Skip to main content

Sampai Akhirnya Kau Tidak Harus Tahu Bagaimana Caranya Aku Bersedih 

Entah kenapa malam itu semua tiba tiba berubah. Bahkan sebuah perasaan tak biasa muncul. Dan baru tersadar esok hari sembari perlahan mengingat doa kapan yang sedang Tuhan kabulkan.  Perihal perasaan sendiri pun tetap Tuhanlah yang mengatur. Ah, benar saja,  DIA Maha pembolak balik hati manusia.  3 tahun menyukai pria sama ternyata seperti ini. Tanpa temu. Tanpa hilang sedikitpun rasa. Namun lagi lagi kebiasaannya masih tetap sama. Kembali menghilang. Bahkan setelah kehilangannya tidak tahu harus mengendalikan perasaan yang bagaimana.  Penghujung 29 ternyata memberikan kisah campur aduk yang baru ini di rasa. Ternyata lebih ikhlasku mampu kucipta meski tidak tau alur seperti apa yang akan dijalani nantinya.  Ah, mari tetap semangat. Mari tetap menggantungkan cita cita. Mari untuk jangan membenci perasaan cinta itu sendiri meski berkali kali kandas. 

Menggenggam Bumi

#rabumenulis

" Berterima kasihlah pada segala yang memberi kehidupan......" kata seseorang yang selama ini mendedikasikan dirinya dengan alam seperti hobby yang tampak pada aktivitas masa liburnya. Ia berjalan sembari memunguti sampah - sampah yang tertinggal atau mungkin saja sengaja ditinggalkan oleh para pengunjung yang menjejakkan kakinya di tanah karo, sekitaran gunung Sibayak.
"Kamu tahu? Ini adalah tingkah anak - anak yang ingin disangka oke, tapi sejatinya mereka sama sekali tidak oke. Sampah, paku - paku yang ditancapkan di pohon entah atas dasar apa" sambil melepasnya satu persatu. Matanya tak sedikit lengah pada sekitar, ya aku tahu bahwa ia sangat mencintai alam sama sepertiku yang sudah tertular oleh sifatnya. Sangat membenci setiap orang yang dengan pikiran sadarnya membiarkan sampah - sampah terhempas angin, bukan malah di pungut lalu diletakkan ke tempat sampah. Gulungan awan menghadirkan angin yang membuat tubuh tiba - tiba saja tersentak. Ku mundurkan kakiku hingga menyentuh batu besar yang sengaja kucari untuk melepas lelahku. Beberapa orang yang tergabung sebagai kelompok Adventure Together juga tampak kagum atas separuh perjalan mendaki gunung sibayak, mengeluarkan kamera dan mengambil pose terbaik mereka. Senyum berhiaskan syal yang menutupi leher juga lapisan pakaian yang paling luarnya jacket tebal melindungi tubuh - tubuh mereka.
"Kamu lihat burung itu?" Kuarahkan jari telunjukku ke arah puncak pohon yang sebagian dedaunannya mulai berguguran.
"Dia dibesarkan oleh alam. Sama dengan kita bukan? Mmmmm, lebih tepatnya kamu. Bagaimana hidup dengan pepohonan saling berbaris dan angin tanpa polusi?"
"Sangat indah. Tidak seperti  kota - kota yang dengan egoisnya tak menghadirkan pepohonan namun malah semakin menjadi meninggikan mal - mal. Seperti kehidupan yang kamu alami. Menjadi anak kota, bukan anak desa sepertiku". Jelasnya.
"Kamu tahu, acap kali hatiku mengaduh pada senja supaya kelak aku berjodoh dengan pecinta alam sepertimu. Sebab aku juga menyukai alam, sama seperti aku menyukaimu. Dan aku sangat membenci perusak alam, sama seperti kamu saat membiarkanku memilih melabuhkan hati pada Dio saja. Pria pilihan ibu".
"Kenapa tidak kamu turuti saja? Bukankah surga ada di bawah telapak kaki ibu?".
"Aku tidak ingin ibuku berubah menjadi ibukota yang egois. Tenang, Ayahku masih terus membujuknya, agar tak ada perjodohan. Aku tak menyukainya, sebab kamulah yang masih belum bisa membuat isakan tangis harus tercipta"
"Sebab aku mencintaimu, tapi tetap ingat... aku tidak akan mencengkrammu Cheryl"
"Itu yang aku suka darimu, Bumi.... Cintamu tidak untuk memaksa setiap gerak. Kepercayaanmu itu yang masih tidak bisa kutemukan pada pria lain"
"Karena cinta cukup menggenggam sayang, bukan mencengkram. Sama seperti alam, jika kita terlalu egois mendapatkan kelebihan dengan mudahnya... hal itu malah akan membuat alam menjadi murka lalu menumpahkan kekesalannya. Hingga banyak yang tersiksa. Bukankah itu karena ulah keegoisan manusianya sendiri? Sebab alam tak pernah salah" haturnya sembari tangan - tangannya terus memasukkan sampah - sampah ke sebuah karung besar. Menjelaskan tarikan dan hembusan nafasnya terus bersahabat di telinga. Kupegang erat tangannya yang sedikit kotor. Tak mengapa, sebab cintaku tulus seperti ia mencintai alam. Seperti hati ibuku yang kuyakini juga akan luluh jika aku serta Ayah memberi pengertian tidak dengan egois, terus menyabarkan hati bahwa kebahagiaan tidak datang jika keterpaksaan malah memalsukan rasa.

