Skip to main content

Sampai Akhirnya Kau Tidak Harus Tahu Bagaimana Caranya Aku Bersedih 

Entah kenapa malam itu semua tiba tiba berubah. Bahkan sebuah perasaan tak biasa muncul. Dan baru tersadar esok hari sembari perlahan mengingat doa kapan yang sedang Tuhan kabulkan.  Perihal perasaan sendiri pun tetap Tuhanlah yang mengatur. Ah, benar saja,  DIA Maha pembolak balik hati manusia.  3 tahun menyukai pria sama ternyata seperti ini. Tanpa temu. Tanpa hilang sedikitpun rasa. Namun lagi lagi kebiasaannya masih tetap sama. Kembali menghilang. Bahkan setelah kehilangannya tidak tahu harus mengendalikan perasaan yang bagaimana.  Penghujung 29 ternyata memberikan kisah campur aduk yang baru ini di rasa. Ternyata lebih ikhlasku mampu kucipta meski tidak tau alur seperti apa yang akan dijalani nantinya.  Ah, mari tetap semangat. Mari tetap menggantungkan cita cita. Mari untuk jangan membenci perasaan cinta itu sendiri meski berkali kali kandas. 

Beside Me (Part III)

Cerbung
Part III

Baca Part I di sini
Baca Part II di sini

"Bahkan aku tidak mengerti kenapa sampai sekarang kamu belum menerima tawaranku untuk menikahimu" ucap pria di hadapku memecah keheningkan dari kami berdua yang tampak asik menyantap makanan.
" Bahkan aku juga tidak mengerti kenapa Papa belum menemuiku hingga saat ini. Kamu tahu, alasan terindah ketika anak perempuannya menikah adalah seorang Papa yang langsung menjabat erat tangan pria calon suami anak perempuannya. Aku ingin memastikan di hadapannya bahwa aku benar - benar sudah tumbuh besar". Kuletakkan sendok dan garpu bersamaan di piring putih yang pinggirannya di hiasi garis berwarna emas. Kutatap wajahnya lekat tanpa sepatah kata untuk beberapa saat. Pria itu balas menatapku dengan raut wajah tak seperti baik - baik saja. Ia melipatkan kedua tangannya di atas meja bak anak Sekolah Dasar yang dengan seksama menatap dan mendengar gurunya. Hujan diluar sana mengguyur kota Medan tanpa disangka sebab baru saja aku mengeluh kepanasan yang membuat keringatku terus mengucur. Kubenamkan wajahku dikedua tangan yang juga kulipatkan di atas meja. Yang kutahu detik ini adalah bahwa aku sangat merindukan figur seorang papa, bahwa aku ingin menceritakan apapun yang kurasa pada sosoknya. Beginikah cerita hidup yang memang harus kujalani?
" Kamu tahu? Sejak kecil, aku sangat takut akan badut. Rasa takut itu bahkan masih tak berhenti hingga saat ini. Dan aku ingin sosok Papa kembali meyakinkanku agar tak ada yang perlu kutakuti atas sosok badut tersebut seperti rasa takutku pada gelap sebelumnya. Papa selalu mengatakan bahwa dalam gelap kita akan baik - baik saja. Beliau bahkan terus menenangkanku saat kami berada di tempat yang gelap, menceritakan kisah lucu agar rasa takutku terusir".

••••
Kuhempaskan tubuhku di atas ranjang empuk yang dilapisi bed cover berwarna merah muda dengan motif polkadot. Kutatap langit - langit kamarku, sebuah bohlam yang baru saja kuganti kembali menyeruakkan ingatan. Ya, aku memang sudah tumbuh menjadi gadis besar. Bahkan mengganti bohlam itu pun kulakukan sendiri tanpa ada yang membantuku memegangi tangga walau sebenarnya aku takut akan ketinggian. Kufikir - fikir mengapa banyak sekali ketakutan yang kurasa. Kurubah posisiku, mendudukkannya dan kembali menatap kesekeliling ruangan. Boneka teddy bear berwarna putih yang terletak di atas meja setinggi 1 meter itu bahkan tak pernah berubah posisinya. Masih sama di posisi saat pertama kali Papa meletakkannya. Jika orang tua lain bahkan menyuruh anaknya tidur dengan memeluk boneka, lain pula dengan Papa. "Tak perlu ada yang harus kamu peluk setiap kali hendak tidur sebab tanpa benda itu pun kamu juga dapat tertidur nyenyak". Kata - kata yang bahkan masih ingatanku rekam baik  hingga saat ini.

