Skip to main content

Sampai Akhirnya Kau Tidak Harus Tahu Bagaimana Caranya Aku Bersedih 

Entah kenapa malam itu semua tiba tiba berubah. Bahkan sebuah perasaan tak biasa muncul. Dan baru tersadar esok hari sembari perlahan mengingat doa kapan yang sedang Tuhan kabulkan.  Perihal perasaan sendiri pun tetap Tuhanlah yang mengatur. Ah, benar saja,  DIA Maha pembolak balik hati manusia.  3 tahun menyukai pria sama ternyata seperti ini. Tanpa temu. Tanpa hilang sedikitpun rasa. Namun lagi lagi kebiasaannya masih tetap sama. Kembali menghilang. Bahkan setelah kehilangannya tidak tahu harus mengendalikan perasaan yang bagaimana.  Penghujung 29 ternyata memberikan kisah campur aduk yang baru ini di rasa. Ternyata lebih ikhlasku mampu kucipta meski tidak tau alur seperti apa yang akan dijalani nantinya.  Ah, mari tetap semangat. Mari tetap menggantungkan cita cita. Mari untuk jangan membenci perasaan cinta itu sendiri meski berkali kali kandas. 

Beside Me

#ShortStory
Part I

" Apa maksudmu? Kau cari mati?" Ia menyombongkan wajahnya tepat di hadapan wajahku. Pria yang tak terlihat dewasa itu tampak tak penting lagi di hadapku. Kubalikkan badanku, tak lagi menatap wajah dengan guratan kemarahannya yang aku pikir sudah di tingkat paling tinggi. Baru saja beberapa langkah, ia pun kembali mengejarku dan terdiam di hadapku lagi. Tanpa basa basi ia memegang tanganku dan menyeretku sesukanya ke balkon kampus yang mengarah ke lapangan bola basket.
" Kau, kau sedang mengadu dombaku kan?"
" Adu domba?" Kunaikkan alis mataku yang menantangnya. "Apa kau gila? Kau pikir aku wanita dengan sikap yang aneh sepertimu?" Kupalingkan wajahku dan secarik kertas tertinggal bersamanya. Sepertinya hari ini perasaanku sedang tidak baik sejak pagi tadi. Kakakku yang tanpa memberi tahuku terlebih dahulu membawa laptop yang mana terdapat tugas presentasiku hari ini. Alhasil, jadwal presentasiku pun diundur dengan nilai yang pasti dikurangi.
"Argghhhh, kenapa semua orang hari ini menyebalkan? Oh God, lama - lama aku bisa stress" kutarik nafas sangat dalam lalu segera melepaskannya dengan penuh penekanan. Kubuka lembar demi lembar buku novel dengan judul "Story about first love". Kutajamkan mataku dengan tak membiarkan setiap lembar tersisa, kubolak - balikkan lagi halamannya namun tetap tak kutemukan.
" Dan ini kesialanku hari ini ketiga kalinya. Oh, I can be crazyyyyy!!!"
" Ya, memang kau sudah gila. Wanita gila yang baru saja berkata pada pria gila" Pria itu menghempaskan secarik kertas yang tepat mendarat di kakiku. Kubuka kertas tanpa menghiraukan keberadaan pria aneh yang entah mengapa harus pindah ke kampusku.
" Dari mana kau dapatkan ini?" Tanyaku sedikit teriak padanya yang beranjak pergi dengan santainya. Dibalikkannya badan ke arahku, hanya menatapku beberapa detik lalu kembali melangkah tanpa menjawab tanyaku.
" Hei pria aneh!!! Apa kau mengerti bahasaku?" Tanyaku lagi sembari berdiri dengan jarak 3 meter darinya terdiam.
" Ya, aku tahu bahasamu. Juga teriakanmu. Kau pikir aku tuli? Kau tidak lihat, orang disini menatapmu aneh. Ya, mungkin mereka pikir kau memang butuk psikiater!" Ia pun melanjutkan arah langkahnya yang tak tahu entah akan kemana. Kutatap area sekitar masih dengan guratan marah. Benar seperti yang ia katakan bahwa orang di sekitarku sedang mengamatiku. Untung saja aku bukan satu fakultas dengan mereka, aku pun meninggalkan tempat itu dengan sedikit menggerutu. 

