Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2016

Sampai Akhirnya Kau Tidak Harus Tahu Bagaimana Caranya Aku Bersedih 

Entah kenapa malam itu semua tiba tiba berubah. Bahkan sebuah perasaan tak biasa muncul. Dan baru tersadar esok hari sembari perlahan mengingat doa kapan yang sedang Tuhan kabulkan.  Perihal perasaan sendiri pun tetap Tuhanlah yang mengatur. Ah, benar saja,  DIA Maha pembolak balik hati manusia.  3 tahun menyukai pria sama ternyata seperti ini. Tanpa temu. Tanpa hilang sedikitpun rasa. Namun lagi lagi kebiasaannya masih tetap sama. Kembali menghilang. Bahkan setelah kehilangannya tidak tahu harus mengendalikan perasaan yang bagaimana.  Penghujung 29 ternyata memberikan kisah campur aduk yang baru ini di rasa. Ternyata lebih ikhlasku mampu kucipta meski tidak tau alur seperti apa yang akan dijalani nantinya.  Ah, mari tetap semangat. Mari tetap menggantungkan cita cita. Mari untuk jangan membenci perasaan cinta itu sendiri meski berkali kali kandas. 

Mungkin Pertemuan Terakhir

#30HariMenulisSuratCinta Halo pria berkacamata, Entah mengapa tiba - tiba saja syaraf pikirku kembali mengingatmu. Hari itu Tuhan mempertemukan kita kembali. Di sebuah acara wisuda yang sama - sama kita datangi. Tapi tak bisa kupastikan bahwa kau juga melihatku. Saat lagi aku kembali melihatmu, detak jantungku tiba - tiba terhenti sedetik kemudian. Lalu kurekahkan bibir dengan kedua bola mata yang tak henti menujumu di seberang sana di antara para tamu undangan lainnya. Padahal waktu itu yang kuinginkan adalah agar kita beradu pandang seperti waktu dulu. Ketika kita masih sering berjumpa. Ketika aku masih bisa menikmati senyummu yang mengarah padaku, pun sebaliknya. Tapi setelahnya ku tatap lekat seseorang di sampingmu. Awalnya tak ku hiraukan. Namun tangannya tiba - tiba melingkar manis di lenganmu sambil memandang ke arah para wisudawan/ti. Saat itu pula langsung bisa kutebak bahwa perempuan itu adalah pendampingmu. Dan tak lama setelah itu, kalian meninggalkan acara. Hilang hing

Kepada Para Pembenci

#30HariMenulisSuratCinta Kepada yang terhormat para pembenci, Ada pinta tulus dariku. Tolong dengan sangat, agar tak melulu mengimani budaya "judge first". Tolong melihat segala hal yang terjadi tak hanya dari satu sisi saja. Kepada yang terhormat para pembenci, Bukankah kita sadar bahwa Tuhan menciptakan umatnya dengan segala kelebihan dan kekurangan? Maka dari itu, sangat diharapkan agar mulutmu tak terus mengucapkan kekurangan setiap orang. Ada kalanya mulut dan hati tak harus terus saling berkomat kamit perihal kebencianmu kepada yang kau benci. Kau tahu betapa keras usaha orang yang kau benci demi mampu mengangkat setumpuk rasa percaya dirinya? Lalu ketika dengan susah payah ia mengumpulkan butiran semangatnya, menumpuknya, kau datang tanpa diundang dengan sebuah kata "di bawah penilaian". Lalu orang tersebut kembali rapuh. Semangatnya hilang. Entah kenapa walau ia tak berusaha memerdulikan perkataanmu, ia tetap tak bisa bangkit dengan tegap seperti kein

Masih Kamu

#30HariMenulisSuratCinta Halo pria bermata indah? Ini adalah surat ke duaku untukmu, koh. Akhirnya Tuhan masih mengijinkan umur untuk terus bertambah lalu membiarkanku menikmati februari di 2016. Ingat tidak bahwa di februari 2015 aku mendoakanmu agar kelak bisa menjadi mata untukku mendatangi kota Barcelona, di tanah spanyol. Dalam waktu dekat ada rencana akan mendatanginya bukan? Berarti nantinya akan ada postingan, baik di instagram ataupun di blog tentang negeri matador itu kan? Ahhh, pasti aku bakalan envy apalagi jika nanti kokoh mendatangi stadion kebanggaan "camp nou". Coz I'm a cule. Oh ya walau telat, Feliz cumpleanos (Happy Birthday) koh Alex ^^… Semoga sehat selalu dan terus mampu memberikan tulisan pun foto - foto penyemangat ya? To be honest, kamu adalah seseorang yang berhasil merubah mindsetku koh. Pastinya untuk harus semangat pun selalu melihat segala hal dari berbagai macam sisi. Aku juga berharap agar nantinya kokoh bisa mendatangi negeri ginseng

Apa Kabar?

