#Tulisanlimabelasmenit
#GagasMediaRabuMenulis
Dia terus membicarakan sesosok pria yang bahkan tak sama sekali kutahu. Dengan wajah teduhnya, wanita yang notabene lebih tua 4 tahun dariku itu seakan tak memberi jedah untuk sekadar meminum coklat dingin kesukaannya itu.
"Kemarin dia memberiku ini" haturnya dan membuatku memalingkan wajah ke arah dalam tasnya.
"Apa itu?"
"Ini box cinta"
"box cinta? Maksudnya"
"Katanya kalau aku ingin bertemu dengannya, cukup bilang saja ke dalam box ini dengan keyword 'aku rindu'" jelasnya.
"Kak, kamu gak apa - apa kan?"
"Maksud kamu? Aku gila? Gitu"
Tak ada yang kujelaskan lebih lanjut padanya. Sejak kepergian pria yang selama 4 tahun menjalin hubungan dengannya, ia tampak aneh. Bahkan aku sering mendengar suara seorang pria di kamar tidurnya. Tepatnya hari ini adalah hari ulang tahun pacarnya. Tentu saja kalau dia masih hidup, mungkin mereka berdua akan merayakannya di rumah sambil kak Acha membuatkan cup cake buah naga kesukaan pacarnya itu.
Brakkkkkk!!!!!
Aku dikejutkan oleh pintu kamar kak Acha yang tiba - tiba saja menutup sendiri. Karena aku yakin bahwa dari tadi kak Acha sedang ada di taman belakang rumah. Kubuka pintu itu pelan. Kulihat di meja rias berdekatan dengan jendela kamarnya. Mataku mengarah ke sebuah box cinta yang selalu ia bahas itu. Boxnya terbuka.
"Box cinta? Ah, ada ada saja. Hanya dengan kata - kata "Aku rindu?"
Klikkkk!!! Box itu tiba - tiba tertutup. Mataku terbelalak tak tentu arah, pintu yang masih terbuka pun seketika tertutup kuat seperti beberapa menit yang lalu. Jendela pun terbuka dengan sendirinya, angin terasa kencang malam itu hingga menyibak - nyibakkan kain jendela yang terpasang. Kulihat kak Acha sedang berdiri. Seperti memeluk seorang pria.
"Kak Arya? Bukannya dia sudah meninggal?" Aku pun berlari ke lantai bawah mencoba memastikan apa yang sedang kulihat adalah benar. Tak lama tanpa perlahan kubuka pintu belakang yang kebetulan sangat dekat dengan dapur. Ya, tak ada seseorang selain kak Acha yang masih berdiri dan mengarahkan kepalanya padaku dengan kagetnya.
"Tadi... siapa kak?" Tanyaku.
"Seseorang yang memberikan box cinta itu padaku. Arya." Tukasnya. Seketika angim pun tak henti menyapa malam. Semakin lama semakin membuat rambut dan pakaian yang kukenakan tampak menari - nari tak tentu.
Comments
Post a Comment