Skip to main content

Sampai Akhirnya Kau Tidak Harus Tahu Bagaimana Caranya Aku Bersedih 

Entah kenapa malam itu semua tiba tiba berubah. Bahkan sebuah perasaan tak biasa muncul. Dan baru tersadar esok hari sembari perlahan mengingat doa kapan yang sedang Tuhan kabulkan.  Perihal perasaan sendiri pun tetap Tuhanlah yang mengatur. Ah, benar saja,  DIA Maha pembolak balik hati manusia.  3 tahun menyukai pria sama ternyata seperti ini. Tanpa temu. Tanpa hilang sedikitpun rasa. Namun lagi lagi kebiasaannya masih tetap sama. Kembali menghilang. Bahkan setelah kehilangannya tidak tahu harus mengendalikan perasaan yang bagaimana.  Penghujung 29 ternyata memberikan kisah campur aduk yang baru ini di rasa. Ternyata lebih ikhlasku mampu kucipta meski tidak tau alur seperti apa yang akan dijalani nantinya.  Ah, mari tetap semangat. Mari tetap menggantungkan cita cita. Mari untuk jangan membenci perasaan cinta itu sendiri meski berkali kali kandas. 

Kita di Jembatan Merah

#GagasMedia
#TulisanLimaBelasMenit
#RabuMenulis

"Entahlah, aku fikir semuanya akan berakhir. Masa tinggalku dikota Surabaya telah usai. Papaku menyuruhku pulang ke Medan untuk meneruskan bisnisnya. Aku harap kamu mengerti mas" kutatap matanya lekat. Pria yang aksen jawanya tidak begitu kental karena terlalu sering bergaul denganku. Aku memang bukan suku batak seperti kebanyakan masyarakat yang tinggal di daerah sumatera utara ataupun seperti yang banyak masyarakat fikir bahwa setiap yang berasal dari sumatera utara pasti bisa berbahasa batak. Pria itu menggenggam tanganku sembari menggeserkan arah duduknya mengarah menjadi tepat di hadapku. Ada air mata yang tampak membasahi matanya walau tidak sempat jatuh. Perlahan kupalingkan wajahku karena tak ingin ada rasa sedih hingga membiarkan air mata yang tak ingin jatuh harus jatuh tanpa permisi.
" Sayang, apa yang salah dengan suku jawa? Apa terlihat hina? Apa sebegitu parah papamu membencinya?" Tanyanya dengan pasti hingga cengkraman tangannya semakin membuat tanganku memerah.
"Tidak ada yang salah dengan surabaya ataupun suku jawa sepertimu. Hanya ada kenangan pahitnya dahulu. Kau tahu, jika harus membenci suku jawa ayahku juga suku jawa sama sepertimu mas. Apa harus ia membencinya? Ia hanya belum lupa akan masa lau kala ayah dan ibunya  meninggal kecelakaan di kota kelahirannya. Surabaya. Kenangan pahitnya masih belum bisa lepas dari ingatannya" jelasku lirih. Lalu lintas para pengayuh becak, hingga kendaraan berroda dua bahkan roda empat terus ramai melintas di Jembatan Merah Surabaya sore itu. Ada senja yang tampaknya ragu menampakkan cahaya jingganya, ada gerimis yang tiba-tiba saja datang tanpa diminta. Gerimis dan senja mengantarku pergi. Membiarkan raga selama 4 tahun menempuh pendidikan harus pergi dengan jejak patah pada seseorang lain. Seorang rekan yang entah mengapa baru saja mengakui perasaan sukanya selama 4 tahun. Katanya ia takut bahwa hubungan kami akan jauh kelak. Tapi setelah ia menyatakan perasaannya, malah hubungan ini harus benar-benar jauh. Tak ada yang pernah salah, pun yidak dengan waktu. Hanya akan ada keindahan atas sebuah kepatahan, hanya akan ada sayap-sayap cinta yang nantinya utuh dengan sempurna pada hati-hati lain. Tidak lagi seperti kisah perpisahan kita, di Jembatan Merah.

Comments

Popular posts from this blog

Kenapa Suka Senja?

Kenapa suka senja? Karena senja pernah mengenalkanku pada dia. Kenapa suka senja? Karena pada senja entah kenapa aku bisa berlama - lama diam lalu menghaturkan setiap harap walau kutahu tetap pada Tuhan meminta dan mengadu paling efektif. Kenapa suka senja?  Cahayanya.  Ya,  cahaya keemasannya selalu mampu membuat kedua bola mataku tak mampu berkedip cepat.  Ya,  aku mulai candu padanya. Kenapa suka senja? Karena dengan menatapnya ada rasa damai walau seringkali beberapa orang keheranan menatapku. Ya,  aku tergila - gila dengan senja.  Dengan waktu kemunculannya,  dengan warna indahnya,  dengan pemandangan burung-burung membentuk formasi yang menempuh jalan pulang yang mana membuat siapapun tak bisa menolak untuk tak jatuh Cinta padanya. Hai senja,  lagi untuk yang keberapa kalinya aku memberitahu pada dunia bahwa kau adalah candu yang susah dihentikan. Kau adalah Indah. Sebab kau tak mampu biasa.

Kisaran Naga

#30HariKotakuBercerita Judulnya seram? Ya, jadi disini saya akan menceritakan tentang terjadinya nama Kisaran. Legenda tentang kota kisaran juga ada beberapa versinya tapi sejak saya kecil, orang – orang disekitar saya menceritakan versi yang sebagai berikut..... Asal mula nama kisaran sendiri berawal saat hujan deras dan petir menyambar – nyambar. Saat itu kota ini sedang diguyur hujan lebat beserta angin kencang dan petir yang menakutkan. Orang – orang sekitar pun berkeluaran karena ternyata pepohonan yang berada di tepi sungai pada bertumbangan dan air sungai pun meluap seketika. Lalu seseorang berteriak begitu takutnya karena melihat ada makhluk aneh tampak berkisar. Rerumputan yang tadinya adalah tanah dari pohon tumbang tersebut pun terbuka seperti sengaja dibuka. Seketikanorang – orang yang melihat pun berteriak histeris. Lalu mereka berteriak “ Naga berkisar…… Naga berkisarrr” sambil menunjuk ke arah tumpukan pohon yang tumbang tadi. Masyarakat takjub dan juga d

Untuk Tuan Yang Telah Berpuan

#30HariMenulisSuratCinta Ada semangat lain kala Tuhan membiarkan jiwa - jiwa saling menyapa kesunyian. Di dalam hati ada gemercik rindu yang tak ingin tersudahi mengikat setiap otot dan urat - urat yang sedang bekerja tak kenal lelah. Namun tak lagi cerita tentang kamu yang kini mendiami relung fikir. Tak ada kamu, Tuan. Tak ada lagi yang harus kujadikan alasan disela aktivitas lainku. Tak ada lagi do'a terlantun yang membalutkan namamu bersama nama - nama lainnya di do'aku. Tak ada lagi kamu yang .gegabah agar dimasukkan ke dalam ritual terindahku itu. Bahagialah bersama dia yang kau cinta. Biarlah sebuah masa dimana kita saling merasa telah terhapus oleh asa yang sudah patah, juga kedatangan wanita yang sedang kau puja. Kau tahu perihal melupakan? Walau tanganku ingin menyusuri apa yang bisa ku temukan tentang kamu, namun hatiku tetap enggan untuk mencipta kepingan rasa kembali teringat masa lalu. Aku tak ingin hembusan nafas patah kembali mengusik telinga dan menusuk hati