#30HariMenulisSuratCinta
Bahagia itu sederhana.....
Sesederhana dari tingkah polos dari seorang bocah kecil. Saat sedang menemani seorang kakak, mata ini disuguhkan oleh sebuah pemandangan bahagia yang membuat air mata membasahi pelupuk mata. Seorang ibu dan anaknya yang sedang asik berbincang bahagia berpenampakan seperti bukan sosialita dengan pakaian atau tas branded yang sering dikenakan wanita pada umumnya. Sangat sederhana dari tampilan rambut yang dikuncir belakang, pakaian yang sederhana, kulit yang tampak tak terawat untuk ukuran seorang ibu muda. Hanya kembali berfikir bahwa kebahagiaan memang kita sendiri yang menciptakan. Sebuah senyuman di antara tegangnya wajah para pelanggan sebuah bank. Dan sebuah senyuman yang tercipta dengan cara yang sederhana.
Suara bocah kecil itu mengalahkan bisikan - bisikan dari suara pelanggan lain yang menunggu antrian. Ia menyanyikan sebuah lagu anak - anak dengan sangat lantangnya, tampak percaya diri. Ibu yang berada tepat di hadapannya tersenyum bahagia nan tulus memandang anak laki - laki kecilnya itu. Tangannya mengusap wajah anak lelaki kecilnya dengan senyum yang masih mereka urai.
Aku fikir, ada sebuah pelajaran untukku bahwa ketulusan perilaku seorang anak kecil dapat membuat kebahagiaan dengan sikap polosnya. Teringat kembali akan aku yang selalu tegas pada ponakanku yang seakan sedang unjuk kebolehan ketika sedang berada di tengah keramaian orang. Sering aku membuatnya harus diam dan tidak boleh bertingkah berlebihan.
Namun seketika fikir akan seorang anak yang begitu aktif dimana pun tempatnya adalah sebuah hal biasa kala aku memandang anak lelaki kecil itu yang tanpa perdulinya terus berjalan mondar - mandir sambil bernyanyi mengarah ke tempat ayahnya duduk di bangku customer service seperti membuat surat peminjaman uang. Entahlah, saat itu aku belajar banyak akan sebuah kebahagiaan yang sederhana dari seorang ibu dan anak lelaki kecilnya yang sedang menunggu ayahnya tanpa kenal bosan.
Hai puan dan bocah lelaki itu, kesederhanaanmu membuat mata ini seolah tersadar atas perlakuan sederhana dari anak kecil yang polos. Ternyata aku sebagai pengamat kala menunggu tak merasa risih akan pemandangan seorang anak kecil yang aktif. Malah bibirku tampak ikut bernyanyi mendengar lantunan lagu yang bocah kecil kebanggaanmu urai. Mataku pun seketika mengecil dihiasi guratan senyum menghiasi bibir.
Hai seorang puan dan bocah lelaki itu,
Terimakasih atas sebuah pelajaran yang membuat hati tersadar akan sebuah sikap harus sempurna yang kualamatkan pada ponakan lelakiku. Dulu aku berfikir bahwa tingkah berlebihan dari seorang anak kecil akan membuat orang di sekitar merasa tak nyaman. Dulu aku selalu berfikir bahwa anak kecil juga harus bisa menempatkan sikap di berbagai tempat. Dan kini kesadaranku tumbuh kembali akan sikap polos seorang anak kecil yang memang bertingkah sama pada umumnya.
Hai seorang puan dan bocah lelaki itu,
Terima kasih atas sebuah pelajaran sederhana dan singkat yang kalian cipta. Juga maafku atas telinga dan mata yang kuutus untuk terus mengarah pada kalian hanya untuk menyadarkan diri bahwa sebuah kebahagiaan tak melulu harus menjadi sesempurna yang diminta.
Dari aku,
Penikmat sebuah senyuman dengan cara yang sederhana
Comments
Post a Comment