Saat itu ada senyum dalam hati. Ya, kamu. Entah apa istimewanya kamu di mata orang. Untukku, kamu adalah sesederhana dari rindu. Cukup ada dengan rasa keingin tahuanmu yang menjadi ciri khasmu sejak dulu. Kenapa? Kamu ingin tahu siapa lelaki yang aku bilang tampan selain kamu? Atau kamu ingin tahu siapa lelaki yang kusapa dengan ramah? Tenang, cuma kamu yang bisa membuat senyum tak berkesudahan. Kamu, apa kabar? Apa kabar dengan hatimu? Bukankah obat patah hati adalah jatuh cinta kembali? Tapi terserah kamu jika ingin bermain - main dengan pekerjaan barumu terlebih dahulu.
Ketika kamu datang, aku cukup senyum dari balik punggungmu. Yah, aku selalu suka dengan punggungmu. Aku suka caramu berbalik arah mengarahkan mata ke arahku dan aku memalingkan tatapanku dari balik punggungmu seketika. Dan kembali melihat punggungmu yang hilang di penghujung jalan.
Sampai detik ini masih tak ku tahu. Bius apa yang kau miliki untukku dapat seketika memiliki inspirasi terindah masuk ke dunia tulisan. Kamu adalah objek kata terhebat. Kelak jika kamu takdirku, tak akan henti kuhujani hari - hari mu dengan kata - kata indahku.
Dulu, melupakanmu adalah caraku menatap masa depan tanpamu. Tapi kedatanganmu itu menghasil candu. Bagaimana bisa kata 'lupa' menjadi janji yang ku cipta? Jika dulu aku hanya sekadar pengagum kata dari rahne putri dan zarry hendrik. Karenamu aku menjadi perangkai kata. Tanpa disadari, ternyata hadirmu dapat menghasilkan banyak kata. Entah itu bahagia, entah itu sedih tak berujung.
Ketika kamu datang, ada kata terucap di hati. Kenapa datang kembali? Tapi ada kata - kata pembantah lain yang membuat masa lalu bermain - main di ingatan kembali. Ah, entah apa salah aku, kamu, dan waktu.
Jika kelak kita lama tak bertemu dan di satu moment kita dipertemukan kembali, aku minta maaf jika kembali menuliskan sesuatu tentangmu. Lagi. Sekali lagi, kamu itu candu kataku. Belum ada yang dapat menggantikannya.
Ketika kamu datang, selamat datang. Selamat membuat rindu. Selamat mengingat kembali masa lalu. Selamat membuat matamu terekam di memory.
Comments
Post a Comment