Skip to main content

Posts

Showing posts from 2020

Sampai Akhirnya Kau Tidak Harus Tahu Bagaimana Caranya Aku Bersedih 

Entah kenapa malam itu semua tiba tiba berubah. Bahkan sebuah perasaan tak biasa muncul. Dan baru tersadar esok hari sembari perlahan mengingat doa kapan yang sedang Tuhan kabulkan.  Perihal perasaan sendiri pun tetap Tuhanlah yang mengatur. Ah, benar saja,  DIA Maha pembolak balik hati manusia.  3 tahun menyukai pria sama ternyata seperti ini. Tanpa temu. Tanpa hilang sedikitpun rasa. Namun lagi lagi kebiasaannya masih tetap sama. Kembali menghilang. Bahkan setelah kehilangannya tidak tahu harus mengendalikan perasaan yang bagaimana.  Penghujung 29 ternyata memberikan kisah campur aduk yang baru ini di rasa. Ternyata lebih ikhlasku mampu kucipta meski tidak tau alur seperti apa yang akan dijalani nantinya.  Ah, mari tetap semangat. Mari tetap menggantungkan cita cita. Mari untuk jangan membenci perasaan cinta itu sendiri meski berkali kali kandas. 

Terima Kasih Cinta

Kepada kamu yang selalu kuselipkan namamu sebelum Aamiinku, Aku tahu bukan perkara mudah membuka hati, Bukan butuh waktu sebentar untuk saling mengenal, Tenang, Aku tak butuh beberapa hal terjadi secara terburu-buru Porsimu kupahami Sampai kapan waktu paling tepatmu semoga aku sabar menanti Aku hanya meminta Agar kamu tidak menyakiti diri sendiri Berbahagialah, Aku akan selalu menjadi pendukung tak terlihatmu

Untuk Kamu

Ada banyak malam kukhawatirkan perihal rasa ini Ada banyak tanya yang kemudian berubah menjadi tanda seru Entah sudut pandang ku yang salah Atau memang sudut pandangmu sama denganku hingga ada rasa putus asa yang semakin memelukku

Sebelas

Ada tanggal asing yang tak pernah kubayangkan sebelumnya, Ada bulan baru yang namanya kini melekat sempurna setelah bulan Mei, favoritku Ada kalajengking yang tak bisa kupisahkan dari sosokmu Dibalik lembutnya tampilan luarmu, Aku tahu ada kuatnya jiwa serta manisnya sifat yang kau miliki Di awal sebelas tahun ini aku bersyukur bisa mengabadikannya untukmu Aku bersyukur menjadi bagian kecil dari perjalanan hidupmu Aku bahagia pernah m engenalmu di 7 bulan terakhir Selamat 3 nopember pria tercintaku Semoga Tuhan mengaminkan semua pinta yang kau hatur Semoga Tuhan pun menjatuhkan doaku untukmu sesegera mungkin Kau tahu, Akan selalu ada telinga untuk mendengar kisah hidupmu Dan telah ku persiapkan bahu untuk menyandarkan semua lelah-lelahmu...

10/10

"Apa yang membuatmu bertahan jatuh cinta dengan orang yang sama setiap hari padahal orang tersebut tak membuka hatinya penuh untukmu?" "Kamu tahu, bahkan akupun heran kenapa aku bisa sesetia ini mencintai seseorang"

My Other Half

Aku pernah meminta hati pada yang punya hati Bukan pada sang pemilik hati. Lalu Allah jauhkan aku dengannya. Sejauh-jauhnya dan tak dipertemukan lagi. Padamu, Kuubah cara jatuh cintaku... Lelah memang, Apalah aku yang hanya memiliki predikat manusia biasa. Terlebih menunggu hati dari yang punya hati dengan melewati sang pemilik hatinya  terlebih dahulu. Iya, Tuhan kita.... Entah kamu yang terlalu istimewa, Atau aku yang sedang diingatkan Tuhan bahwa ke-patah-hatianku dulu disebabkan ketidak taatanku pada-Nya. bahwa mencintai diri sendiri pun harus dilakukan terlebih dahulu sebelum mencintai hamba Tuhan yang lainnya... Padamu hamba Tuhan yang kucinta, Ada ribuan doa dan Al-Fatihah tertuju padamu melalui-Nya Tetaplah menjadi pria setia Bukankah katanya jodoh cerminan dari diri kita?

