Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2018

Sampai Akhirnya Kau Tidak Harus Tahu Bagaimana Caranya Aku Bersedih 

Entah kenapa malam itu semua tiba tiba berubah. Bahkan sebuah perasaan tak biasa muncul. Dan baru tersadar esok hari sembari perlahan mengingat doa kapan yang sedang Tuhan kabulkan.  Perihal perasaan sendiri pun tetap Tuhanlah yang mengatur. Ah, benar saja,  DIA Maha pembolak balik hati manusia.  3 tahun menyukai pria sama ternyata seperti ini. Tanpa temu. Tanpa hilang sedikitpun rasa. Namun lagi lagi kebiasaannya masih tetap sama. Kembali menghilang. Bahkan setelah kehilangannya tidak tahu harus mengendalikan perasaan yang bagaimana.  Penghujung 29 ternyata memberikan kisah campur aduk yang baru ini di rasa. Ternyata lebih ikhlasku mampu kucipta meski tidak tau alur seperti apa yang akan dijalani nantinya.  Ah, mari tetap semangat. Mari tetap menggantungkan cita cita. Mari untuk jangan membenci perasaan cinta itu sendiri meski berkali kali kandas. 

Pintu Terakhir

Kesalahan adalah pembelajaran. Dan saat ini Tuhan benar -  benar mengetuk pintu hati. Teruntuk kamu yang pernah datang, Terima kasih atas pembelajaran hidup yang luar biasa ini.. Terima kasih telah mengenalkanku akan kejamnya beberapa bagian dari perjalanan hidup Terima kasih telah membuat aku jatuh perlahan - lahan Terima kasih telah menyadarkan bahwa hidup itu melelahkan namun harus tetap berjuang Terima kasih telah membuat pikirku tak lagi mudah menerima pria lain yang mungkin hanya mempermainkan Kini ada deruan ombak menyapa hati Yang perlahan kucoba sabarkan dada sambil sesekali mengusap perih Lalu kembali menyadarkan hati dan menghatur kembali pada sang pencipta Bahwa aku tak lagi boleh serendah ini Bahwa aku tak pantas dipijak secara perlahan lalu mati tak berguna Bahwa aku tak lagi boleh memberikan seluruh hati selain untuk keluarga tercinta. Semoga ingatan baikku tak membuat benci terus merajalela Semoga tulisan pengingat ini tetap menjadi cubitan kecil kala aku

Pintu Terakhir

Kesalahan adalah pembelajaran. Dan saat ini Tuhan benar -  benar mengetuk pintu hati. Teruntuk kamu yang pernah datang, Terima kasih atas pembelajaran hidup yang luar biasa ini.. Terima kasih telah mengenalkanku akan kejamnya beberapa bagian dari perjalanan hidup Terima kasih telah membuat aku jatuh perlahan - lahan Terima kasih telah menyadarkan bahwa hidup itu melelahkan namun harus tetap berjuang Terima kasih telah membuat pikirku tak lagi mudah menerima pria lain yang mungkin hanya mempermainkan Kini ada deruan ombak menyapa hati Yang perlahan kucoba sabarkan dada sambil sesekali mengusap perih Lalu kembali menyadarkan hati dan menghatur kembali pada sang pencipta Bahwa aku tak lagi boleh serendah ini Bahwa aku tak pantas dipijak secara perlahan lalu mati tak berguna Bahwa aku tak lagi boleh memberikan seluruh hati selain untuk keluarga tercinta. Semoga ingatan baikku tak membuat benci terus merajalela Semoga tulisan pengingat ini tetap menjadi cubitan kecil kala aku

Sebatas Tepian Hijab

Kusampaian bait-bait doa setiap hari Perihal apa - apa yang ku rasa Namun tetap pada hakikat dan norma-normanya... Bukankah tak selamanya yang mencinta harus saling memiliki? Bukankah setiap apa yang kita ingin harus selalu tersegerakan? Lalu kulekatkan kembali remah-remah hati yang sebelumnya patah Seperti yang seseorang katakan, Mencintailah hanya sebatas tepian hijab Agar apa yang tertutup erat tak terlepas sebab kecewa Agar setiap manusia tetap mengerti akan batasannya Agar aku dan kamu tetap baik - baik saja Selamanya... Menjadi teman terbaik Hingga menutup mata....