Ada yang membisik pelan pada telinga bahwa seseorang di sana juga tengah ragu - ragu pada masa depannya. Lalu syaraf - syaraf otakku entah kenapa kembali padamu. Kenapa harus kamu lagi? Padahal aku sudah lelah untuk mengingat - ingat wajahmu dan terus mengharap tentang seperti apa kita. Di kolong langit, kutatap lembut langit yang sedang terbakar. Sepertinya jingga di langit sore ingin memain - mainkan keindahannya. Kupejamkan mata sejenak sembari menarik berat nafas yang tadinya begitu sesak di dada. Dalam hati, ada kata - kata yang ingin sekali kutanyakan padamu tuan: "Kamu, Apa Kabar???"

Aku Butuh Kamu

#30HariMenulisSuratCinta   Ada kuncup kuncup bunga yang bermekaran setiap hari. Tentang aromanya? Tak usah ditanya. Menyegarkan. Mampu membuat syaraf - syarafku terbebas dari kelabu. Dan seharusnya kuharap kamu pun seperti itu. Terus mampu menyegarkan ingatan dan mampu menjadi sandaran kala aku butuh tempat pengaduan.  Kamu dengar, aku butuh kamu. Aku butuh kamu sebagai  penyemangatku seperti dulu. Aku butuh kamu sebagai tempat pengaduan terbaik. Aku butuh kamu sebagai pria pelindung yang enggan menyakiti wanita. Aku butuh kamu untuk menenangkan hatiku kala gundah bersarang di hati lalu memintamu memelukku, sejenak. Aku butuh kamu sebagai kamu yang selalu mampu membuatku jatuh cinta kepadamu berkali - kali. Aku butuh kamu, di sini. Di sampingku hingga ke saat di mana janur kuning melengkung. Lalu tak ada alasan kita untuk harus berpisah. Tak ada alasan bahwa kita tak lagi cocok. Karena seharusnya yang di cari adalah saling mengerti. Bukan hanya ingin di mengerti.

Tak Butuh Alasan

#30HariMenulisSuratCinta Hey, Kamu Anggap saja ini suara hatiku; "Kapan ada rencana ingin menua bersama? Sambil membesarkan anak - anak titipan Tuhan. Lalu terus saling mencinta. Dan jika kelak selalu muncul sebuah senyuman, maka kita tak lagi  memerlukan sebuah alasan. Sebab mencintaimu pun begitu. Tak butuh alasan".

Kala Hujan

#30HariMenulisSuratCinta Setiap hari langit sering bimbang. Entah ingin membiarkan matahari berlama - lama menyapa jejak - jejak manusia yang giat bekerja atau ingin menghadirkan gulungan awan hitam yang siap menjatuhi guyuran cintanya. Guyuran cinta? Atau Guyuran sedih? Mmm aku tak begitu tahu. Walau banyak orang menganggap hujan itu identik dengan "kesedihan" tetapi sebenarnya hujan itu rahmat. Maka dari itu, berdoalah ketika hujan sedang turun karena saat itu Tuhan sedang menurunkan rahmat-Nya (katanya seperti itu). Berdoa saja, tapi jangan malah ikut mandi hujan sebab air hujan yang turun pertama itu tak baik bagi tubuh. Karena air hujan yang turun pertama membawa zat - zat kimia di atmosfer. Alam memang selalu menyuguhkan keindahan. Bahkan dibalik aroma hujan yang mengundang masa lalu untuk mampir kembali menemani kita sembari menyesap pelan coklat hangat, tanpa di sadar diam kita akan terselingi dengan senyum kecil. Guratan senyum terlampir manis walau sederhana. Huj