Hi September

Di gulungan Agustus ada banyak kebahagiaan Kuharap bulan berikutnya masih kamu yang bernaung di hati Kuharap tidak ada kehilangan seperti bulan-bulan kemarin Sebab rapuhku sudah pasti akan menjadi Aku tidak tahu sampai kapan kamu akan menenangkan hati ini Tapi mohon cobalah tinggal lebih lama Sudah kumusnahkan masa lalu dalam pikiran Sudah kutepikan lelaki lain yang mencoba masuk entah sekadar ingin tahu atau memang sungguh-sungguh Tuan, Kelak akan kutentramkan hatimu jika gusar merenggut tenangmu Akan kudengar lebih dekat semua cerita hari-hari yang ingin kau keluhkan Akan kunikmati semua kisah hidupmu Serta akan kupeluk erat tubuh kekarmu jika nanti rapuh menyentuh ragamu

Matamu yang Teduh

Bagian yang tak bisa berlama - lama kulakukan ialah menatap matamu Seolah tajamnya pisau pun tak lagi tajam dibandingkan pupil yang semakin menghipnotis siapapun yang menatapmu Namun di sana ada keteduhan yang belum pernah ku rasakan di mata lainnya Umpama tempat ternyaman, Matamu kerap menjadi bagian favoritku Begitu teduh lalu meluluh lantakan hati Bak air yang tenang namun mampu membalikkan kapal jika bersanding dengan badai Tuan, Bersandinglah di sini Jika belum siap, Beri tahu aku harus berapa lama menunggumu

Bagaimana Jika Selamanya (?)

Entah bagaimana jadinya ketika nanti kulihat kau bersanding dengan perempuan yang bukan aku Mungkin saat itu tangisku akan tumpah berhari-hari Mungkin akan ada peluk sendiri yang kurengkuh di malam-malamku Atau ada harap kembali yang berkali-kali harus kutepis hebat Kelak jika masing - masing dari kita tak saling bertakdir, Aku hanya ingin benar-benar menghilangkan semua ingatan yang selalu mengarah padamu Walau sedikit tak yakin Semoga jika hal itu benar terjadi, Aku mampu kuat.. Entahlah, Hilangmu sekali saja sudah buatku berantakan Bagaimana jika selamanya(?)

Jaga Rindumu

Ada banyak tanya kepedulian yang selalu ingin ku jabarkan Tapi biarlah hening tetap menguasai agar kita masih bisa tetap menjaga batas perasaan Lebih baik jarang bertanya kabar Daripada membuatmu risih oleh segudang pertanyaan Aku pernah mempersiapkan tempat untuk patah hati saat mencintaimu Sebab kutahu bahwa mencintai sudah pasti memberikan separuh hati Bukan pesimis, Hanya saja biar Tuhan yang mengatur masa depan kita masing-masing Biarlah ikhtiar serta doa-doa mengalir memenuhi perjuangan mencintaimu karena Tuhan Aku tahu kita saling merindu Namun biar saja rindu kita tetap dibatasi agar tetap di jalan yang seharusnya Tidak berbuat dosa Tidak mengesampingkan agama demi cinta Jika kelak Tuhan mengaminkan doaku untuk berjodoh denganmu, Akan kulampiaskan rinduku yang tak berkesudahan ini Melampiaskannya secara halal Melampiaskan rindu yang kelak tak lagi memikirkan dosa apapun Sebab sudah pasti Tuhan pun meridhoinya Teruntuk kamu, Tetap jaga rindumu... Tetap bersuj

