Skip to main content

Sampai Akhirnya Kau Tidak Harus Tahu Bagaimana Caranya Aku Bersedih 

Entah kenapa malam itu semua tiba tiba berubah. Bahkan sebuah perasaan tak biasa muncul. Dan baru tersadar esok hari sembari perlahan mengingat doa kapan yang sedang Tuhan kabulkan.  Perihal perasaan sendiri pun tetap Tuhanlah yang mengatur. Ah, benar saja,  DIA Maha pembolak balik hati manusia.  3 tahun menyukai pria sama ternyata seperti ini. Tanpa temu. Tanpa hilang sedikitpun rasa. Namun lagi lagi kebiasaannya masih tetap sama. Kembali menghilang. Bahkan setelah kehilangannya tidak tahu harus mengendalikan perasaan yang bagaimana.  Penghujung 29 ternyata memberikan kisah campur aduk yang baru ini di rasa. Ternyata lebih ikhlasku mampu kucipta meski tidak tau alur seperti apa yang akan dijalani nantinya.  Ah, mari tetap semangat. Mari tetap menggantungkan cita cita. Mari untuk jangan membenci perasaan cinta itu sendiri meski berkali kali kandas. 

Pray for Indonesia (Darurat Asap)

Akhir - akhir ini Indonesia terlebih tanah Sumatera telah berubah menjadi negeri kahyangan. Begitulah beberapa orang menyebutnya. Iya, karena asap ada dimana - mana. Miris? Gak usah ditanya lagi. Dan lama kelamaan anak Indonesia tak sedikit yang menderita ISPA. Banyak yang bilang, darurat Asap.

Makin lama, sepertinya untuk bernafas pun kita harus bayar. Hal ini dikarenakan tak banyak lagi kita menemukan daerah yang udaranya masih segar.

Tentang asap yang semakin merajalela, saya pun tahu bagaimana perasaan masyarakat yang di daerahnya sedang mengalami darurat asap. Gejala penyakitnya pun sudah saya rasakan. Pusing, tenggorokan sakit, bahkan tiap udara yang terhirup malah membuat batuk. Pada akhirnya, setiap orang harus memikirkan bagaimana caranya untuk bertahan dari udara yang tak lagi baik. Tak hanya itu, pendidikan juga terganggu.

Banyak yang berkata bahwa generasi mudalah yang akan melanjutkan perjuangan - perjuangan yang orang dewasa sudah lakukan. Tapi.... di usia mereka yang masih muda, mereka harus merasakan hidup di bawah tekanan. Tekanan dari orang - orang tak bertanggung jawab yang membuat bencana hebat. Ulah para manusia bejat yang dengan sadarnya ingin membunuh saudaranya sendiri perlahan demi perlahan.

Mereka yang diluar kota sana hanya mengatakan "Pakai masker, minum vitamin, makanlah makanan yang sehat". Mereka hanya tidak tahu bahwa makanan yang ada di rumah juga sudah terpapar asap. Iya, asap masuk ke rumah. Ini bukan bencana alam. Jadi saya sangat tidak setuju kalau ada yang menyebut bahwa ini adalah bencana alam. Yang benar adalah rasa kemanusiaan sudah tak lagi tinggi di hati mereka - mereka yang hanya mementingkan hidup mereka. Membakar hutan, dan mendirikan bangunan ataupun usaha mereka lainnya. Hanya untuk kepentingan pribadi. Mempertebal isi dompet mereka.

Kotaku berjarak 4 jam dari kota Medan, dan biasanya kotaku adalah kota yang anak - anak mudanya sangat concern terhadap hal - hal kemanusiaan. Tak hanya untuk negara sendiri yang sedang mengalami bencana, tapi juga terhadap negara lain. Kalau biasanya dikeadaan begini banyak anak - anak muda kotaku yang berdiri di pinggir jalan membawa kotak - kotak sumbangan, maka kali ini tidak ditemukan. Karena kota kami sendiri pun juga sedang waspada kabut asap. Maaf kalau kami belum bisa membantu untuk kota tetangga kami.

Kalau masih ada orang yang mengatakan "ah kebakaran lahan lagi di Sumatera, sudah biasa. Nanti juga bakal hilang asapnya". Sesungguhnya hati mereka juga sudah terkikis. Miris rasa kemanusiaan.

