#30HariMenulisSuratCinta
Hai kamu, di surat pertama ini ijinkanlah kamu yang mengisi pembukanya. Pembuka yang tak pernah tahu akan terus mengisi tiap lembaran hari atau tidak. Hanya saja yang harus kau tahu, mungkin ini adalah moment sampai kepada aku menyerah.
Entahlah, mungkin aku sedikit aneh atau malah terlalu gila. Hingga membiarkan namamu bersemayam walau sedikit perih kurasa. Tak apa, sebab yang seperti semua orang tahu. Cinta itu terkadang membuat yang merasakannya menjadi gila. Hingga tak lagi merasakan sakit walau dengan sadar betul ada sayatan tipis yang kian hari terus melebar.
Kamu tenang saja di sana. Tak usah merasa aneh atau menaikkan sebelah alismu. Tak perlu mencibir dalam hati juga. Jika saat ini kau sedang membaca, santaikan saja segala panca inderamu. Tak perlu menerka yang lain - lain, sebab kau tak pernah tahu tentang aku.
Atau mungkin saja dibenakmu ada sebuah pertanyaan yang malah menudingku "gila". Tak apa. Sebab tanpa kau sadari kau pun bahkan (mungkin) pernah segila aku. Iya, kita hanya manusia. Kau begitu, pun aku. Sebab kita juga tak pernah meminta untuk dicintai dan mencintai siapa. Semuanya alami. Berjalan senormal mungkin atas kuasa Tuhan dan konspirasi alam.
Ada sebuah kutipan yang kurang lebih tertulis: "Adakalanya kita harus menyadari bahwa ada orang - orang yang hanya ditakdirkan hanya untuk hati kita, tapi bukan untuk hidup kita". Iya, itu benar. Dan itu kenapa kubiarkan Tuhan yang mengaturnya. Dulu, aku selalu banyak meminta. Termasuk meminta kamu. Tapi sekarang, seperti karang yang hanya bisa di datangi ombak, maka kuserahkan segalanya pada Tuhan. Sebab aku percaya betul, jika kita mampu mencintai seseorang dengan tulus, suatu saat kita juga mampu melepaskannya dengan tulus. Lalu menerima setulus mungkin apa yang Tuhan memang anggap baik untuk kita. Dan untukmu, 사랑해요 ^^
Comments
Post a Comment