Datang Kembali

Aku tidak tau doa mana dan kapan yang dikabulkan Tuhan Yang kutahu, aku takkan berhenti meminta padaNya. Bisa jadi doa sebulan lalu, atau setahun lalu datang dihari ini Benar memang, Minta apapun itu pada sang pemilik hati, Bukan pada sang manusianya.. Sebab mereka bisa saja pergi, Tapi Tuhan tak akan membiarkan kita sendiri melewati masalah-masalah hidup yang berdatangan Aku percaya dengan mengandalkan Tuhan, Tuhan akan mengendalikan semuanya.. Oh ya, Terimakasih sudah datang kembali Hilangmu cukup sekali, Nanti jangan lagi...

Menunggu Waktu yang Tepat

Kita sama-sama saling menunggu Menunggu saling berkabar Menunggu ada yang memulai Menunggu hingga pada akhirnya waktu bisa saja lupa menyatukan Entah perasaan mana yang harus diselamatkan Akupun tak tahu Akun bahkan tak tahu harus mengutamakan logika atau hati Yasudahlah... Kita nikmati saja prosesnya Tak usah banyak protes bukan? Tuhan maha tahu, Bukankah sejauh dan selama apapun dipisahkan, Jika memang sudah jodohnya.. Pasti akan dipertemukan. Seperti kisah Nabi Adam dan Hawa yang lama dipisahkan hingga akhirnya bertemu di Jabal Rahmah

Mengabadikanmu

Awalnya ku fikir lupakan yang belum pernah bertemu itu mudah Tapi ternyata kenal setahun dan kenal sebulan sama saja Butuh waktu lama untuk melupa Mungkin juga sama, Butuh waktu bertahun-tahun untuk berpindah rasa Semoga kelak kita bertemu Tapi sepertinya pada pertemuan ada yang tak sanggup tumpah ruah Mungkin nanti mataku akan sembab, membengkak,  dan hanya butuh tanganmu untuk mengusapnya.  Rasanya ingin kugenggam erat jemarimu sembari membisik lembut "Jangan hilang lagi"   Hilangmu buatku patah Aku maunya kamu disisi Biar kita saling menua bersama Biar segala tentangmu benar-benar abadi untukku Di sini... Kuabadikan semua hal tentangmu Di rumah kataku, Jadi aku mohon... Jangan Pergi.

I'm Sorry I Love You

Kita sama-sama bercerita tentang rindu, Entah rindu yang seperti apa Entah saling tuju untuk siapa Ingin merasa tapi harus sadar diri Sebab kita belum pernah saling menjadi siapa-siapa Hanya singgah sesaat, lalu ditinggal pergi Hanya bahagia sebentar lalu kamu menariknya Kadang dunia sebercanda ini, Banyak kisah yang akhirnya terlihat lelucon semata Padahal mengawalinya dengan hati Ah entahlah, Entah siapa yang harus bertanggung jawab Predikat manusia menyemat dipikiran bahwa siapapun pernah berbuat salah, Bahwa setiap orang tak berhak memaksa dirinya Seperti jika kamu tidak suka, Ya untuk apa memperjuangkanku. Bukan begitu?  Seperti jika kamu tidak nyaman, Untuk apa bertahan Walau si lawan bicara diseberang sana terlihat sangat nyaman.  Apa boleh buat.. Hatimu punyamu, Bukan punyaku Aku tak berhak mengaturnya Paling hanya mencoba masuk Walau tetap saja sedikit susah membukanya Teruntuk kamu, Aku nyaman Aku suka Dan sepertinya aku sud

