Skip to main content

Sampai Akhirnya Kau Tidak Harus Tahu Bagaimana Caranya Aku Bersedih 

Entah kenapa malam itu semua tiba tiba berubah. Bahkan sebuah perasaan tak biasa muncul. Dan baru tersadar esok hari sembari perlahan mengingat doa kapan yang sedang Tuhan kabulkan.  Perihal perasaan sendiri pun tetap Tuhanlah yang mengatur. Ah, benar saja,  DIA Maha pembolak balik hati manusia.  3 tahun menyukai pria sama ternyata seperti ini. Tanpa temu. Tanpa hilang sedikitpun rasa. Namun lagi lagi kebiasaannya masih tetap sama. Kembali menghilang. Bahkan setelah kehilangannya tidak tahu harus mengendalikan perasaan yang bagaimana.  Penghujung 29 ternyata memberikan kisah campur aduk yang baru ini di rasa. Ternyata lebih ikhlasku mampu kucipta meski tidak tau alur seperti apa yang akan dijalani nantinya.  Ah, mari tetap semangat. Mari tetap menggantungkan cita cita. Mari untuk jangan membenci perasaan cinta itu sendiri meski berkali kali kandas. 

Berdamai dengan Menyelesaikan

2 tahun setelah kepergiannya, doa wanita berbaju merah bercorak itu masih sama. Rapalan di sujudnya pun masih tetap mengharap Tuhan akan selalu menjaga pria yang pernah dicintainya. Walaupun ia sadar betul bahwa mencintai belum tentu harus memiliki.

Ditatap nya lembut seorang pria hampir menuju usia ke 30 tahun sedang memainkan gelembung-gelembung yang ditiup oleh sang buah cinta. Lelaki kecil berbaju hitam itu terus mengurai senyum dan sesekali berlari kecil mengayunkan tangan kanannya yang sedang memegang penghembus gelembung. Pelangi-pelangi kecil terperangkap dalam gelembung lalu memudar tertiup angin sore. Di ufuk barat, Jingga tampak mengintip sembari mengibaskan selimut keunguan.

"Enggak mau nyapa? " Kata wanita disebelahku yang sedari tadi menatap mataku yang mengarsir senyum sendu.
" Hmmm? Enggak berani"
" Masih menjaga hati? Lagi? " Tanyanya yang kusahut dengan tawa kecil.
"Entah hati ini atau hati yang di sana. Ada banyak hati yang harus dijaga kak".
Wanita di sebelahnya sudah tau betul bagaimana perasaan sang sahabat. Masih belum move on namun tak ingin mengganggu masa depan sang pria yang pernah dicinta. Ada masa lalu yang belum terselesaikan. Ada waktu yang memaksa perpisahan harus terjadi saat itu. Ada kuasa Tuhan dibalik pertemuan yang urung terjadi setiap kali direncanakan. Mau bagaimana lagi, takdir tak akan berkhianat. Jika belum jodoh, mau sekeras apapun usaha serta doa. Ya tak akan pernah terjadi apa-apa.

"Sekali aja.. Temuin. Selesaikan. Berpisahlah baik - baik. Lalu menghilanglah benar - benar agar tak ada sakit"
" Menghilang benar-benar? "
" Iya.. Jangan temenan di media sosial lagi. Percuma jika sudah menyelesaikan masa lalu tapi masih melihat kebahagiaan si masa lalu di media sosial. Percuma Day... Kamu itu tipe wanita yang enggak bisa berteman dengan masa lalu. Semakin kamu mencoba berteman, kamu akan semakin susah lupa. Aku enggak mau sahabat aku sedih dan sendirian terus - terusan" Jelas wanita berwajah arab itu meyakinkan omongannya.
" Aku harus ngomong apa? "
" Ya apa? Apa yang masih terpendam dihati? Aku tau banyak"
"Percuma.. Aku tau dia gimana kak. Dia cuma akan diam terus pergi" Tanpa menjawab sanggahanku, wanita yang sangat akrab dengan sebutan kakak baginya itu berjalan mengarah ke sang pria yang kebetulan sedang berdiri jauh dari istri dan anaknya. Dari kejauhan Lea menyentuh bahu Marko. Entah percakapan apa yang berlangsung, membuat Marko mengarahkan pandangan ke Dayra. Beberapa menit kemudian mereka berdua saling bertukar senyum dan bersalaman. Alih - alih bersama Marko, Lea malah berjalan sendiri kepada Dayra. Sepertinya rencana gagal.
Sesampainya pada Dayra yang menyambut sahabatnya dengan kedua telapak tangan sejajar bahu menghadap ke atas, Lea menarik tangan Dayra memasuki mobil.
"Kemana? "
"Shalat dulu, bentar lagi adzan maghrib"
"Gimana tadi? "

