana Caranya Aku Bersedih 

Entah kenapa malam itu semua tiba tiba berubah. Bahkan sebuah perasaan tak biasa muncul. Dan baru tersadar esok hari sembari perlahan mengingat doa kapan yang sedang Tuhan kabulkan.  Perihal perasaan sendiri pun tetap Tuhanlah yang mengatur. Ah, benar saja,  DIA Maha pembolak balik hati manusia.  3 tahun menyukai pria sama ternyata seperti ini. Tanpa temu. Tanpa hilang sedikitpun rasa. Namun lagi lagi kebiasaannya masih tetap sama. Kembali menghilang. Bahkan setelah kehilangannya tidak tahu harus mengendalikan perasaan yang bagaimana.  Penghujung 29 ternyata memberikan kisah campur aduk yang baru ini di rasa. Ternyata lebih ikhlasku mampu kucipta meski tidak tau alur seperti apa yang akan dijalani nantinya.  Ah, mari tetap semangat. Mari tetap menggantungkan cita cita. Mari untuk jangan membenci perasaan cinta itu sendiri meski berkali kali kandas. 

Senja Tak Berpihak

" Ayo Ma, sini.... cepetan. Dea udah gak sabar" seru dea yang tampak bersemangat sembari menarik - narik jaket ibunya. Ayahnya hanya terdiam menyetir sambil mengecek arlojinya. Sore itu, keluarga kecilnya akan berencana mengunjungi satu festival balon gas yang kebetulan saja diadakan di daerah mereka. Hanya menempuh waktu 45 menit untuk tiba di sana.

"Sayang, sepertinya badan kamu panas. Kamu sedang sakit. Bagaimana kalau kita pulang saja?" Ajak ibunya dengan raut wajah panik.
" Kenapa ma? Dea sakit? Yasudah kita putar balik saja ya?" Ayahnya pun mengikuti seruan istri tercintanya yang juga tampak tak sehat sore itu. Wajahnya juga pucat sejak mereka akan berangkat. Sang pria paling tampan di keluarga kecil mereka itu pun semakin khawatir akan kesehatan orang - orang yang di cintainya.

"Dea gak apa - apa ma, pa. Katanya papa janji mau ngajak Dea naik balon udara? Katanya papa bahagia kalau melihat dea bahagia, katanya papa gak akan me....."
" Iya sayang... kita lanjutin ya" ucap sang Ayah membuat bibir mungil malaikat kecilnya berhenti. Ia pun menatap istrinya dengan menganggukkan kepalanya pelan menandakan bahwa semuanya akan baik - baik saja.

Mobilpun melaju cepat, hanya beberapa menit akhirnya sang pria tampan mereka mematikan mesin mobil. "Ayo paaa..." lagi - lagi sang anak menarik jari - jari ayahnya. Sesaat kemudian gadis cilik mereka terduduk. Tangan kirinya berusaha memegang pohon besar yang ada di sebelahnya. Orang tuanya seketika panik. Ayahnya dengan sigap merangkul sang malaikat kecil, sambil tangan kanannya memegang ponsel berusaha menelpon Dokter pribadi mereka.
"Paa, Maaa, dea gak mau pulang. Dea ingin naik balon udara itu."
"Sayang, kamu harus ke Rumah Sakit sekarang. Mama gak mau kamu kenapa - kenapa sayang"
" Jangan menangis" bisik suami tercintanya sedikit menenangkan.

Panggilan atas nama Tuan Edward pun terdengar. Tampaknya giliran mereka sekarang untuk menaiki balon udara, namun penyakit sang anak tampak memuncak sore itu. Ya, malaikat kecil yang berusia 7 tahun itu mengidap kanker tulang belakang stadium akhir. Sepertinya penyakit yang melekat kuat tak ingin menyudahi perjalanannya. Gadis cantik itu pun menutup mata dan seketika lenyaplah sudah impian terakhir sang gadis kecil untuk menaiki balon udara. Keinginan terakhir yang tak bisa pula dipersembahkan. Entah kenapa sebuah perpisahan tak bisa untuk di tahan. Bak perampok yang menjambret semua angan. Terlalu cepat tanpa perduli ada jiwa - jiwa lain yang menangis pilu. Terkadang tak ada yang tau akhir dari hidup. Ada yang datang dan tak ingin pergi walau telah diminta, dan ada pula yang datang cepat lalu kemudian harus pergi dengan cepat tanpa diminta. Senja seakan memberikan cerita sedihnya sore itu. Ada tangis dibalik cahaya indah, ada yang pergi dibalik tawa menghias malam, ada yang berduka dibalik tawa bahagia mengalun di sebuah balon udara.