Jangan Hilang

June  #ShortStory "Kamu yang memilih pergi. Apa bisa aku melarang?" Kata wanita yang sedang menunduk lalu meletakkan undangan bahagia di hadapan pria yang semeja dengannya. Ada jeda panjang dan seketika guntur menggelegar. Hujan tiba-tiba turun dengan derasnya. Dulu, wanita itu suka sekali memejamkan mata mengucapkan beberapa harap dalam hati. Ia memercayai anggapan tentang "berdoalah ketika hujan pertama sedang turun. Karena doamu akan dikabulkan". --------------------------------- "Aku sedang dilema saat itu" Ucap pria yang memutuskan untuk mengantarkan Sheila pulang. Diparkirkan mobilnya di pinggir jalan. Rupanya masih banyak yang  ingin ia bahas perihal alasan menghilangnya tiba-tiba. "Saat itu ibu sedang mengenalkanku pada seorang wanita. Aku mengiyakan ajakannya hingga memutuskan untuk tidak menyakitimu" "Alasanmu salah" Potong Sheila sembari tersenyum sinis. "Kamu pikir dengan menghilang segala permasalahan

Wajahmu Candu

Kau tahu hal terberat apa dari merindu? Yaitu diam-diam menahan rasa untuk saling ungkap Bagiku rindu butuh temu Butuh kamu Rasanya ingin kubenamkan wajah dipelukmu Mendekap erat tubuh yang lebih luas dariku Menikmati dentingan jarum jam melanjutkan tugasnya, Sembari menceritakan entah sudah berapa puluh malam gemuruh di dada terus-terusan menyiksa keheningan Ia memaksa ingin dikeluarkan Tapi bingung entah kapan waktunya Jika saja jarak tak begitu jauh Jika saja Tuhan tak menyadarkan kehadiranmu Mungkin aku masih santai menikmati sendiriku Namun sekarang, Sendiriku kembali bercampur kesepian Seperti ada yang berongga di dada Kian hari kian melebar Hi Kamu... Jika nanti tiba-tiba terbangun dari tidur malammu, Percayalah bahwa ada aku yang melantunkan al-Fatihah untuk mengirim rindu Ada yang sedang merindumu di titik bumi lain Ada yang menatap wajahmu lama di layar ponsel sembari menikmati doa-doa sederhana pada sang pemilik kamu Aku rindu..

Mei yang Penuh Warna

Ketika Tuhan mengambil satu kebahagiaan, percaya saja bahwa ada kebahagiaan lain yang akan didatangkan jauh diluar ekspektasi kita. Mei tahun ini banyak sekali hal baik yang Tuhan beri walau ada satu kebahagiaan  yg DIA ambil. Beberapa mimpi serta kondisi keuangan turut mengaminkan mimpi-mimpi itu untuk terwujud.  Seorang teman pernah berkata, bahwa kita tak akan mungkin bisa lupa pada masa lalu jika masih berteman baik di media sosial. Ia menyarankan untuk menghapus semua yang bernama kamu. Namun dalihku, aku tetap tidak menyetujuinya hanya dikarenakan tidak ingin melabeli diri dengan sebutan "bocah".  Menurutku ada beberapa masalah yang harus diterima. Walau pada akhirnya akan tahu bahwa melihat orang yang kita suka mengisi layar media sosial bersama kecintaannya akan tidak baik-baik saja. Bukankah ketika dewasa kita tidak boleh lari dari masalah?  Aku tahu betul bahwa setiap orang punya cara masing-masing untuk bangkit. Dan caraku pun berbeda dengan beberapa o

06 Mei 2020

Pandemi covid19 masih berlangsung Bersyukurnya semesta masih memberi waktu untuk menambah usia Walau sadar bahwa jatah hidup akan kembali berkurang Suara tetesan air yang singgah di atap rumah kian menyadarkan hati Kupejam mata rapat-rapat.  Entahlah, Aku percaya rasa syukur ketika hujan akan membawa doaku melambung tinggi Ya, Masih tetap kamu yang ada di dalamnya Walau kini dirimu entah kemana melangkah Walau hatimu entah kemana memilih Rabu itu aku tak tahu harus seperti apa, Ternyata Tuhan memilih waktu yang tak mungkin bisa kubenci Yang tak mungkin juga akan terlupa Karena momentumnya, Karena rasa sedihnya, Karena ada "siapa" dibaliknya yang amat kucinta.  Aku sayang kamu, bisikku. Kuharap semesta masih satu hati padaku Agar sesak ini tak semakin melanglang buana Agar kamu dan aku masih bisa disatukan pada sebuah rasa yang sama. Dan maaf karena masih menyelipkan namamu di sepertiga malamku.

