Saya sadar bahwa Ayah tak lebih hebat dari ibu. Karena ibu sudah pasti tetap menjadi sosok paling hebat di dunia. Namun sosok Ayah juga bisa sebegitu pengertian. Tanpa bertanya ataupun saling berbagi cerita, beliau sudah tahu tentang isi hati anaknya. And I take after my dad. Walau katanya perempuan selalu menggunakan perasaan, but I look similar with my dad. Saya selalu menggunakan logika dan juga bagaimana perempuan terlahir untuk menggunakan perasaan.
Father is a daughter first love. And I agree with it. Dad said that I have to find a good man. A man could make me happy. Beberapa nasihat tentang pendamping pun sering menjadi pembahasan. I know some reasons who makes my Dad over protective to his daughters. And I didn't even regret our promise. Promise between Daddy and daughter.
Karena anak perempuannya sudah besar, maybe he's thought that we have to look forward. To our (his daughters) future.
Suatu waktu beliau pernah memohon dan membuat terenyuh, he said: "I'm getting old. Kalian adalah pewaris Ayah, panca indra kalian semakin menajam. So please reminding me about anything else. My sense looks bad, already".
Betapa sekuatnya sosok Ayah terhadap anak perempuannya ia juga meminta kami untuk menjaga dan membantunya, pada akhirnya. Semua diutarakan saat waktunya memang sudah tepat. Kami sudah tumbuh dewasa, yang walaupun sudah dapat melakukan segalanya sendiri namun tetap butuh ijin dan beberapa bantuannya. And Dad, please always by my side. Bukan hanya untuk wali saat menjabat erat tangan pria pilihan anak perempuanmu saja, tetapi juga untuk menghabiskan waktu yang tak kekal ini dengan bahagia. Please, Grow old with us with some bucketful happiness. Abeoji, saranghaeyo ♥
Comments
Post a Comment