******
"Aku tinggal kalian berdua di sini. Eh enggak berdua deng, rame kok di cafe ini. Aku tunggu di mobil ya Day" Kata Lea sambil  menarik sebuah kursi untuk pria yang membuat jantung Dayra hampir berhenti berdetak. Matanya melebar, mulutnya tak sengaja mengagah bersama tarikan nafas yang tak tentu. Badannya seketika membeku menerima keadaan yang tak pernah di bayangkannya. Untung saja petikkan jari dari marko berhasil menyadarkan Dayra yang sedari tadi tertegun.
"Long time no see" Ucap pria masa lalu yang sudah berhadapan dengan dayra.
"ehhmm iya. Lama enggak jumpa"
"Bagaimana kabar kamu? "
"Alhamdulillah, baik"
" Kamu ngeliatin apa? " Tanyanya karena heran menatap mata Dayra yang melihat kanan kiri.
" Istri kamu? Aku takut dia tau terus berpikir macem-macem. "
"Aman Dayra. Aku udah izin tadi mau ketemuan sama temen. Nyantai aja"
"Ohh gitu ya. Mmmmm jadi gini, sebelumnya aku mau minta maaf"
"Maaf? Atas apa? "
"Atas ketidak-tepatanku pada janji yang dulu untuk menemuimu. Aku tau kamu udah enggak inget apa - apa tentang masa lalu. Tapi aku cuma ingin menyelesaikan masa lalu yang menurutku belum selesai. Beberapa hari sebelum kamu pergi, aku bahkan enggak tau kamu marah atas dasar apa. Sampai akhirnya waktu pun turut andil membuat hubungan kita semakin merenggang. Aku tau kamu udah gak ada perasaan lagi denganku waktu itu. Entah masih menaruh rasa sayang entah belum ada yang pas dihati, hingga sejak saat ini aku masih sendiri. Kamu tau... Aku juga pengen kayak kamu. Menikah. Punya anak. Kamu bisa kasih tau alasan apa yang buat kamu marah sama aku dulu? Aku tau ini gak penting, tapi ternyata ini yang buat rasa penasaran aku belum berakhir. "
" Kamu tau kan aku gimana? Aku gak suka kamu curigai. Kecurigaan kamu buat aku jadi takut. Takut kalau kamu makin sakit. Kamu tau kan aku perantau? Gimanapun juga aku akan pergi dari tanah kelahiranmu. Dulu aku belum berniat penuh untuk menjalin hubungan serius. Aku takut kamu nunggu aku karena itu semakin buat aku merasa bersalah. Karena aku juga masih bimbang sama perasaan aku. Day... Nanti kamu akan sakit kalau aku jelasin"
Wanita di hadapnya tampak mengurai senyum. Ada tarikan nafas panjang dan genangan air mata yang siap jatuh menyapa pipi. Pria itu menggenggam lembut tangan wanita yang pernah dicintainya. Bagaimanapun juga walau tidak berstatus pacaran, mereka sudah sangat dekat layaknya pasangan yang menjalin hubungan. Pernah saling sayang, peduli, menjaga, menghibur.
"Makasiih udah datang mark... Aku rindu kamu ternyata. Benar kata kak Lea, aku enggak bisa berteman dengan masa lalu. Mungkin ini pertemuan terakhir. Tatap wajah terakhir. Aku minta maaf jika nanti membatalkan pertemanan di akun media sosialmu. Mungkin itu cara paling baik untukku. Kamu tau kan? Aku susah sekali melupakan masa lalu. Ternyata sayangku belum hilang hingga cemburuku terus mengungkungku di duniamu. Kalau suatu saat Tuhan mempertemukan kita secara tidak sengaja, semoga aku sudah berdua bersama pasangan hidupku. Mungkin saat itu terjadi aku benar - benar sudah bisa berteman dengan masa lalu. Jangan marah ya dengan alasan aneh ini. Maaf atas paksaan harus mencintaiku saat dulu. Aku tau itu salah. Jaga kesehatan, jangan jadi pria pecandu kerja. Kamu punya keluarga yang harus kamu bahagiakan dengan waktumu. Aku senang pernah dekat dan mengenalmu, mark"
"Kamu juga terus sehat ya. Minum air yang hangat  biar gak sering masuk angin. Jangan sering nangis-nangis. Nanti bantal kamu nyerah temenan sama kamu. Basah terus dianya" Candanya dengan wajah bujukan khas yang lama tak kutemui.
"Kasihan mata kamu kalo nangis terus. Harus bahagia ya Dayra... Aku minta maaf atas janji yang juga belum pernah kutepati. Maaf sudah menungguku. Jangan lelah berdoa ya. Makasih sudah terus membawa namaku di shalatmu. Ternyata ada saham dari kamu di bahagianya hidupku. Kamu wanita baik, bukankah Tuhan sudah berjanji akan menyatukan pria baik untuk wanita yang baik? Terimakasih sudah menjaga diri hingga saat ini Dayra. Ternyata pesan - pesanku masih kamu ingat. Hanya Tuhan yang tahu 100 persen bagaimana perasaan kita berdua. Stay strong Day, you'll never forget" Tutupnya sembari menyapu air mata yang bersahutan menyapa pipi. Sepertinya keduanya sedang merindu masa lalu. Dan sepertinya ada takdir yang jauh berbeda dari yang sama - sama mereka harapkan. Terkadang belum ikhlasnya hati bisa jadi karena ada beberapa hal yang tak pernah dijelaskan dengan duduk bersama, secara empat mata. Bukan bermaksud mengganggu atau bahkan merusak masa depan. Kadang cara berdamai bisa saja dimulai dengan menyelesaikan. Ya, menyelesaikan yang belum sempat diselesaikan.