Saatnya Pulang

Hi rumahku, Jari-jemariku sudah tegang Kakiku sudah mengatakan untuk berhenti Fikiranku akhirnya lelah Dan tekadku sudah tahu diri kapan harus mundur Aku pulang Bukan berarti aku berhenti berjuang Hanya saja aku ingin menambah semangat untuk hari esok Sebab aku yakin, akan banyak pertarungan sengit antara ku dengan kehidupan Lihat bumi, Ia sedang tidak baik-baik saja Dan yang kutakutkan jika aku dan bumi sama tidak baiknya, Lalu akan jadi apa seorang intan permata?  Aku malu ibu sedih Aku tahu ia ingin aku tetap bangkit Besok lihat saja, Aku sudah siap bertarung Melawan lelah, patah, dan segala drama kehidupan Iya, lihat saja... Aku akan berdiri kuat layaknya ranger merah jambu idolaku

Garis Terdepan

Alunan musik fiersa besari memenuhi isi telinganya. Hatinya bahagia bahkan hanya dengan membaca kisah cinta fiksi di salah satu buku 11:11 milik penyanyi yang sedang ia dengarkan. Perempuan itu memilih siang pukul 14:56 dan cafe untuk menikmati waktu bagi dirinya sendiri. Memanjakan hati dan mata dengan waktu yang tepat. Walaupun hanya seorang diri. Dikejauhan sesekali suara tawa orang lain ikut merangsuk masuk di telinganya bergabung dengan suara manis bung Fiersa. Sesekali pula semilir angin menghempas hijab biru mudanya. Karena lupa membawa kacamata untuk baca, perempuan itu mengistirahatkan matanya sejenak.  Di letaknya buku dengan halaman masih terbuka dengan ditelangkupkannya di dada. Matanya melihat ke sekeliling hingga akhirnya bertemu dengan sepasang mata lain yang sedari tadi menatapnya ingin tahu. Ah, iya. Mata yang sepertinya tak asing. Mata yang berkali - kali ia cari tahu siapa pemiliknya. Ditiliknya dari ujung rambut hingga pada akhirnya ia menemukan sebuah tas yang

Mari Sembuh Bersama

"Kenapa.. Diam mulu" Tukas seorang wanita berusia hampir kepala tiga. Pria berkaos hitam dengan alis tebal dan berkumis tipis disebelahnya tiada bergeming. Suara music berlantun lembut. Kisahnya patah. Menceritakan seorang pria patah hati yang susah lupa. "Patah hati itu wajar. Yang gak wajar adalah gak berusaha bangkit. You're a special men" . Ucap wanita itu kembali hingga kali ini berhasil membuyarkan lamunan sang pria yang sedari tadi di tatapnya. "Apa kabarnya sama kamu. Memang kamu udah berhasil move on? " "Hmmm kamu tau kan banyak orang bilang bahwa obat patah hati itu adalah jatuh cinta lagi.  Ya... Dengan arti yang dalam bahwa si orang tersebut harus benar-benar punya usaha untuk melupakan masa lalu" "Jadi kamu udah jatuh cinta lagi? " "Udah" Sambil menganggukkan kepala dengan terbata-bata.  Pria disebelahnya tampak menaikkan alis sebelah kanan dengan raut wajah ketidak percayaannya. Ia tahu betul ba

