#30HariMenulisSuratCinta
Sebuah jangkar tertancap dan melabuhkan setiap harap di hati. Kasih seorang ayah dan ibu yang tak pernah usai termakan waktu dan membiarkan detik tak ingin disia-siakan. Sesungguhnya, engkaulah para pecinta hingga mati yang tak pernah berdusta.
Aku selalu bertanya pada diri, apa kalian seorang Puan dan Tuan pernah jengah pada sifat yang mungkin tak sempurna dari kami para titipan Tuhan? Apa mungkin suatu hari akan ada sebuah pengakuan jika kita tak sedarah? Ah, aku harap itu tak mungkin terjadi.
2 orang kecintaan yang tak pernah menuntut lebih. Seperti bunga mawar yang tumbuh di padang gersang, seperti itu hadirmu sangat elok di pandang mata.
Puan, ada berjuta - juta kata maaf selalu kutitipkan disetiap do'a panjangku, ada ribuan kata terlampir, dan sebuah harap agar kesehatanmu terus baik.
Tuan, sesungguhnya penjaga terkasih sepanjang masa adalah dirimu. Sekadar mengenang akan kebahagiaan masa kecil kala senja menemani tawa riangku dikhiasi es krim dan coklat. Aku malah tak ingin dewasa cepat menghampiri. Sesungguhnya baru kusadar bahwa dewasa tak sebahagia kala di tanganku masih menggenggam erat tangan seorang puan dan tuan bak malaikat yang tak lelah terus mengikuti arah kaki untuk menjajaki setiap lapisan tanah.
Masih tak ku mengerti pula akan tingkat terlalu sok tahu dari orang - orang sekelilingku bahwa apa yang ia katakan adalah sepenuhnya benar. Seolah entah sudah beberapa puluh abad jiwanya terus abadi. Sebab itu masih terus kupercaya bahwa dewasa tak sepenuhnya harus melihat kadar umur, bahwa dewasa tak sepenuhnya harus merasa sok tahu apa yang akan dan sedang dilakukan untuk sebuah masa depan.
Puan dan Tuan,
Tak ada lagi kata - kata yang kupercaya dari mereka di luaran sana selain dari seorang Puan dan Tuan yang dipercaya Tuhan untuk memilikiku. Aku tahu bahwa tak ada manusia yang terus abadi hingga merajai bumi. Perihal membuatmu abadi bersama waktu, maka terus kuceritakan kamu dan betapa cintanya aku hingga membuat banyak kata tertuju padamu yang kuletakkan di rumah kataku.
Dari aku,
Yang seorang Puan dan Tuan cintai
Comments
Post a Comment