Comments

Popular posts from this blog

Kenapa Suka Senja?

Kenapa suka senja? Karena senja pernah mengenalkanku pada dia. Kenapa suka senja? Karena pada senja entah kenapa aku bisa berlama - lama diam lalu menghaturkan setiap harap walau kutahu tetap pada Tuhan meminta dan mengadu paling efektif. Kenapa suka senja?  Cahayanya.  Ya,  cahaya keemasannya selalu mampu membuat kedua bola mataku tak mampu berkedip cepat.  Ya,  aku mulai candu padanya. Kenapa suka senja? Karena dengan menatapnya ada rasa damai walau seringkali beberapa orang keheranan menatapku. Ya,  aku tergila - gila dengan senja.  Dengan waktu kemunculannya,  dengan warna indahnya,  dengan pemandangan burung-burung membentuk formasi yang menempuh jalan pulang yang mana membuat siapapun tak bisa menolak untuk tak jatuh Cinta padanya. Hai senja,  lagi untuk yang keberapa kalinya aku memberitahu pada dunia bahwa kau adalah candu yang susah dihentikan. Kau adalah Indah. Sebab kau tak mampu biasa.

Kisaran Naga

#30HariKotakuBercerita Judulnya seram? Ya, jadi disini saya akan menceritakan tentang terjadinya nama Kisaran. Legenda tentang kota kisaran juga ada beberapa versinya tapi sejak saya kecil, orang – orang disekitar saya menceritakan versi yang sebagai berikut..... Asal mula nama kisaran sendiri berawal saat hujan deras dan petir menyambar – nyambar. Saat itu kota ini sedang diguyur hujan lebat beserta angin kencang dan petir yang menakutkan. Orang – orang sekitar pun berkeluaran karena ternyata pepohonan yang berada di tepi sungai pada bertumbangan dan air sungai pun meluap seketika. Lalu seseorang berteriak begitu takutnya karena melihat ada makhluk aneh tampak berkisar. Rerumputan yang tadinya adalah tanah dari pohon tumbang tersebut pun terbuka seperti sengaja dibuka. Seketikanorang – orang yang melihat pun berteriak histeris. Lalu mereka berteriak “ Naga berkisar…… Naga berkisarrr” sambil menunjuk ke arah tumpukan pohon yang tumbang tadi. Masyarakat takjub dan juga d

Untuk Tuan Yang Telah Berpuan

#30HariMenulisSuratCinta Ada semangat lain kala Tuhan membiarkan jiwa - jiwa saling menyapa kesunyian. Di dalam hati ada gemercik rindu yang tak ingin tersudahi mengikat setiap otot dan urat - urat yang sedang bekerja tak kenal lelah. Namun tak lagi cerita tentang kamu yang kini mendiami relung fikir. Tak ada kamu, Tuan. Tak ada lagi yang harus kujadikan alasan disela aktivitas lainku. Tak ada lagi do'a terlantun yang membalutkan namamu bersama nama - nama lainnya di do'aku. Tak ada lagi kamu yang .gegabah agar dimasukkan ke dalam ritual terindahku itu. Bahagialah bersama dia yang kau cinta. Biarlah sebuah masa dimana kita saling merasa telah terhapus oleh asa yang sudah patah, juga kedatangan wanita yang sedang kau puja. Kau tahu perihal melupakan? Walau tanganku ingin menyusuri apa yang bisa ku temukan tentang kamu, namun hatiku tetap enggan untuk mencipta kepingan rasa kembali teringat masa lalu. Aku tak ingin hembusan nafas patah kembali mengusik telinga dan menusuk hati