Diam-Diam Cinta

Ada yang sejak lama memperhatikanmu lembut Tak ada pengharapan apapun Karena baginya, melihatmu baik - baik saja sudah bahagia Dalam diam ia sesekali menjemput harap Walau tak tahu apakah harapan akan berjalan sesuai kenyataan Baginya menceritakanmu pada Tuhan adalah waktu dimana yang tak ingin segera disudahinya Dalam diam sujudnya ada lantunan doa diselipkan untukmu Ada keikhlasan hati yang pada akhirnya terjadi Sebab siapa yang bisa melawan takdir Bukankah apa yang bukan milik kita memang tak akan pernah jadi milik kita Teruntuk kamu yang dicintainya dalam diam... Sehat-sehatlah selalu Sebab bumi belum sembuh betul Beristirahatlah dari lelah Dan bukalah sedikit hati pada seseorang diseberang sana

BANGKIT

Setiap orang pernah patah hati Namun bangkit adalah alasan agar tetap bertahan Pada keadaan yang tiap hari menjelma entah seperti apa-apa saja Bisa saja penuh liku Bisa saja penuh derai air mata lagi Bisa saja penuh bahagia Bisa saja penuh lelah Bersosialisasilah Pada teman yang terkadang membuatmu geram Mungkin saja ada nasehat baik dibalik bullyan Mungkin saja juga ada penguatan Dan mungkin saja ada perubahan Lelah memang menaruh harap pada si penutup harap Cintamu dipaksa berhenti tanpa aba-aba Hatimu ditinggal sendiri tanpa lagi ia hiraukan

Berdamai dengan Menyelesaikan

2 tahun setelah kepergiannya, doa wanita berbaju merah bercorak itu masih sama. Rapalan di sujudnya pun masih tetap mengharap Tuhan akan selalu menjaga pria yang pernah dicintainya. Walaupun ia sadar betul bahwa mencintai belum tentu harus memiliki. Ditatap nya lembut seorang pria hampir menuju usia ke 30 tahun sedang memainkan gelembung-gelembung yang ditiup oleh sang buah cinta. Lelaki kecil berbaju hitam itu terus mengurai senyum dan sesekali berlari kecil mengayunkan tangan kanannya yang sedang memegang penghembus gelembung. Pelangi-pelangi kecil terperangkap dalam gelembung lalu memudar tertiup angin sore. Di ufuk barat, Jingga tampak mengintip sembari mengibaskan selimut keunguan. "Enggak mau nyapa? " Kata wanita disebelahku yang sedari tadi menatap mataku yang mengarsir senyum sendu. " Hmmm? Enggak berani" " Masih menjaga hati? Lagi? " Tanyanya yang kusahut dengan tawa kecil. "Entah hati ini atau hati yang di sana. Ada banyak hati yang har

Semerbak Rindu Tengah Menghujam Langit

Lagi - lagi entah apa yang terjadi pada rindu. Sepasang bola mata menatap lembut langit senin pagi. Hari-hari nya masih sama. Menikmati waktu yang terus berputar sembari menunggu jeputan bus yang mengarah ke kantornya. Ya, masih sama. Entah kapan ada yang datang menjemputnya selain bapak pengemudi bus yang melayani penikmat jalan raya beserta asap dan debu berseliweran. Tak menunggu lama bus yang ditunggu - tunggu tiba. Tangan kirinya menahan botol minum hingga menghimpit erat ke tubuh. Desakan sudah jangan ditanya. Begitulah nikmatnya rutinitas wanita berbalut syal coklat tua bermotif pemberian sang mantan kekasih. Lagi - lagi sang mantan mengambil peran rindu sekali lagi. Wanita itu sedang merindu pada masa lalu. Mungkin hatinya sedang sendu. Atau rutinitas pekerjaannya membuat rindu tiba-tiba memaksa datang. Di dalam bus, tepat sekali hujan turun. Disandarkannya kepala pada kaca yang terasa dingin. Tatapannya lembut seolah mengarah pada deretan mobil yang sedang berhenti di lampu