Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2015

Sampai Akhirnya Kau Tidak Harus Tahu Bagaimana Caranya Aku Bersedih 

Entah kenapa malam itu semua tiba tiba berubah. Bahkan sebuah perasaan tak biasa muncul. Dan baru tersadar esok hari sembari perlahan mengingat doa kapan yang sedang Tuhan kabulkan.  Perihal perasaan sendiri pun tetap Tuhanlah yang mengatur. Ah, benar saja,  DIA Maha pembolak balik hati manusia.  3 tahun menyukai pria sama ternyata seperti ini. Tanpa temu. Tanpa hilang sedikitpun rasa. Namun lagi lagi kebiasaannya masih tetap sama. Kembali menghilang. Bahkan setelah kehilangannya tidak tahu harus mengendalikan perasaan yang bagaimana.  Penghujung 29 ternyata memberikan kisah campur aduk yang baru ini di rasa. Ternyata lebih ikhlasku mampu kucipta meski tidak tau alur seperti apa yang akan dijalani nantinya.  Ah, mari tetap semangat. Mari tetap menggantungkan cita cita. Mari untuk jangan membenci perasaan cinta itu sendiri meski berkali kali kandas. 

What about your Senior High School?

Ada dua hal yang harus  kau temukan di masa sekolahmu. Pertama, carilah teman yang akan menemani masa depanmu. Dan yang kedua, carilah guru yang selalu ada di sisimu.Ya, seperti itulah salah satu pesan dari sebuah drama Korea. Masa SMA kata banyak orang adalah masa yang susah untuk dilupakan. Masa dimana banyak yang bilang ababil, alay, anak jaman, atau apalah. Wajar, toh masa muda memang seperti itu. Dimana itu sendiri adalah proses menuju kedewasaan yang seutuhnya. Kalau jaman dulu kita belum tahu caranya menyimpan amarah, caranya bertutur kata yang lebih baik, atau bahkan solusi terbaik hanya menangis, maka itulah kamu saat dulu. Dan pasti, kamu yang sekarang sudah berubah. Kamu tak lagi memikirkan hal paling susah adalah pelajaran matematika, kamu tak lagi menangis hanya karena pacar di ambil orang. Karena kamu yang sekarang telah siap untuk menghadapi dunia. Berusaha bagaimana caranya bertahan hidup tanpa mengganggu orang tua lagi. Dan masa - masa sekolah..... telah menjadi kenan

Anak Indonesia, Butuh Tontonan Bermutu

Gak sengaja di timeline twitter ngebaca beberapa retweet tentang dunia persinetronan Indonesia. Dan ternyata gak sedikit orang yang masih memikirkan tentang tontonan bermutu di Indonesia. Dulu, ketika saya masih di bangku sekolah dasar, kira - kira sekitar tahun 1999-2000-an awal dunia persinetronan Indonesia lebih baik. Sinetronnya masih main seminggu sekali. Acaranya juga bermutu. Tidak melulu dengan acara joged - joged ataupun membuka kehidupan pribadi beberapa orang. Bahkan acara musik pun kini tak lagi pure tentang musik. Intinya, mencari tontonan asik di negeri sendiri cukup sulit. Hanya beberapa channel yang tak mengikuti trend pasar dan biasanya juga channel tv yang baru mulai mengudara. Sedikit ingin mengeluarkan unek - unek saja. Jangan pernah salahkan jika banyak anak Indonesia tak lagi memihak acara - acara negara sendiri. Dapat dipastikan bahwa pikiran mereka pasti sama. "Tidak bermutu". Begitulah hati kecil mereka mengatakannya. Saya pun juga salah satu anak

Pray for Indonesia (Darurat Asap)

Akhir - akhir ini Indonesia terlebih tanah Sumatera telah berubah menjadi negeri kahyangan. Begitulah beberapa orang menyebutnya. Iya, karena asap ada dimana - mana. Miris? Gak usah ditanya lagi. Dan lama kelamaan anak Indonesia tak sedikit yang menderita ISPA. Banyak yang bilang, darurat Asap. Makin lama, sepertinya untuk bernafas pun kita harus bayar. Hal ini dikarenakan tak banyak lagi kita menemukan daerah yang udaranya masih segar. Tentang asap yang semakin merajalela, saya pun tahu bagaimana perasaan masyarakat yang di daerahnya sedang mengalami darurat asap. Gejala penyakitnya pun sudah saya rasakan. Pusing, tenggorokan sakit, bahkan tiap udara yang terhirup malah membuat batuk. Pada akhirnya, setiap orang harus memikirkan bagaimana caranya untuk bertahan dari udara yang tak lagi baik. Tak hanya itu, pendidikan juga terganggu. Banyak yang berkata bahwa generasi mudalah yang akan melanjutkan perjuangan - perjuangan yang orang dewasa sudah lakukan. Tapi.... di usia mereka yang