Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2020

Sampai Akhirnya Kau Tidak Harus Tahu Bagaimana Caranya Aku Bersedih 

Entah kenapa malam itu semua tiba tiba berubah. Bahkan sebuah perasaan tak biasa muncul. Dan baru tersadar esok hari sembari perlahan mengingat doa kapan yang sedang Tuhan kabulkan.  Perihal perasaan sendiri pun tetap Tuhanlah yang mengatur. Ah, benar saja,  DIA Maha pembolak balik hati manusia.  3 tahun menyukai pria sama ternyata seperti ini. Tanpa temu. Tanpa hilang sedikitpun rasa. Namun lagi lagi kebiasaannya masih tetap sama. Kembali menghilang. Bahkan setelah kehilangannya tidak tahu harus mengendalikan perasaan yang bagaimana.  Penghujung 29 ternyata memberikan kisah campur aduk yang baru ini di rasa. Ternyata lebih ikhlasku mampu kucipta meski tidak tau alur seperti apa yang akan dijalani nantinya.  Ah, mari tetap semangat. Mari tetap menggantungkan cita cita. Mari untuk jangan membenci perasaan cinta itu sendiri meski berkali kali kandas. 

Saatnya Pulang

Hi rumahku, Jari-jemariku sudah tegang Kakiku sudah mengatakan untuk berhenti Fikiranku akhirnya lelah Dan tekadku sudah tahu diri kapan harus mundur Aku pulang Bukan berarti aku berhenti berjuang Hanya saja aku ingin menambah semangat untuk hari esok Sebab aku yakin, akan banyak pertarungan sengit antara ku dengan kehidupan Lihat bumi, Ia sedang tidak baik-baik saja Dan yang kutakutkan jika aku dan bumi sama tidak baiknya, Lalu akan jadi apa seorang intan permata?  Aku malu ibu sedih Aku tahu ia ingin aku tetap bangkit Besok lihat saja, Aku sudah siap bertarung Melawan lelah, patah, dan segala drama kehidupan Iya, lihat saja... Aku akan berdiri kuat layaknya ranger merah jambu idolaku

Garis Terdepan

Alunan musik fiersa besari memenuhi isi telinganya. Hatinya bahagia bahkan hanya dengan membaca kisah cinta fiksi di salah satu buku 11:11 milik penyanyi yang sedang ia dengarkan. Perempuan itu memilih siang pukul 14:56 dan cafe untuk menikmati waktu bagi dirinya sendiri. Memanjakan hati dan mata dengan waktu yang tepat. Walaupun hanya seorang diri. Dikejauhan sesekali suara tawa orang lain ikut merangsuk masuk di telinganya bergabung dengan suara manis bung Fiersa. Sesekali pula semilir angin menghempas hijab biru mudanya. Karena lupa membawa kacamata untuk baca, perempuan itu mengistirahatkan matanya sejenak.  Di letaknya buku dengan halaman masih terbuka dengan ditelangkupkannya di dada. Matanya melihat ke sekeliling hingga akhirnya bertemu dengan sepasang mata lain yang sedari tadi menatapnya ingin tahu. Ah, iya. Mata yang sepertinya tak asing. Mata yang berkali - kali ia cari tahu siapa pemiliknya. Ditiliknya dari ujung rambut hingga pada akhirnya ia menemukan sebuah tas yang

Mari Sembuh Bersama

"Kenapa.. Diam mulu" Tukas seorang wanita berusia hampir kepala tiga. Pria berkaos hitam dengan alis tebal dan berkumis tipis disebelahnya tiada bergeming. Suara music berlantun lembut. Kisahnya patah. Menceritakan seorang pria patah hati yang susah lupa. "Patah hati itu wajar. Yang gak wajar adalah gak berusaha bangkit. You're a special men" . Ucap wanita itu kembali hingga kali ini berhasil membuyarkan lamunan sang pria yang sedari tadi di tatapnya. "Apa kabarnya sama kamu. Memang kamu udah berhasil move on? " "Hmmm kamu tau kan banyak orang bilang bahwa obat patah hati itu adalah jatuh cinta lagi.  Ya... Dengan arti yang dalam bahwa si orang tersebut harus benar-benar punya usaha untuk melupakan masa lalu" "Jadi kamu udah jatuh cinta lagi? " "Udah" Sambil menganggukkan kepala dengan terbata-bata.  Pria disebelahnya tampak menaikkan alis sebelah kanan dengan raut wajah ketidak percayaannya. Ia tahu betul ba