#30HariMenulisSuratCinta
Malam tadi kembali teringat cerita di setahun yang lalu dimana masa kelam menyapa keluargaku. Tapi bukan itu yang ingin aku urai disini, karena masa lalu yang kala itu terjadi hanya sebuah peringatan dengan pelukan Tuhan yang selalu menginginkan tabah terarsir dihati.
Pernah dengar lagu Creed - One last breath bukan? Iya, ingatanku kembali pulih kala mendengarnya. Terlintas di fikir seorang anak kecil berumur kurang lebih 5 atau 6 tahun jika benar. Anak yang berasal dari kerinci itu sedang menunggu kakak lelaki yang patah kakinya. Tempat yang selama kurang lebih 4 bulan aku mendiami ruangan dimana mereka yang bagian tubuhnya patah dan sedang disehatkan.
Ada beberapa anak - anak kecil di tempat itu. Tetiba sering rasa rindu menyergap fikir kala melihat kembali foto - fotoku dengan mereka. Hey kalian, anak - anak kecil penghibur sepi yang sempat merasuki hati. Apa kabar? Lama kita tidak bertemu. Semoga tak ada lagi kabar buruk yang terjadi. Latief, Ibnu, Indah, dan Steven. Hai steven yang dipanggil ibumu dengan nama "Tepen(baca dengan 'e' kasar)". Ya, ciri khas suku batak kala mengeja kata. Yang sempat beberapa minggu kami sempat kaget bahwa nama sebenarnya adalah Steven ketika kami bertanya lebih lanjut pada sang ibu tercintanya. Apa kabar kamu? Bagaimana dengan lagu creed-one last breath itu? Masih terus jadi favoritmu kah? Tapi yang kuharap semoga kamu tidak nakal berlebihan.
Mereka memang selayak anak lainnya. Lucu, nakal, tapi masih sewajarnya. Tak jarang membuat para pasien dan penunggunya dibuat tertawa oleh tingkah polosnya.
Dan kamu Latief, bagaimana tentang anak kucing? Apa hingga sekarang kamu terus menyukai anak kucing yang masih kecil itu? Tapi yang aku suka, dia memiliki tingkat perduli tinggi pada sekitar. Semoga kakimu terus baik - baik ya sayang. Ingat, jalannya harus bagus.
Untuk Ibnu yang sering di panggil dengan sebutan "Nunu", anak paling kecil yang suka menunggu kala aku sedang berdandan akan pergi ke kampus. Ia suka sekali melihat peralatan make up wanita. Semoga itu hanya kelucuan masa kecil saja ya.
Dan indah, kakak dari latief dan ibnu. Tak banyak lagi hal gila sebagai bahan tertawa dengannya. Ya, karena dia sudah SD dengan tingkatan yang lebih tinggi. Sudah mengertilah bagaimana untuk menyikapi keadaan.
Berharap suatu hari raga kita dapat bertemu. Saling berbagi cerita tentang sesuatu yang terlewati tanpa saling bersama seperti saat ini yang telah kembali ke rumah masing - masing. Semoga tali persaudaraan masih terjalin dengan baik, semoga kabar kebahagiaanlah yang terus di dapat kala wajah saling bertatap, tangan saling menjabat dan cerita indah terhatur dengan erat. Kita, umpama keluarga yang Tuhan temukan dengan singkat bersama ribuan kata dengan bahasan indah menaungi. Ya, itulah pertemuan yang mengharuskan untuk perpisahan menyalaminya. Perpisahan yang selalu ikut andil pada pertemuan yang berakhir tanpa sebuah keraguan.
Semoga semua baik-baik saja :)
ReplyDeleteAmin
Delete