To be continue.......

Comments

Popular posts from this blog

Kenapa Suka Senja?

Kenapa suka senja? Karena senja pernah mengenalkanku pada dia. Kenapa suka senja? Karena pada senja entah kenapa aku bisa berlama - lama diam lalu menghaturkan setiap harap walau kutahu tetap pada Tuhan meminta dan mengadu paling efektif. Kenapa suka senja?  Cahayanya.  Ya,  cahaya keemasannya selalu mampu membuat kedua bola mataku tak mampu berkedip cepat.  Ya,  aku mulai candu padanya. Kenapa suka senja? Karena dengan menatapnya ada rasa damai walau seringkali beberapa orang keheranan menatapku. Ya,  aku tergila - gila dengan senja.  Dengan waktu kemunculannya,  dengan warna indahnya,  dengan pemandangan burung-burung membentuk formasi yang menempuh jalan pulang yang mana membuat siapapun tak bisa menolak untuk tak jatuh Cinta padanya. Hai senja,  lagi untuk yang keberapa kalinya aku memberitahu pada dunia bahwa kau adalah candu yang susah dihentikan. Kau adalah Indah. Sebab kau tak mampu biasa.

Kisaran Naga

#30HariKotakuBercerita Judulnya seram? Ya, jadi disini saya akan menceritakan tentang terjadinya nama Kisaran. Legenda tentang kota kisaran juga ada beberapa versinya tapi sejak saya kecil, orang – orang disekitar saya menceritakan versi yang sebagai berikut..... Asal mula nama kisaran sendiri berawal saat hujan deras dan petir menyambar – nyambar. Saat itu kota ini sedang diguyur hujan lebat beserta angin kencang dan petir yang menakutkan. Orang – orang sekitar pun berkeluaran karena ternyata pepohonan yang berada di tepi sungai pada bertumbangan dan air sungai pun meluap seketika. Lalu seseorang berteriak begitu takutnya karena melihat ada makhluk aneh tampak berkisar. Rerumputan yang tadinya adalah tanah dari pohon tumbang tersebut pun terbuka seperti sengaja dibuka. Seketikanorang – orang yang melihat pun berteriak histeris. Lalu mereka berteriak “ Naga berkisar…… Naga berkisarrr” sambil menunjuk ke arah tumpukan pohon yang tumbang tadi. Masyarakat takjub dan juga d

Untuk Tuan Yang Telah Berpuan

#30HariMenulisSuratCinta Ada semangat lain kala Tuhan membiarkan jiwa - jiwa saling menyapa kesunyian. Di dalam hati ada gemercik rindu yang tak ingin tersudahi mengikat setiap otot dan urat - urat yang sedang bekerja tak kenal lelah. Namun tak lagi cerita tentang kamu yang kini mendiami relung fikir. Tak ada kamu, Tuan. Tak ada lagi yang harus kujadikan alasan disela aktivitas lainku. Tak ada lagi do'a terlantun yang membalutkan namamu bersama nama - nama lainnya di do'aku. Tak ada lagi kamu yang .gegabah agar dimasukkan ke dalam ritual terindahku itu. Bahagialah bersama dia yang kau cinta. Biarlah sebuah masa dimana kita saling merasa telah terhapus oleh asa yang sudah patah, juga kedatangan wanita yang sedang kau puja. Kau tahu perihal melupakan? Walau tanganku ingin menyusuri apa yang bisa ku temukan tentang kamu, namun hatiku tetap enggan untuk mencipta kepingan rasa kembali teringat masa lalu. Aku tak ingin hembusan nafas patah kembali mengusik telinga dan menusuk hati