Skip to main content

Sampai Akhirnya Kau Tidak Harus Tahu Bagaimana Caranya Aku Bersedih 

Entah kenapa malam itu semua tiba tiba berubah. Bahkan sebuah perasaan tak biasa muncul. Dan baru tersadar esok hari sembari perlahan mengingat doa kapan yang sedang Tuhan kabulkan.  Perihal perasaan sendiri pun tetap Tuhanlah yang mengatur. Ah, benar saja,  DIA Maha pembolak balik hati manusia.  3 tahun menyukai pria sama ternyata seperti ini. Tanpa temu. Tanpa hilang sedikitpun rasa. Namun lagi lagi kebiasaannya masih tetap sama. Kembali menghilang. Bahkan setelah kehilangannya tidak tahu harus mengendalikan perasaan yang bagaimana.  Penghujung 29 ternyata memberikan kisah campur aduk yang baru ini di rasa. Ternyata lebih ikhlasku mampu kucipta meski tidak tau alur seperti apa yang akan dijalani nantinya.  Ah, mari tetap semangat. Mari tetap menggantungkan cita cita. Mari untuk jangan membenci perasaan cinta itu sendiri meski berkali kali kandas. 

Bagian Paling Tersedih

Bagian paling tersedih adalah ketika kau menahan tangismu dalam sebuah tawa. Ketika kau mengharap hujan ikut andil pada tangismu agar wajahmu yang penuh senduh tertutupi oleh air yang menari indah dikolong langit. Ada rasa nyeri seketika pada sebuah kenyataan bahwa rencana tak harus terjadi serapi lukisan Tuhan pada makhluk-Nya.  Berjalan cepat layaknya roller coaster yang hampir menghentikan jantung dan membuat panca indra tak lagi merasa.

Bagian paling tersedih adalah ketika Tuhan memberi jarak 1 meter pada seseorang kecintaanmu yang menyadarkan bahwa mencintai tak berarti memiliki. Seakan dunia belum mengizinkan kau bahagia. Dan biarlah dinding menjadi saksi bisu pertemuan terindah yang jarang kau dapati.

Bagian paling tersedih adalah ketika hentakan kaki menuruni anak tangga. Seolah langkahnya dan langkahmu berbicara saling bersahutan. Bahwa pernah ada mahakarya terindah dari balik punggungnya yang terus kau tatap tajam dengan langkah masih terus saling bersahutan.

Bagian paling tersedih adalah saat tatapan mata saling beradu layaknya ada bagian yang memisahkan jarak kita. Hanya saling berbicara pada mata indahmu. Kau tahu, pernah ada rasa bahagia yang kau bagi padaku saat itu. Entah sama sepertiku atau rasa lain yang kau hatur dalam hati.

Bagian paling tersedih adalah saat aku menyukai diam kita. Saling menyapa dalam sepi, saling tersenyum di memory masing-masing. Bagian yang pada akhirnya tak ada kejelasan hingga waktu membiarkan masa kita berlalu pada sebuah perpisahan.

Bagian paling tersedih adalah ketika namamu pernah ku lantun merdu pada doaku. Kujabat erat setiap abjadnya merubah bentuk lidah yang tiada lelah menghatur pada-Nya.

Bagian paling tersedih adalah ketika kuselipkan tatapanku dari balik jendela. Sekadar ingin tahu sedang apa dirimu.

Bagian paling tersedih adalah ketika aku melihat sosokmu dari dalam kelas tepat bersebelahan dengan jendela. Kita saling menatap, mencuri pandang, dan pada akhirnya memang kita di takdirkan hanya untuk saling memandang.

Bagian paling tersedih adalah ketika keluhanmu tak pernah bisa ku lembutkan dengan senyuman atau sebuah kata penenang. Hanya terdiam, dan telingaku lah yang menjadi saksi setia dari dunia mu.

Bagian paling tersedih adalah saat kita sama - sama mengetahui bahwa ada rasa berbeda pada hati, namun kita sama - sama tak saling memperjuangkannya. Hanya meyakinkan bahwa setiap hati akan baik - baik saja. Bahwa tak akan pernah ada plaster yang menutup lukanya.

