#30HariMenulisSuratCinta
Januari hampir saja menutup tirainya penuh. Hanya menunggu hitungan jam sampai aku kembali pulang dan bergegas menutupnya rapat. Kukibaskan rambut baruku memberi salam pada tahun baru. Kubiarkan angin masih terus memain - mainkannya helai demi helai hingga tak seperti semula.
Radarku tiba - tiba saja bergetar. Ku jelaskan arah pandangku, lebih dekat, dan ya.... itu kamu. Ini pertemuan pertama kita di akhir Januari. Setelah setahun lalu, ketika aku menyaksikan punggungmu dari balik kaca jendela dan ingin memastikan bahwa kau memang benar - benar tak bisa lagi kutemui sesuka hati. Dulu, radarmu begitu tajam. Dengan pasti kau mengalihkan pandangmu menuju aku namun kutampik dan menjauh mundur hingga punggungmu tak lagi terekam.
Kita bertemu lagi di satu perjumpaan tak terduga. Ternyata radarku masih bagus walau ditinggal pergi setelah setahun. Namun seketika angan tak ingin rindu tercipta antara kita. Mataku membencinya. Aku tak lagi perduli. Aku bahagia bisa bertemu kamu, namun rindu tak mau menjamah kenangan lama.
Pertemuan setelah perpisahan terkadang istimewa, tentu bagi mereka yang belum menuntaskan cerita. Mereka belum siap untuk tak memandang lagi, tapi aku siap. Yang belum tuntas kala itu mungkin satu episode yang tak ada manusia hebat di balik layar. Hanya setiap insan tanpa lighting yang tak menemani jalannya adegan.
Ya, kamu. Aku pernah benci mencari tahu sesuatu hal karena ada satu fakta baru yang menyakitkan.
Kamu, pertama di akhir januari adalah penanda bahwa segalanya harus berakhir. Bukankah saling melupakan adalah sebuah kebahagiaan? Kamu dengan duniamu, dan aku dengan langkah tegapku.
Dari Aku, Penghapus Jejakmu
Nggak bosen nih baca suratnya, kalo udah suka jadi nyaman :)
ReplyDeleteMakasih :)
ReplyDelete