#30HariMenulisSuratCinta
Halo pria berkacamata,
Entah mengapa tiba - tiba saja syaraf pikirku kembali mengingatmu. Hari itu Tuhan mempertemukan kita kembali. Di sebuah acara wisuda yang sama - sama kita datangi. Tapi tak bisa kupastikan bahwa kau juga melihatku.
Saat lagi aku kembali melihatmu, detak jantungku tiba - tiba terhenti sedetik kemudian. Lalu kurekahkan bibir dengan kedua bola mata yang tak henti menujumu di seberang sana di antara para tamu undangan lainnya. Padahal waktu itu yang kuinginkan adalah agar kita beradu pandang seperti waktu dulu. Ketika kita masih sering berjumpa. Ketika aku masih bisa menikmati senyummu yang mengarah padaku, pun sebaliknya.
Tapi setelahnya ku tatap lekat seseorang di sampingmu. Awalnya tak ku hiraukan. Namun tangannya tiba - tiba melingkar manis di lenganmu sambil memandang ke arah para wisudawan/ti. Saat itu pula langsung bisa kutebak bahwa perempuan itu adalah pendampingmu. Dan tak lama setelah itu, kalian meninggalkan acara. Hilang hingga tak lagi terjamah mataku yang sebelumnya sempat sesekali mencuri pandang ke arahmu wahai pria yang rupanya mampu menyegarkan mata.
Sebelumnya maafkan, karena mataku kembali tak biasa kala menatapmu. Itu karena hatiku seperti berkata bahwa hari itu adalah pertemuan terakhir kita. Pertemuan yang lagi - lagi terjadi dengan tiba - tiba. Dan berakhir hanya dengan begitu saja.
Semoga saja,
Semoga saja kau dan perempuan di sampingmu dapat menua bersama dengan bahagia. Tak ada pengganggu dan masalah hidup yang terlalu kejam. Dan semoga tak ada seseorang lain yang menusuk dari belakang dengan sebegitu tajam.
Tadinya aku memang tak rela jika kau dimiliki siapa, tapi bukankah jodoh adalah takdir Tuhan? Yang harusnya sudah kusadar dan tak perlu terlihat menyedihkan. Semoga saja jika lain waktu kita dipertemukan kembali, aku tak harus kaget perihal dengan siapa dan seperti apa kamu. Juga tak harus lagi menabah dada seperti sebelumnya, di saat bola mataku menatap lekat kearahmu dan kepunyaanmu di seberang sana.
Comments
Post a Comment