Kuputar tombol di arlojiku, menyamakan waktunya yang ternyata lebih lambat 10 menit. Bukankah setiap orang selalu mengatakan  bahwa waktu adalah uang? begitu pun denganku yang tak ingin membiarkan waktu berlalu barang sedetik pun. Kuranggaikan tangan kananku hendak mengambil tas yang entah mengapa kuletakkan di dalam lemari bagian atas yang tingginya 10 cm dari kepalaku. Kurapikan kembali pakaianku dan menyisir rambut sebahu ini untuk yang kedua kalinya. Ku layangkan arah pandang atas sosok ku di dalam cermin dari atas ke bawah hingga klakson mobil yang tak asing lagi membuat arah mataku tersentak. Kulongokkan kepala dari jendela dengan gorden putih yang kembali menyibakkan rambut rapiku. Kali ini tak lagi menatap cermin dan menyisir rambut dengan seksama, kurapikan rambut yang sedikit berantakan tersebut  dengan jemari - jemari lentikku, dan membuat suara berisik dari hentakan kaki - kaki yang menuruni anak tangga. Pria tersebut menyandarkan tubuhnya di depan mobil, memalingkan wajahnya ke arahku dan melebarkan senyumnya.

To be continue.....

Comments

Popular posts from this blog

Kenapa Suka Senja?

Kenapa suka senja? Karena senja pernah mengenalkanku pada dia. Kenapa suka senja? Karena pada senja entah kenapa aku bisa berlama - lama diam lalu menghaturkan setiap harap walau kutahu tetap pada Tuhan meminta dan mengadu paling efektif. Kenapa suka senja?  Cahayanya.  Ya,  cahaya keemasannya selalu mampu membuat kedua bola mataku tak mampu berkedip cepat.  Ya,  aku mulai candu padanya. Kenapa suka senja? Karena dengan menatapnya ada rasa damai walau seringkali beberapa orang keheranan menatapku. Ya,  aku tergila - gila dengan senja.  Dengan waktu kemunculannya,  dengan warna indahnya,  dengan pemandangan burung-burung membentuk formasi yang menempuh jalan pulang yang mana membuat siapapun tak bisa menolak untuk tak jatuh Cinta padanya. Hai senja,  lagi untuk yang keberapa kalinya aku memberitahu pada dunia bahwa kau adalah candu yang susah dihentikan. Kau adalah Indah. Sebab kau tak mampu biasa.

Kisaran Naga

#30HariKotakuBercerita Judulnya seram? Ya, jadi disini saya akan menceritakan tentang terjadinya nama Kisaran. Legenda tentang kota kisaran juga ada beberapa versinya tapi sejak saya kecil, orang – orang disekitar saya menceritakan versi yang sebagai berikut..... Asal mula nama kisaran sendiri berawal saat hujan deras dan petir menyambar – nyambar. Saat itu kota ini sedang diguyur hujan lebat beserta angin kencang dan petir yang menakutkan. Orang – orang sekitar pun berkeluaran karena ternyata pepohonan yang berada di tepi sungai pada bertumbangan dan air sungai pun meluap seketika. Lalu seseorang berteriak begitu takutnya karena melihat ada makhluk aneh tampak berkisar. Rerumputan yang tadinya adalah tanah dari pohon tumbang tersebut pun terbuka seperti sengaja dibuka. Seketikanorang – orang yang melihat pun berteriak histeris. Lalu mereka berteriak “ Naga berkisar…… Naga berkisarrr” sambil menunjuk ke arah tumpukan pohon yang tumbang tadi. Masyarakat takjub dan juga d

Untuk Tuan Yang Telah Berpuan

#30HariMenulisSuratCinta Ada semangat lain kala Tuhan membiarkan jiwa - jiwa saling menyapa kesunyian. Di dalam hati ada gemercik rindu yang tak ingin tersudahi mengikat setiap otot dan urat - urat yang sedang bekerja tak kenal lelah. Namun tak lagi cerita tentang kamu yang kini mendiami relung fikir. Tak ada kamu, Tuan. Tak ada lagi yang harus kujadikan alasan disela aktivitas lainku. Tak ada lagi do'a terlantun yang membalutkan namamu bersama nama - nama lainnya di do'aku. Tak ada lagi kamu yang .gegabah agar dimasukkan ke dalam ritual terindahku itu. Bahagialah bersama dia yang kau cinta. Biarlah sebuah masa dimana kita saling merasa telah terhapus oleh asa yang sudah patah, juga kedatangan wanita yang sedang kau puja. Kau tahu perihal melupakan? Walau tanganku ingin menyusuri apa yang bisa ku temukan tentang kamu, namun hatiku tetap enggan untuk mencipta kepingan rasa kembali teringat masa lalu. Aku tak ingin hembusan nafas patah kembali mengusik telinga dan menusuk hati