Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2020

Sampai Akhirnya Kau Tidak Harus Tahu Bagaimana Caranya Aku Bersedih 

Entah kenapa malam itu semua tiba tiba berubah. Bahkan sebuah perasaan tak biasa muncul. Dan baru tersadar esok hari sembari perlahan mengingat doa kapan yang sedang Tuhan kabulkan.  Perihal perasaan sendiri pun tetap Tuhanlah yang mengatur. Ah, benar saja,  DIA Maha pembolak balik hati manusia.  3 tahun menyukai pria sama ternyata seperti ini. Tanpa temu. Tanpa hilang sedikitpun rasa. Namun lagi lagi kebiasaannya masih tetap sama. Kembali menghilang. Bahkan setelah kehilangannya tidak tahu harus mengendalikan perasaan yang bagaimana.  Penghujung 29 ternyata memberikan kisah campur aduk yang baru ini di rasa. Ternyata lebih ikhlasku mampu kucipta meski tidak tau alur seperti apa yang akan dijalani nantinya.  Ah, mari tetap semangat. Mari tetap menggantungkan cita cita. Mari untuk jangan membenci perasaan cinta itu sendiri meski berkali kali kandas. 

BANGKIT

Setiap orang pernah patah hati Namun bangkit adalah alasan agar tetap bertahan Pada keadaan yang tiap hari menjelma entah seperti apa-apa saja Bisa saja penuh liku Bisa saja penuh derai air mata lagi Bisa saja penuh bahagia Bisa saja penuh lelah Bersosialisasilah Pada teman yang terkadang membuatmu geram Mungkin saja ada nasehat baik dibalik bullyan Mungkin saja juga ada penguatan Dan mungkin saja ada perubahan Lelah memang menaruh harap pada si penutup harap Cintamu dipaksa berhenti tanpa aba-aba Hatimu ditinggal sendiri tanpa lagi ia hiraukan

Berdamai dengan Menyelesaikan

2 tahun setelah kepergiannya, doa wanita berbaju merah bercorak itu masih sama. Rapalan di sujudnya pun masih tetap mengharap Tuhan akan selalu menjaga pria yang pernah dicintainya. Walaupun ia sadar betul bahwa mencintai belum tentu harus memiliki. Ditatap nya lembut seorang pria hampir menuju usia ke 30 tahun sedang memainkan gelembung-gelembung yang ditiup oleh sang buah cinta. Lelaki kecil berbaju hitam itu terus mengurai senyum dan sesekali berlari kecil mengayunkan tangan kanannya yang sedang memegang penghembus gelembung. Pelangi-pelangi kecil terperangkap dalam gelembung lalu memudar tertiup angin sore. Di ufuk barat, Jingga tampak mengintip sembari mengibaskan selimut keunguan. "Enggak mau nyapa? " Kata wanita disebelahku yang sedari tadi menatap mataku yang mengarsir senyum sendu. " Hmmm? Enggak berani" " Masih menjaga hati? Lagi? " Tanyanya yang kusahut dengan tawa kecil. "Entah hati ini atau hati yang di sana. Ada banyak hati yang har