So guys.... open your eyes, open your mind. Bahkan di tengah kabut asap pun otak kami tidak berkabut. Karena kami memikirkan bagaimana caranya untuk bertahan hidup. Sedangkan yang ada di sana, yang hanya memantau tv dan malah tidak bertanggung jawab ataupun tidak bisa melindungi rakyat, maka jangan lah lagi terus menebar janji jika kalian hanya perduli karena untuk dipilih. Bersihkan dulu otak yang berkabut di tengah keadaan nafas yang tak kalut. Dan jangan salahkan jika kami sudah tak percaya lagi dengan janji janji para pejabat elit di tengah keadaan yang sekarat.

Pertanyaannya, sudah pantaskah kalian menjadi wakil rakyat????

Comments

Popular posts from this blog

Kenapa Suka Senja?

Kenapa suka senja? Karena senja pernah mengenalkanku pada dia. Kenapa suka senja? Karena pada senja entah kenapa aku bisa berlama - lama diam lalu menghaturkan setiap harap walau kutahu tetap pada Tuhan meminta dan mengadu paling efektif. Kenapa suka senja?  Cahayanya.  Ya,  cahaya keemasannya selalu mampu membuat kedua bola mataku tak mampu berkedip cepat.  Ya,  aku mulai candu padanya. Kenapa suka senja? Karena dengan menatapnya ada rasa damai walau seringkali beberapa orang keheranan menatapku. Ya,  aku tergila - gila dengan senja.  Dengan waktu kemunculannya,  dengan warna indahnya,  dengan pemandangan burung-burung membentuk formasi yang menempuh jalan pulang yang mana membuat siapapun tak bisa menolak untuk tak jatuh Cinta padanya. Hai senja,  lagi untuk yang keberapa kalinya aku memberitahu pada dunia bahwa kau adalah candu yang susah dihentikan. Kau adalah Indah. Sebab kau tak mampu biasa.

Kisaran Naga

#30HariKotakuBercerita Judulnya seram? Ya, jadi disini saya akan menceritakan tentang terjadinya nama Kisaran. Legenda tentang kota kisaran juga ada beberapa versinya tapi sejak saya kecil, orang – orang disekitar saya menceritakan versi yang sebagai berikut..... Asal mula nama kisaran sendiri berawal saat hujan deras dan petir menyambar – nyambar. Saat itu kota ini sedang diguyur hujan lebat beserta angin kencang dan petir yang menakutkan. Orang – orang sekitar pun berkeluaran karena ternyata pepohonan yang berada di tepi sungai pada bertumbangan dan air sungai pun meluap seketika. Lalu seseorang berteriak begitu takutnya karena melihat ada makhluk aneh tampak berkisar. Rerumputan yang tadinya adalah tanah dari pohon tumbang tersebut pun terbuka seperti sengaja dibuka. Seketikanorang – orang yang melihat pun berteriak histeris. Lalu mereka berteriak “ Naga berkisar…… Naga berkisarrr” sambil menunjuk ke arah tumpukan pohon yang tumbang tadi. Masyarakat takjub dan juga d

Untuk Tuan Yang Telah Berpuan

#30HariMenulisSuratCinta Ada semangat lain kala Tuhan membiarkan jiwa - jiwa saling menyapa kesunyian. Di dalam hati ada gemercik rindu yang tak ingin tersudahi mengikat setiap otot dan urat - urat yang sedang bekerja tak kenal lelah. Namun tak lagi cerita tentang kamu yang kini mendiami relung fikir. Tak ada kamu, Tuan. Tak ada lagi yang harus kujadikan alasan disela aktivitas lainku. Tak ada lagi do'a terlantun yang membalutkan namamu bersama nama - nama lainnya di do'aku. Tak ada lagi kamu yang .gegabah agar dimasukkan ke dalam ritual terindahku itu. Bahagialah bersama dia yang kau cinta. Biarlah sebuah masa dimana kita saling merasa telah terhapus oleh asa yang sudah patah, juga kedatangan wanita yang sedang kau puja. Kau tahu perihal melupakan? Walau tanganku ingin menyusuri apa yang bisa ku temukan tentang kamu, namun hatiku tetap enggan untuk mencipta kepingan rasa kembali teringat masa lalu. Aku tak ingin hembusan nafas patah kembali mengusik telinga dan menusuk hati