Entah kenapa malam itu semua tiba tiba berubah. Bahkan sebuah perasaan tak biasa muncul. Dan baru tersadar esok hari sembari perlahan mengingat doa kapan yang sedang Tuhan kabulkan. Perihal perasaan sendiri pun tetap Tuhanlah yang mengatur. Ah, benar saja, DIA Maha pembolak balik hati manusia. 3 tahun menyukai pria sama ternyata seperti ini. Tanpa temu. Tanpa hilang sedikitpun rasa. Namun lagi lagi kebiasaannya masih tetap sama. Kembali menghilang. Bahkan setelah kehilangannya tidak tahu harus mengendalikan perasaan yang bagaimana. Penghujung 29 ternyata memberikan kisah campur aduk yang baru ini di rasa. Ternyata lebih ikhlasku mampu kucipta meski tidak tau alur seperti apa yang akan dijalani nantinya. Ah, mari tetap semangat. Mari tetap menggantungkan cita cita. Mari untuk jangan membenci perasaan cinta itu sendiri meski berkali kali kandas.
Saat itu ada senyum dalam hati. Ya, kamu. Entah apa istimewanya kamu di mata orang. Untukku, kamu adalah sesederhana dari rindu. Cukup ada dengan rasa keingin tahuanmu yang menjadi ciri khasmu sejak dulu. Kenapa? Kamu ingin tahu siapa lelaki yang aku bilang tampan selain kamu? Atau kamu ingin tahu siapa lelaki yang kusapa dengan ramah? Tenang, cuma kamu yang bisa membuat senyum tak berkesudahan. Kamu, apa kabar? Apa kabar dengan hatimu? Bukankah obat patah hati adalah jatuh cinta kembali? Tapi terserah kamu jika ingin bermain - main dengan pekerjaan barumu terlebih dahulu. Ketika kamu datang, aku cukup senyum dari balik punggungmu. Yah, aku selalu suka dengan punggungmu. Aku suka caramu berbalik arah mengarahkan mata ke arahku dan aku memalingkan tatapanku dari balik punggungmu seketika. Dan kembali melihat punggungmu yang hilang di penghujung jalan. Sampai detik ini masih tak ku tahu. Bius apa yang kau miliki untukku dapat seketika memiliki inspirasi terindah masuk ke dunia tulisan.