Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2015

Sampai Akhirnya Kau Tidak Harus Tahu Bagaimana Caranya Aku Bersedih 

Entah kenapa malam itu semua tiba tiba berubah. Bahkan sebuah perasaan tak biasa muncul. Dan baru tersadar esok hari sembari perlahan mengingat doa kapan yang sedang Tuhan kabulkan.  Perihal perasaan sendiri pun tetap Tuhanlah yang mengatur. Ah, benar saja,  DIA Maha pembolak balik hati manusia.  3 tahun menyukai pria sama ternyata seperti ini. Tanpa temu. Tanpa hilang sedikitpun rasa. Namun lagi lagi kebiasaannya masih tetap sama. Kembali menghilang. Bahkan setelah kehilangannya tidak tahu harus mengendalikan perasaan yang bagaimana.  Penghujung 29 ternyata memberikan kisah campur aduk yang baru ini di rasa. Ternyata lebih ikhlasku mampu kucipta meski tidak tau alur seperti apa yang akan dijalani nantinya.  Ah, mari tetap semangat. Mari tetap menggantungkan cita cita. Mari untuk jangan membenci perasaan cinta itu sendiri meski berkali kali kandas. 

Rasa di sebuah alunan gamelan

Pagi ini sama seperti biasanya, kegiatan selepas kuliah yang harus ku nikmati. Kuayun-ayunkan kedua kaki di bawah meja sambil jari jemariku dengan lancarnya menyentuh keyboard laptop. "Huhhh I need idea, God!!" gumamku lalu mengambil jedah sebentar dengan mata menatap ke langit - langit kamar. " Mama pergi dulu ya. Oh ya, ini ada paketan atas nama kamu. Mama letak di atas kasur" sambut mama yang kembali meninggalkanku sendirian di kamar bernuansa merah jambu tersebut. Mataku tak henti terus menuju ke arah bungkusan yang pagi sekali di hantarkan. Nuansa rumah begitu sepi, ayah yang baru saja pergi ke kantor beserta mama yang juga pergi dengan tujuan berbeda yaitu ke sebuah sekolah dimana ketika SD aku mengenyam pendidikan. Rumah tampak begitu senyap hingga tapak kakiku terdengar keras memenuhi ruangan kamar. Kujamah bungkusan yang tak begitu besar, ku bolak - balik serta ku buka perlahan sampul yang menutupi benda di dalamnya. Sebuah gamelan mini sebesar bola kasti

Perpisahan, hanya belum terbiasa

Ada atau bahkan banyak sekali manusia yang mengatakan "Aku benci perpisahan". Sebenarnya perpisahan sendiri adalah proses di mana Tuhan membuat makhluknya sadar bahwa tak selamanya orang yang kita sayang harus selalu berdekatan dengan kita. Tak hanya pada perpisahan atas kematian, namun perpisahan yang sebenarnya hanya jarak saja yang memisahkan. Atau pada tali persaudaraan yang tak selamanya dapat terjalin dengan harus saling bertatap muka. Ada perantara lain seperti melalui media sosial atau telpon misalnya. Setiap pertemuan pasti akan ada perpisahan. Begitulah sebagian dari mereka menyadari dan tentu menyadarkan hati agar kelak jika tiba saatnya kata "pisah" terhatur, tak ada lagi yang namanya kesedihan yang teramat sangat. Perpisahan sendiri memang pembelajaran bahwa setelahnya ada sebuah pemikiran bahwa cerita hidup memang selalu diselingi oleh kabar baik maupun sedih. Contohnya adalah ketika kita berteman baik dengan beberapa orang, dan ada beberapa hal yang

Selamat Empat Belas Tahun Agromedia Group

Seperti kata pepatah, bahwa buku adalah jendela dunia. Bukan hanya sebatas penghibur kala lelah atau kebosanan pernah merajai fikiran bahkan ketika kesepian melanda. Di umur yang saat aku pernah merasakannya 7 tahun lalu, umur yang masih remaja namun tak hanya para remaja saja yang menikmati puluhan atau bahkan ratusan buku sudah kau munculkan. 14 tahun yang diharap masih terus berjaya di tahun - tahun berikutnya, 14 tahun yang ada banyak cerita di torehkan bagi siapa - siapa saja yang setiap karyanya pernah di terbitkan. Selamat 14 tahun Agromedia Group, semoga #terusmenjadi penerbit yang tak pernah lekang termakan usia, #terusmenjadi penerbit yang menelurkan buku - buku terbaik dengan senyum bangga terukir pada wajah, dan #terusmenjadi penerbit yang di cinta oleh para pembacanya. Seperti setiap lembaran pada sebuah buku, semoga di lembaran hari selalu tercipta buku - buku dengan karya indah. Jika ada yang pernah menatap heran padaku atau bahkan pernah mengatakan "mengapa tertaw

Dewasa, Bukan Perkara Umur

Padamu harus kulisankan lagi apa yang hati rasa. Pernah ada ego yang kutepis jauh. Disini bukan ku cerita tentang cinta, namun tentang tidak menyakiti terhadap sesama manusia. Kata orang dewasa itu pilihan. Lalu kubiarkan jiwa tegak walau sesekali kupalingkan wajah karena ada kerlingan air mata yang tipis membasah lekukan. Menasehati tak lagi hanya untuk mereka yang masih muda, tak lagi hanya untuk mereka yang siapa terlahir di dunia lebih dulu. Namun hendaknya setiap insan harus berbesar hati bahwa kesalahan bisa datang dari siapa saja. Bahwa sebuah nasehat juga dapat dilayangkan pada mereka yang sikapnya tak mencerminkan deretan angka lebih banyak dilalui. Pada mereka yang menganggap bahwa anak kecil tak boleh punya pemikiran bijak. Pada mereka yang angin gelap kian merongrong ke segala pintu masuk aliran darah. Dewasa memang bukan perkara umur. Mungkin intropeksi diri akan menjawab apa yang Tuhan beri pada setiap pribadi. Bukan malah menyumpah serapah pada yang menciptakannya. An

