#RabuMenulis
#TulisanLimaBelasMenit
Aku hanya kuat saat hari mulai gelap kala cuaca menyebarkan hawa dinginnya dibalik pepohonan besar. Terdengar pula jejak - jejak tak biasa, ya itu bukan seperti jejak binatang atau pula suara daun yang memburu degupan jantung. Kuarahkan mata kesekeliling sambil berhati - hati tiap kali suara jejak langkah semakin mendekat dan ingin mengeluarkan jantung yang berlindung di rongga tubuh.
Kuhidupkan pula mobil sambil terdiam memilin - milin khiasan tali berwarna coklat yang melekat pada jacket. Walau kusadar bahwa kesehatanku tak seperti siang tadi, namun kaki ini sudah sangat kuat membekaskan setiap jejak melewati jalan setapak di bangunan kosong dimana akan di adakannya jurit malam untuk anak - anak baru yang sedang aku dan teman - temanku ospek.
"Aaaaaaaa!!!!" Jeritanku seketika membungkam suara binatang malam dan menghias sepinya malam. Ada seseorang tampak ingin mengeluarkanku dari tempat duduk kemudi. Membiarkan kepala sempat terantuk oleh kerangka - kerangkanya. Dengan mata masih terikat aku tertatih karena dilepaskan paksa pada mereka yang entah siapa dengan kejinya hampir mencekek leherku. Kepala masih sedikit pusing dan ketika kubuka tutupan pada mataku...
"Surpriseeee...."
Mata dan mulut bak saling berkonspirasi ingin membukanya lebar.
" Happy birthday sayang" peluk seorang pria yang sangat kuhafal wajahnya. Ia ternyata membohongiku karena tak bisa datang sebab pekerjaannya tak bisa ia tinggalkan. Tampak cahaya dari kue tart yang mereka bawa beserta lilin bertuliskan angka 21.
"Aaaa, kaliannn. Pelukkk" tubuhku seketika terhempas rak terasa memeluk tubuh - tubuh para sahabat yang selalu ada kala kebahagiaan maupun dukungan selalu mereka cipta ketika hati tak baik menggunakan logika.
Pria yang hampir 2 tahun tak bisa pulang ke Indonesia itu pun memeluk ragaku tiada henti.
" Sayang, walau terkadang ada yang harus terkorban akan sebuah kesuksesan. Namun ada hati yang masih tak lupa akan terus menujumu."
" Kamu tahu Tuan, jangan lupa ketika menujuku berpeganganlah pada tujuan kita mencinta. Sebab aku takut melalui celah celah tubuh ada seseorang lain yang mengurai virus cinta mematahkan rasa pada setiap hati. Mungkin saja melalui hatimu, untuk mematahkanku."
Comments
Post a Comment