Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2015

Sampai Akhirnya Kau Tidak Harus Tahu Bagaimana Caranya Aku Bersedih 

Entah kenapa malam itu semua tiba tiba berubah. Bahkan sebuah perasaan tak biasa muncul. Dan baru tersadar esok hari sembari perlahan mengingat doa kapan yang sedang Tuhan kabulkan.  Perihal perasaan sendiri pun tetap Tuhanlah yang mengatur. Ah, benar saja,  DIA Maha pembolak balik hati manusia.  3 tahun menyukai pria sama ternyata seperti ini. Tanpa temu. Tanpa hilang sedikitpun rasa. Namun lagi lagi kebiasaannya masih tetap sama. Kembali menghilang. Bahkan setelah kehilangannya tidak tahu harus mengendalikan perasaan yang bagaimana.  Penghujung 29 ternyata memberikan kisah campur aduk yang baru ini di rasa. Ternyata lebih ikhlasku mampu kucipta meski tidak tau alur seperti apa yang akan dijalani nantinya.  Ah, mari tetap semangat. Mari tetap menggantungkan cita cita. Mari untuk jangan membenci perasaan cinta itu sendiri meski berkali kali kandas. 

Misteri di Derawan

*dibuang sayang* Well, di bawah ini adalah sebuah  short story yang pernah diikutkan di salah satu lomba. Setelah sering ikutan lomba nulis dan akhirnya ada dua naskah yang terpilih jadi kontributor beraama kontributor lainnya dan dibukukan di penerbit indie yang berbeda pula, naskah short story yang satu ini pun juga diikutkan dalam sebuah lomba yang diadakan oleh sebuah penerbit indie lain lagi. Namun sayangnya.... enggak terpilih *sudah biasa* *aku mah apa atuh*. Jadi dari pada mubajir *yang katanya temannya setan* dan enggak mungkin diikutkan lomba lain lagi, pada akhirnya mending di post di blog pribadi aja bahwa pernah ada sebuah naskah yang tidak lolos yang mungkin masih kurang bagus dari pada peserta lain. Okay... enggak usah berlama - lama, Let's read..... MISTERI DI DERAWAN Setelah belasan jam menemp perjalanan mulai dari Bandara Kualanamu menuju Soekarno Hatta, berlanjut menuju ke Tarakan, menggunakan bus ke pelabuhan Malundung lalu kembali melanjutkan perjalanan yang

Beside Me (Part III)

Cerbung Part III Baca Part I di sini Baca Part II di sini "Bahkan aku tidak mengerti kenapa sampai sekarang kamu belum menerima tawaranku untuk menikahimu" ucap pria di hadapku memecah keheningkan dari kami berdua yang tampak asik menyantap makanan. " Bahkan aku juga tidak mengerti kenapa Papa belum menemuiku hingga saat ini. Kamu tahu, alasan terindah ketika anak perempuannya menikah adalah seorang Papa yang langsung menjabat erat tangan pria calon suami anak perempuannya. Aku ingin memastikan di hadapannya bahwa aku benar - benar sudah tumbuh besar". Kuletakkan sendok dan garpu bersamaan di piring putih yang pinggirannya di hiasi garis berwarna emas. Kutatap wajahnya lekat tanpa sepatah kata untuk beberapa saat. Pria itu balas menatapku dengan raut wajah tak seperti baik - baik saja. Ia melipatkan kedua tangannya di atas meja bak anak Sekolah Dasar yang dengan seksama menatap dan mendengar gurunya. Hujan diluar sana mengguyur kota Medan tanpa disangka sebab