Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2016

Sampai Akhirnya Kau Tidak Harus Tahu Bagaimana Caranya Aku Bersedih 

Entah kenapa malam itu semua tiba tiba berubah. Bahkan sebuah perasaan tak biasa muncul. Dan baru tersadar esok hari sembari perlahan mengingat doa kapan yang sedang Tuhan kabulkan.  Perihal perasaan sendiri pun tetap Tuhanlah yang mengatur. Ah, benar saja,  DIA Maha pembolak balik hati manusia.  3 tahun menyukai pria sama ternyata seperti ini. Tanpa temu. Tanpa hilang sedikitpun rasa. Namun lagi lagi kebiasaannya masih tetap sama. Kembali menghilang. Bahkan setelah kehilangannya tidak tahu harus mengendalikan perasaan yang bagaimana.  Penghujung 29 ternyata memberikan kisah campur aduk yang baru ini di rasa. Ternyata lebih ikhlasku mampu kucipta meski tidak tau alur seperti apa yang akan dijalani nantinya.  Ah, mari tetap semangat. Mari tetap menggantungkan cita cita. Mari untuk jangan membenci perasaan cinta itu sendiri meski berkali kali kandas. 

Keep Writing, Blogger 😊

Katanya tidak ada manusia yang abadi hingga pada akhirnya kita akan kembali padaNya. Sang pemilik kehidupan. Sebab itulah tak jarang banyak dari mereka yang ingin abadi. Ingin tetap diingat oleh orang - orang kecintaan mereka, bahkan oleh jejak mereka lainnya yang bahkan tak pernah dikenal sekalipun. Dan katanya lagi jika ingin abadi, maka menulislah. Tentang apapun yang hati rasa yang mungkin saja bisa menginspirasi beberapa orang di sana. Ketika Tuhan menciptakan semesta, Tuhan berharap banyak agar kita mencintainya. Begitu pula dengan alam. Dan begitupula dengan kita. Diri kita sendiri. Dan seperti itulah aku. Tidak hanya diriku, tapi aku ingin mengabadikan ibuku. Wanita terindah yang tak lagi bisa menemani langkah - langkah serta tawaku di dunia. And mom... let's become immortal together. Mari bersama - sama membuat nama kita terus diingat. Membuat cerita hidup yang mungkin terlupa bisa kita ingat lagi melalui diary digital masa kini. Sebab setiap yang pelupa pasti butuh p

Selamat Hari Listrik Nasional

I know that I am not employee of PLN. But being a yantek is a pleasure. Tidak memungkiri bahwa sometimes ada kutukan - kutukan kecil kita pada perusahaan negara tersebut. Tapi ketika kita tahu bagaimana di dalamnya, cara kerjanya, maka percayalah kutukan - kutukan tersebut akan hilang. Dan berganti dengan anggukan - anggukan turut mengapresiasi cara kerja mereka. Terutama di bagian pelayanan gangguan Teknik (Distribusi). Sebab mereka menantang nyawa. Nyawa yang tak bisa di bayar dengan apapun. Taruhan nyawa yang pada awalnya pun tak pernah saya ketahui begitu hebatnya. Karena hari ini bertepatan dengan "Hari Listrik Nasional", saya pun mengharap agar kelistrikan kita semakin bagus. Agar para pekerjanya selalu dilindungi oleh Allah SWT saat bekerja, agar peluh mereka pun berbuah hasil yang memuaskan, dan agar para pohon - pohon cantik tidak terus -terusan menimpa kabel HUTM kita. Dan agar tidak ada sabotase lagi atas benda - benda yang sengaja dilempar ke kabel HUTM oleh oran

Merindumu

Bu...  hari ini adalah makan malam diluar  dimana pertama kali tanpamu.  Entah harus bahagia sebenarnya atau hanya pura - pura saja.  Di sana, mata kami memerah.  Terlebih ketika melihat jodohmu di dunia yang kuharap juga menjadi jodohmu di akhirat bu.  Ada buliran yang perlahan jatuh membasahi pipinya.  Ia sedang merindu.  Merindu teman hidup yang kini telah Tuhan pisahkan darinya. Bu....  andaikan kau masih ada di sini, pasti malam ini begitu indah. Bersamamu kami ceritakan hal yang kami rasakan mungkin sambil tertawa riang. Bu...  semoga tenang di sana ya. Kami.... merindumu.

Hanya Tolong Saja

Ibu... maaf membawa - bawamu lagi. Harapku semoga kau selalu tenang di sana. Bu.. boleh aku membagi apa yang hati rasa?  Entahlah, mungkin akhir - akhir ini moodku sedang tak baik. Emosiku labil. Terlebih ketika ada orang lain selain ibu dan ayah yang dengan beraninya coba memarahiku. Saat itu sedihku semakin bertambah. Haruskah anak perempuan yang sudah tak lagi mempunyai ibu ini disakiti hatinya? Sejak kepergianmu bu, aku semakin sensitif. Tangisku tak bisa lagi kutahan. Dan hati ini pun begitu. Hati ini tak lagi merasa terlindungi. Ya.. mungkin itulah penyebab mengapa ia semakin sensitif. Bu... Aku rindu. Ternyata semelelahkan ini ya menghadapi sifat - sifat manusia di bumi.... Dulu saat aku lelah oleh dunia, hal terbaik yang membuatku tenang adalah melihat wajahmu dari dekat. Dan sekarang? Bagaimana? Bu... Boleh minta tolong? Tolong untuk selamatkan saja hati ini. Dari dia, dari mereka - mereka yang tak bisa bertanggung jawab.