Bagian tersedih ini biarlah kubingkai rapi pada tulisan yang mengingatkanku bahwa pernah ada kita yang berbicara dalam diam. Bahwa pernah ada senyum tulus yang kuukir di bibirku ketika tatapanmu kau hilangkan menuju anak tangga. Kuharap, kenyataan terburuk yang ku tahu adalah bagian paling sedih terakhir yang membuat angan serta fikir tak lagi merekam sosokmu. Tapi biarlah senja tetap cerah dan mempesona walau aku tahu pernah ada banyak cerita indah saat senja mengulur cahaya keemasan yang mengarsir kanvas putih kepunyaan Tuhan yang selalu ku nikmati tanpa bayar. Dan, terima kasih telah menjadi bagian tersedih di hidupku. Biarlah kalimat ambigu di tulisan ini yang sebenarnya adalah inisial namamu hanya aku yang tahu. Biarlah bagian tersedih ini bisa menjadikan senyum terurai ketika aku ingin mengingat lagi akan sosokmu.

(Selamat Hari Blogger Nasional)
★ 27 Oktober ★

Comments

Popular posts from this blog

Kenapa Suka Senja?

Kenapa suka senja? Karena senja pernah mengenalkanku pada dia. Kenapa suka senja? Karena pada senja entah kenapa aku bisa berlama - lama diam lalu menghaturkan setiap harap walau kutahu tetap pada Tuhan meminta dan mengadu paling efektif. Kenapa suka senja?  Cahayanya.  Ya,  cahaya keemasannya selalu mampu membuat kedua bola mataku tak mampu berkedip cepat.  Ya,  aku mulai candu padanya. Kenapa suka senja? Karena dengan menatapnya ada rasa damai walau seringkali beberapa orang keheranan menatapku. Ya,  aku tergila - gila dengan senja.  Dengan waktu kemunculannya,  dengan warna indahnya,  dengan pemandangan burung-burung membentuk formasi yang menempuh jalan pulang yang mana membuat siapapun tak bisa menolak untuk tak jatuh Cinta padanya. Hai senja,  lagi untuk yang keberapa kalinya aku memberitahu pada dunia bahwa kau adalah candu yang susah dihentikan. Kau adalah Indah. Sebab kau tak mampu biasa.

Kisaran Naga

#30HariKotakuBercerita Judulnya seram? Ya, jadi disini saya akan menceritakan tentang terjadinya nama Kisaran. Legenda tentang kota kisaran juga ada beberapa versinya tapi sejak saya kecil, orang – orang disekitar saya menceritakan versi yang sebagai berikut..... Asal mula nama kisaran sendiri berawal saat hujan deras dan petir menyambar – nyambar. Saat itu kota ini sedang diguyur hujan lebat beserta angin kencang dan petir yang menakutkan. Orang – orang sekitar pun berkeluaran karena ternyata pepohonan yang berada di tepi sungai pada bertumbangan dan air sungai pun meluap seketika. Lalu seseorang berteriak begitu takutnya karena melihat ada makhluk aneh tampak berkisar. Rerumputan yang tadinya adalah tanah dari pohon tumbang tersebut pun terbuka seperti sengaja dibuka. Seketikanorang – orang yang melihat pun berteriak histeris. Lalu mereka berteriak “ Naga berkisar…… Naga berkisarrr” sambil menunjuk ke arah tumpukan pohon yang tumbang tadi. Masyarakat takjub dan juga d

Untuk Tuan Yang Telah Berpuan

#30HariMenulisSuratCinta Ada semangat lain kala Tuhan membiarkan jiwa - jiwa saling menyapa kesunyian. Di dalam hati ada gemercik rindu yang tak ingin tersudahi mengikat setiap otot dan urat - urat yang sedang bekerja tak kenal lelah. Namun tak lagi cerita tentang kamu yang kini mendiami relung fikir. Tak ada kamu, Tuan. Tak ada lagi yang harus kujadikan alasan disela aktivitas lainku. Tak ada lagi do'a terlantun yang membalutkan namamu bersama nama - nama lainnya di do'aku. Tak ada lagi kamu yang .gegabah agar dimasukkan ke dalam ritual terindahku itu. Bahagialah bersama dia yang kau cinta. Biarlah sebuah masa dimana kita saling merasa telah terhapus oleh asa yang sudah patah, juga kedatangan wanita yang sedang kau puja. Kau tahu perihal melupakan? Walau tanganku ingin menyusuri apa yang bisa ku temukan tentang kamu, namun hatiku tetap enggan untuk mencipta kepingan rasa kembali teringat masa lalu. Aku tak ingin hembusan nafas patah kembali mengusik telinga dan menusuk hati