Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2015

Sampai Akhirnya Kau Tidak Harus Tahu Bagaimana Caranya Aku Bersedih 

Entah kenapa malam itu semua tiba tiba berubah. Bahkan sebuah perasaan tak biasa muncul. Dan baru tersadar esok hari sembari perlahan mengingat doa kapan yang sedang Tuhan kabulkan.  Perihal perasaan sendiri pun tetap Tuhanlah yang mengatur. Ah, benar saja,  DIA Maha pembolak balik hati manusia.  3 tahun menyukai pria sama ternyata seperti ini. Tanpa temu. Tanpa hilang sedikitpun rasa. Namun lagi lagi kebiasaannya masih tetap sama. Kembali menghilang. Bahkan setelah kehilangannya tidak tahu harus mengendalikan perasaan yang bagaimana.  Penghujung 29 ternyata memberikan kisah campur aduk yang baru ini di rasa. Ternyata lebih ikhlasku mampu kucipta meski tidak tau alur seperti apa yang akan dijalani nantinya.  Ah, mari tetap semangat. Mari tetap menggantungkan cita cita. Mari untuk jangan membenci perasaan cinta itu sendiri meski berkali kali kandas. 

Beside Me (Part II)

#ShortStory #Part II Baca Part I  disini " ini formulirnya pak" " loh, kenapa sya? Bukannya kamu suka menulis? Dan bukannya kamu sering mengikuti kompetisi menulis?" " Sepertinya saya tidak bisa pak. Mood saya tidak cukup baik akhir - akhir ini. Permisi" kuakhiri pembicaraan kami berdua dengan hening membuntuti tanda tanya. Harus kurelakan sebuah kompetisi menulis itu karena tak tahu lagi bagaimana aku dapat melanjutkannya. Tak ada alasan lebih jelas yang membuatku terpaksa mengikutinya. Wajah lelahku menyapa ruangan kelas dengan langkah gontai tak tegas. Kuambil tasku lalu kembali kutapakkan jejak meninggalkan ruangan kelas tanpa sepatah kata. Drrrtttt drrtttt drrttttt getaran yang ketika menemui dosen Object Oriented Programmingku terus bergetar masih tetap tak kuhiraukan. Kutatap cahaya matahari yang kini tepat berada di atas kepala mengartikan pukul 12.00 siang merangkak naik. Kuikat rambutku yang tadinya tergerai melindungi tengkukku, menyeka ke

Beside Me

#ShortStory Part I " Apa maksudmu? Kau cari mati?" Ia menyombongkan wajahnya tepat di hadapan wajahku. Pria yang tak terlihat dewasa itu tampak tak penting lagi di hadapku. Kubalikkan badanku, tak lagi menatap wajah dengan guratan kemarahannya yang aku pikir sudah di tingkat paling tinggi. Baru saja beberapa langkah, ia pun kembali mengejarku dan terdiam di hadapku lagi. Tanpa basa basi ia memegang tanganku dan menyeretku sesukanya ke balkon kampus yang mengarah ke lapangan bola basket. " Kau, kau sedang mengadu dombaku kan?" " Adu domba?" Kunaikkan alis mataku yang menantangnya. "Apa kau gila? Kau pikir aku wanita dengan sikap yang aneh sepertimu?" Kupalingkan wajahku dan secarik kertas tertinggal bersamanya. Sepertinya hari ini perasaanku sedang tidak baik sejak pagi tadi. Kakakku yang tanpa memberi tahuku terlebih dahulu membawa laptop yang mana terdapat tugas presentasiku hari ini. Alhasil, jadwal presentasiku pun diundur dengan nilai yan