Well, seperti cinta terhadap setiap insan.... Cintailah alam sebab alam juga butuh keperdulian, bukan keegoisan.
"SELAMAT HARI BUMI"

Comments

Popular posts from this blog

Kenapa Suka Senja?

Kenapa suka senja? Karena senja pernah mengenalkanku pada dia. Kenapa suka senja? Karena pada senja entah kenapa aku bisa berlama - lama diam lalu menghaturkan setiap harap walau kutahu tetap pada Tuhan meminta dan mengadu paling efektif. Kenapa suka senja?  Cahayanya.  Ya,  cahaya keemasannya selalu mampu membuat kedua bola mataku tak mampu berkedip cepat.  Ya,  aku mulai candu padanya. Kenapa suka senja? Karena dengan menatapnya ada rasa damai walau seringkali beberapa orang keheranan menatapku. Ya,  aku tergila - gila dengan senja.  Dengan waktu kemunculannya,  dengan warna indahnya,  dengan pemandangan burung-burung membentuk formasi yang menempuh jalan pulang yang mana membuat siapapun tak bisa menolak untuk tak jatuh Cinta padanya. Hai senja,  lagi untuk yang keberapa kalinya aku memberitahu pada dunia bahwa kau adalah candu yang susah dihentikan. Kau adalah Indah. Sebab kau tak mampu biasa.

Kisaran Naga

#30HariKotakuBercerita Judulnya seram? Ya, jadi disini saya akan menceritakan tentang terjadinya nama Kisaran. Legenda tentang kota kisaran juga ada beberapa versinya tapi sejak saya kecil, orang – orang disekitar saya menceritakan versi yang sebagai berikut..... Asal mula nama kisaran sendiri berawal saat hujan deras dan petir menyambar – nyambar. Saat itu kota ini sedang diguyur hujan lebat beserta angin kencang dan petir yang menakutkan. Orang – orang sekitar pun berkeluaran karena ternyata pepohonan yang berada di tepi sungai pada bertumbangan dan air sungai pun meluap seketika. Lalu seseorang berteriak begitu takutnya karena melihat ada makhluk aneh tampak berkisar. Rerumputan yang tadinya adalah tanah dari pohon tumbang tersebut pun terbuka seperti sengaja dibuka. Seketikanorang – orang yang melihat pun berteriak histeris. Lalu mereka berteriak “ Naga berkisar…… Naga berkisarrr” sambil menunjuk ke arah tumpukan pohon yang tumbang tadi. Masyarakat takjub dan juga d

Untuk Tuan Yang Telah Berpuan

#30HariMenulisSuratCinta Ada semangat lain kala Tuhan membiarkan jiwa - jiwa saling menyapa kesunyian. Di dalam hati ada gemercik rindu yang tak ingin tersudahi mengikat setiap otot dan urat - urat yang sedang bekerja tak kenal lelah. Namun tak lagi cerita tentang kamu yang kini mendiami relung fikir. Tak ada kamu, Tuan. Tak ada lagi yang harus kujadikan alasan disela aktivitas lainku. Tak ada lagi do'a terlantun yang membalutkan namamu bersama nama - nama lainnya di do'aku. Tak ada lagi kamu yang .gegabah agar dimasukkan ke dalam ritual terindahku itu. Bahagialah bersama dia yang kau cinta. Biarlah sebuah masa dimana kita saling merasa telah terhapus oleh asa yang sudah patah, juga kedatangan wanita yang sedang kau puja. Kau tahu perihal melupakan? Walau tanganku ingin menyusuri apa yang bisa ku temukan tentang kamu, namun hatiku tetap enggan untuk mencipta kepingan rasa kembali teringat masa lalu. Aku tak ingin hembusan nafas patah kembali mengusik telinga dan menusuk hati