Box Cinta dan hadirnya

#Tulisanlimabelasmenit #GagasMediaRabuMenulis Dia terus membicarakan sesosok pria yang bahkan tak sama sekali kutahu. Dengan wajah teduhnya, wanita yang notabene lebih tua 4 tahun dariku itu seakan tak memberi jedah untuk sekadar meminum coklat dingin kesukaannya itu. "Kemarin dia memberiku ini" haturnya dan membuatku memalingkan wajah ke arah dalam tasnya. "Apa itu?" "Ini box cinta" "box cinta? Maksudnya" "Katanya kalau aku ingin bertemu dengannya, cukup bilang saja ke dalam box ini dengan keyword 'aku rindu'" jelasnya. "Kak, kamu gak apa - apa kan?" "Maksud kamu? Aku gila? Gitu" Tak ada yang kujelaskan lebih lanjut padanya. Sejak kepergian pria yang selama 4 tahun menjalin hubungan dengannya, ia tampak aneh. Bahkan aku sering mendengar suara seorang pria di kamar tidurnya. Tepatnya hari ini adalah hari ulang tahun pacarnya. Tentu saja kalau dia masih hidup, mungkin mereka berdua akan merayakannya

Mereka yang Jatuh Cinta Diam - Diam

Terkadang jika kita mencintai seseorang, hati juga tak pernah menuntut penuh untuk memilikinya. Bukan perkara kita mengenalnya lalu Tuhan harus mengabul sebuah pinta. Tidak, tidak seperti itu. Setelahnya juga tak perlu ada yang di balas atas sebuah rasa tanpa temu. Yang diinginkan dari mereka para pencinta hadirmu adalah kebahagiaanmu seutuhnya. Tak pernah ada egois yang menggebu agar tak ada seseorang lain yang memilikimu. Sesungguhnya mereka orang yang jatuh cinta diam - diam lebih tulus cintanya daripada seseorang yang kau sebut punya ikatan denganmu, yang kau gadang - gadang cinta terakhirmu kelak. Orang yang jatuh cinta diam - diam juga tak pernah melewatkan namamu di setiap pintanya pada Tuhan. Ia mendoakanmu tanpa pernah kau tahu, ia memperdulikanmu tanpa harap kau akan membalas rasa perduli yang sama sepertinya. Jika ditanya seberapa banyak tingkat perdulinya, kau tahu butiran hujan yang turun? Seperti itu rindunya mengusik batin agar sebuah jiwa tak harus merasa patah. Agar

Selamat Ulang Tahun Kisaran (Asahan) Tercinta

Bagi anak kisaran yang merantau di kota orang, mereka pasti selalu berkata bahwa "Kisaran itu kecil, tapi ngangenin". Salah satu kota kecil di kabupaten Asahan Sumatera Utara, dengan waktu kurang lebih 4 jam dari kota Medan yang di kenal pula sebagai kota kerang bersama rekan kota lainnya yaitu Tanjung Balai yang bernaung di wilayah Kabupaten Asahan. Kenapa disebut sebagai kota kerang? Karena Asahan adalah kota penghasil kerang. Tak jarang di setiap tugu "Selamat Datang" selalu di jumpai beberapa buah kerang menganga sebesar bola basket atau bahkan lebih. Dan yang membuat nuansa kerang lebih terasa adalah bahwa Kota Kisaran sendiri memiliki sebuah icon kerang raksasa. Ya, kerang raksasa (open stage) tersebut adalah sebuah tempat di mana upacara 17 agustus juga dilaksanakan. Open stage dengan bentuk kerang tersebut terletak tepat di jalan Jendral Sudirman (jalan lintas Sumatera) yang mana berhadapan dengan rumah dinas Bupati Asahan, juga bersebelahan dengan sebuah me

Kita di Jembatan Merah

#GagasMedia #TulisanLimaBelasMenit #RabuMenulis "Entahlah, aku fikir semuanya akan berakhir. Masa tinggalku dikota Surabaya telah usai. Papaku menyuruhku pulang ke Medan untuk meneruskan bisnisnya. Aku harap kamu mengerti mas" kutatap matanya lekat. Pria yang aksen jawanya tidak begitu kental karena terlalu sering bergaul denganku. Aku memang bukan suku batak seperti kebanyakan masyarakat yang tinggal di daerah sumatera utara ataupun seperti yang banyak masyarakat fikir bahwa setiap yang berasal dari sumatera utara pasti bisa berbahasa batak. Pria itu menggenggam tanganku sembari menggeserkan arah duduknya mengarah menjadi tepat di hadapku. Ada air mata yang tampak membasahi matanya walau tidak sempat jatuh. Perlahan kupalingkan wajahku karena tak ingin ada rasa sedih hingga membiarkan air mata yang tak ingin jatuh harus jatuh tanpa permisi. " Sayang, apa yang salah dengan suku jawa? Apa terlihat hina? Apa sebegitu parah papamu membencinya?" Tanyanya dengan past