Entah kenapa malam itu semua tiba tiba berubah. Bahkan sebuah perasaan tak biasa muncul. Dan baru tersadar esok hari sembari perlahan mengingat doa kapan yang sedang Tuhan kabulkan. Perihal perasaan sendiri pun tetap Tuhanlah yang mengatur. Ah, benar saja, DIA Maha pembolak balik hati manusia. 3 tahun menyukai pria sama ternyata seperti ini. Tanpa temu. Tanpa hilang sedikitpun rasa. Namun lagi lagi kebiasaannya masih tetap sama. Kembali menghilang. Bahkan setelah kehilangannya tidak tahu harus mengendalikan perasaan yang bagaimana. Penghujung 29 ternyata memberikan kisah campur aduk yang baru ini di rasa. Ternyata lebih ikhlasku mampu kucipta meski tidak tau alur seperti apa yang akan dijalani nantinya. Ah, mari tetap semangat. Mari tetap menggantungkan cita cita. Mari untuk jangan membenci perasaan cinta itu sendiri meski berkali kali kandas.
Finally I can welcoming my moodbooster-again. Kalau dipikir pikir moodbooster itu punya pengaruh besar untuk hidup kita. Dan seharusnya juga jangan lupa untuk berterima kasih padanya. Karena berkatnya, kita kembali merasa bahwa hidup itu masih panjang. Kita kembali merasa bahwa ada yang berbahagia pula atas kita. Kita kembali merasa penting, dinanti, diharapkan. Mungkin bisa jadi pada akhirnya kita juga menjadi sesosok "moodbooster" bagi seseorang lainnya. Bersyukurlah.... Coba bayangkan jika hidup tanpa seorang "moodbooster". Are you sure that your life would be happy? I think not. You are not!! Karena tanpa di sadari, di dunia ini memang kita masih membutuhkan seseorang lainnya. Untuk sekedar mendengarkan curahan hati kita. Paling tidak mendengarkan itu adalah penghargaan terbaik bagi mereka yang membutuhkan teman untuk bercerita. So... Dear my moodbooster, Once again I wanna thank to you. Coz you already give me spirit. At least I can face the world with