Comments

Popular posts from this blog

Kenapa Suka Senja?

Kenapa suka senja? Karena senja pernah mengenalkanku pada dia. Kenapa suka senja? Karena pada senja entah kenapa aku bisa berlama - lama diam lalu menghaturkan setiap harap walau kutahu tetap pada Tuhan meminta dan mengadu paling efektif. Kenapa suka senja?  Cahayanya.  Ya,  cahaya keemasannya selalu mampu membuat kedua bola mataku tak mampu berkedip cepat.  Ya,  aku mulai candu padanya. Kenapa suka senja? Karena dengan menatapnya ada rasa damai walau seringkali beberapa orang keheranan menatapku. Ya,  aku tergila - gila dengan senja.  Dengan waktu kemunculannya,  dengan warna indahnya,  dengan pemandangan burung-burung membentuk formasi yang menempuh jalan pulang yang mana membuat siapapun tak bisa menolak untuk tak jatuh Cinta padanya. Hai senja,  lagi untuk yang keberapa kalinya aku memberitahu pada dunia bahwa kau adalah candu yang susah dihentikan. Kau adalah Indah. Sebab kau tak mampu biasa.

Kisaran Naga

#30HariKotakuBercerita Judulnya seram? Ya, jadi disini saya akan menceritakan tentang terjadinya nama Kisaran. Legenda tentang kota kisaran juga ada beberapa versinya tapi sejak saya kecil, orang – orang disekitar saya menceritakan versi yang sebagai berikut..... Asal mula nama kisaran sendiri berawal saat hujan deras dan petir menyambar – nyambar. Saat itu kota ini sedang diguyur hujan lebat beserta angin kencang dan petir yang menakutkan. Orang – orang sekitar pun berkeluaran karena ternyata pepohonan yang berada di tepi sungai pada bertumbangan dan air sungai pun meluap seketika. Lalu seseorang berteriak begitu takutnya karena melihat ada makhluk aneh tampak berkisar. Rerumputan yang tadinya adalah tanah dari pohon tumbang tersebut pun terbuka seperti sengaja dibuka. Seketikanorang – orang yang melihat pun berteriak histeris. Lalu mereka berteriak “ Naga berkisar…… Naga berkisarrr” sambil menunjuk ke arah tumpukan pohon yang tumbang tadi. Masyarakat takjub dan juga d

Untuk Tuan Yang Telah Berpuan

#30HariMenulisSuratCinta Ada semangat lain kala Tuhan membiarkan jiwa - jiwa saling menyapa kesunyian. Di dalam hati ada gemercik rindu yang tak ingin tersudahi mengikat setiap otot dan urat - urat yang sedang bekerja tak kenal lelah. Namun tak lagi cerita tentang kamu yang kini mendiami relung fikir. Tak ada kamu, Tuan. Tak ada lagi yang harus kujadikan alasan disela aktivitas lainku. Tak ada lagi do'a terlantun yang membalutkan namamu bersama nama - nama lainnya di do'aku. Tak ada lagi kamu yang .gegabah agar dimasukkan ke dalam ritual terindahku itu. Bahagialah bersama dia yang kau cinta. Biarlah sebuah masa dimana kita saling merasa telah terhapus oleh asa yang sudah patah, juga kedatangan wanita yang sedang kau puja. Kau tahu perihal melupakan? Walau tanganku ingin menyusuri apa yang bisa ku temukan tentang kamu, namun hatiku tetap enggan untuk mencipta kepingan rasa kembali teringat masa lalu. Aku tak ingin hembusan nafas patah kembali mengusik telinga dan menusuk hati