#30HariMenulisSuratCinta
Untaian harap pernah menjulurkan setiap angannya. Antara kamu dan sebuah rasa lain yang tak bisa kugenggam erat. Aku harap kamu dan waktu tak saling berkonspirasi menggetarkan batin. Sebab tak ada yang hati mau kala masa lalu harus membali terngiang. Maka setiap rasa harus diam pada tempatnya di museum terindah bernama kenangan.
Museum rasa yang di dalamnya tertanam cerita pahit dari rasa atau bahkan tumpukan naskah indah atas semua kisah cinta. Seperti kamu yang telah bahagia dan meletakkan setiap sisa cinta di museum rasa. Ku buka pintunya pelan, kuletakkan benang - benang cinta yang dulu kupuja agar tak melilit pada hati dan terus mengingat masa yang pernah tercipta antara kita.
Sebab kamu tak lain pernah menghantar ketenangan kala gundah bermain menyelami setiap aliran darah. Dan kini Tuan, jika hati ini masih berbalik arah padamu, tak akan lagi kuikuti jejak langkah yang tak pernah bermusyawarah dengan logika. Tak ingin lagi fatamorgana terus membiarkan harapan kosong kembali mencuri rasa yang pernah kutinggalkan di museum rasa. Kamu... antara siapa yang tak ingin berjuang dan terus memperjuangkan, aku akan mendiamkan kamu di perhentian sudut jalan terakhir. Membiarkan kamu dengan hati beserta kenangan yang harus berakhir. Kamu tahu? Sebab tak perlu lagi ada puan yang terus mengasihani hati. Karena sesungguhnya mencintai tak perlu membiarkan hati tertancap mati.
Dari,
Seorang puan penjejak museum rasa
Comments
Post a Comment