Entah kenapa malam itu semua tiba tiba berubah. Bahkan sebuah perasaan tak biasa muncul. Dan baru tersadar esok hari sembari perlahan mengingat doa kapan yang sedang Tuhan kabulkan. Perihal perasaan sendiri pun tetap Tuhanlah yang mengatur. Ah, benar saja, DIA Maha pembolak balik hati manusia. 3 tahun menyukai pria sama ternyata seperti ini. Tanpa temu. Tanpa hilang sedikitpun rasa. Namun lagi lagi kebiasaannya masih tetap sama. Kembali menghilang. Bahkan setelah kehilangannya tidak tahu harus mengendalikan perasaan yang bagaimana. Penghujung 29 ternyata memberikan kisah campur aduk yang baru ini di rasa. Ternyata lebih ikhlasku mampu kucipta meski tidak tau alur seperti apa yang akan dijalani nantinya. Ah, mari tetap semangat. Mari tetap menggantungkan cita cita. Mari untuk jangan membenci perasaan cinta itu sendiri meski berkali kali kandas.
Manusia itu unik. Ada yang menghambakan dirinya menjadi seorang pecinta senja (sunset), penikmat sun rise, pecinta laut, penjelajah gunung, hingga mengikrarkan menjadi seorang sahabat dari sebuah danau. Unik dan mempunyai cara tersendiri untuk bahagia mengutas sebuah simpul yang tak akan merugikan banyak orang. Sebuah kebahagiaan paling sederhana yang tak butuh banyak materi menikmatinya. Terkadang menjadi sahabat alam memang mengasyikkan. Mereka tak pernah berdusta. Mereka adalah penghibur terbaik dengan diamnya.
Inspirasi memang bisa di dapat dari mana saja. Tapi ada yang lebih indah dari sebuah kota besar yang di sana tak banyak di temukan gedung - gedung pencakar langit, polusi yang tak jarang menggerogoti tenggorokanmu. Ya, kota kecil dengan alamnya yang indah.
Ada rasa haru jika menikmati apa yang menjadi kecintaan kita pada alam. Ia bagai sebuah kejutan dengan pertunjukan alamiahnya. Tanpa sentuhan tangan - tangan yang telah terbercak dosa.
Bahagia itu sederhana. Ya, kata - kata sederhana, simple, yang tak pernah berbohong. You deserve to be happy. Penggalan kutipan dari seorang Alexander Thian yang ku benarkan artinya. Setiap orang berhak bahagia. Tergantung dari cara kita sendiri, karena kita yang menentukan kebahagiaan kita. Bukan orang lain. Terkadang hanya dengan sebuah senyuman dari seorang yang kau kagumi, sebuah sapaan sederhana "selamat pagi" dari orang yang kau idolakan, dan candaan bersama sahabat atau keluarga kecintaanmu kau sudah bisa merasakan kebahagiaan. Itulah arti dari "bahagia itu sederhana". Murah tanpa mengharap berlebih.
Aku adalah salah satu penikmat alam. Alam telah membuat mata dan hati berkolaborasi mengucap syukur. Sederhananya, permainan alam dapat membuat kita tertegun, berkata - kata dalam hati. Menyadarkan bahwa sebenarnya alam telah mengajarkan kita banyak hal. Bersyukur, berhati-hati, tolong menolong, dan bahagia.
Alam dapat menghidupkan juga menjatuhkan.
Tolak ukur kebahagiaan bukan karena uang saja. Iman, waktu, kebersamaan, tawa, canda adalah hal yang mengisi suatu kebahagiaan.
Senja. Aku dapat berlama - lama menatapnya yang seakan perlahan - lahan membuat atraksi indah sebelum perpisahan. Kata syukur juga tak terhenti di guratan - guratan lidahku. Aku bisa saja melupakan waktu karena senja. Ia telah memanjakanku. Dengan sinarnya, burung - burung yang lintasan jalan pulangnya sekadar menyapa senja, awan yang terkadang bermain - main ingin menghilangkan senja dari pandangan mata, segera. Hingga pada suara adzan yang menyadarkanku harus berpindah pandang dan tempat.
Dari alam aku tidak hanya belajar hidup. Tapi berteman. Pernah membagi keluh. Menceritakan dia, aku, dan waktu. Dan aku, berhak untuk bahagia.
Comments
Post a Comment