Skip to main content

Sampai Akhirnya Kau Tidak Harus Tahu Bagaimana Caranya Aku Bersedih 

Entah kenapa malam itu semua tiba tiba berubah. Bahkan sebuah perasaan tak biasa muncul. Dan baru tersadar esok hari sembari perlahan mengingat doa kapan yang sedang Tuhan kabulkan.  Perihal perasaan sendiri pun tetap Tuhanlah yang mengatur. Ah, benar saja,  DIA Maha pembolak balik hati manusia.  3 tahun menyukai pria sama ternyata seperti ini. Tanpa temu. Tanpa hilang sedikitpun rasa. Namun lagi lagi kebiasaannya masih tetap sama. Kembali menghilang. Bahkan setelah kehilangannya tidak tahu harus mengendalikan perasaan yang bagaimana.  Penghujung 29 ternyata memberikan kisah campur aduk yang baru ini di rasa. Ternyata lebih ikhlasku mampu kucipta meski tidak tau alur seperti apa yang akan dijalani nantinya.  Ah, mari tetap semangat. Mari tetap menggantungkan cita cita. Mari untuk jangan membenci perasaan cinta itu sendiri meski berkali kali kandas. 

Rasaku, Bukan PilihanNya

Di tulisan kali ini, aku ingin meniru pembelajaran dari blognya koh Alexander Thian a.k.a @aMrazing. Yaitu ketika ingin menulis tapi gak ada imajinasi yang berkeliaran di kepala. Biasanya disebut 3 words, 1 story. Di sini, aku pilih kata dari sekitar ketika duduk di halaman rumah, yaitu : Kerudung, Batu,  dan Plastik. And here it is:

Rasaku, Bukan PilihanNya

Wanita berkerudung itu berjalan mengadu kakinya dengan bebatuan yang ia lewati. Raut wajahnya tampak tak biasa, seakan ada ribuan masalah menghampiri hidupnya. Sambil sesekali bibir mungilnya berkomat kamit entah mengeluarkan kalimat sihir apa, dan tak jarang kepalanya mengadah ke atas sambil menarik dan membuang nafas pelan agar tak banyak yang memperhatikannya. Tak sengaja ia bertemu dengan arga, teman lamanya ketika di bangku SMA. Arga yang sekarang tampak berbeda dari yang dulu. Pakaiannya sudah terlihat modish dengan polo t-shirt yang ia timpal jacket kulit hitam. Perubahan tampilan  arga juga tampak pada judul yang sama dengan Raisa.
"Raisa... kamu raisa kan??" Tanya pria itu dengan kerutan yang memenuhi dahi raisa.
"Iya. Kamu? Arga, bukan?"
"iya, aku Arga. Wah, kamu sudah mengenakan kerudung sekarang ya?"
" kenapa? Aneh ya?" Sahut Raisa yang baru saja mengeluarkan senyumnya sedari tadi. Raisa memang bukan seorang yang berpenampilan dengan pakaian tertutup dengan kerudungnya dahulu. Mereka pun mengarah ke sebuah alun-alun kota dengan para pecinta olahraga. Ada yang sekedar berlatih skeatboard dengan anggota lengkapnya, ada juga yang berlari kecil menurunkan berat badan atau hanya sekedar menyehatkan badannya, dan ada juga yang befoto dengan kerang besar sebagai latar belakangnya. Tak jarang juga ada yang berkelompok duduk bercerita bersama sahabat menghilangkan penat seharian. Sore itu, semua orang tampak sibuk dengan aktivitas mereka sendiri.
" makhluk Tuhan mana yang sudah merubahmu ga?" Tanya Raisa dengan senyum kecil yang masih menghiasi bibirnya.
"Hahaha, apa? Makhluk? Kota besar berpengaruh besar pada diriku sa. Sejak aku memutuskan kuliah dan tinggal di kota besar, sekitarku juga berpengaruh besar atasku. Kalau kamu? Sejak kapan mulai berkerudung?"
" sejak aku memutuskan untuk tinggal di Aceh. Disana, aku ikut tanteku bersosialisasi dengan warga sekitar untuk pengajian dan bergabung di salah satu remaja mesjid di sana." Jawab raisa menahan wajah arga tampak serius mendengarnya. Siapa sangka, Raisa yang sewaktu SMA sangat manja, selalu mengatakan kalau kerudung membuat rambutnya rusak, tubuhnya kepanasan, dan juga sesosok wanita yang sangat aktif,  sekarang telah berubah menjadi raisa yang lembut, pendiam, sangat anggun dan tidak mengutuk apapun ketika mengenakan kerudung. Lingkungan memang berpengaruh besar atas diri kita, seketika kita bisa menjadi beringas dan tidak tentu arah, bisa saja seketika kita menjadi seseorang yang patuh dan tenang. Itu kenapa perkembangan jaman sangat mepengaruhi diri kita. Mungkin saja ada yang berfikir bahwa anak yang baik, nurut dengan orang tua selalu dicap sebagai anak cupu, yang tidak update dengan perkembangan jaman. Namun tanpa pernah diketahui, di balik itu semua mereka adalah orang - orang yang dibalut dengan cita-cita tinggi, pemikiran yang berkelas.
Arga pun mengarahkan mobilnya ke sebuah tempat makan, dalam kerutan wajah yang sesekali tampak muncul suatu keanehan, arga merasa ada keanehan yang sedang raisa alami saat ini.
"Kamu.... ada masalah? Mungkin bisa sedikit berbagi. Walaupun belum pasti aku bisa membantu sepenuhnya atas masalah yang kamu hadapi, tapi setidaknya beban di hatimu sedikit berkurang" tawar arga.
" mama  rencana menjodohkan aku pada pria lain yang aku sendiri tidak tahu. Kamu tahu, ada pria lain yang ku cinta di sana. Pria yang sudah ku kenal lama. Jujur, aku hormat dengan mama dan papa. Namun bukan berarti apa yang mereka mau harus dituruti bukan?"
" kamu sudah memperkenalkan atau mungkin hanya sekadar menceritakan dia dengan mama kamu?"
" sudah, aku pernah membahas tentangnya dengan mama. Tapi, mama seakan tak menghiraukan pilihanku."
Sebulan kemudian arga mendapat undangan dari seseorang yang namanya tak asing olehnya. Di dalamnya tertuliskan nama Raisa Hanum Rikwanto, SE dengan Ryan  Ali , SE.
"Ga.... akhirnya mama menurutiku" girangnya dengan aura wajah seakan mendapatkan durian runtuh.
" Biar kutebak, pasti lelaki itu teman sekelas atau senior kamu dulu".
"Wah argaaa, you are right. Akhirnya hati mama luluh. Kamu tahu, Ryan pernah berjanji padaku bahwa dia ingin menikahiku dan menua bersamaku". Menjelang   pernikahan raisa, hari demi hari arga masih terus disibukkan oleh curhatan teman SMA nya itu. Siapa yang tak bahagia melihat temannya bahagia. Sampai pada saat Tuhan memberi air mata dan kesedihan pada Raisa yang menemukan Ryan bersama wanita lain sedang berjalan mesra di sebuah toko sepatu. Tangannya dingin, matanya seakan berkaca - kaca tampak menahan tangis. Dirumah raisa keluarganya tampak seperti sedang serius membicarakan sesuatu. Papa raisa  memutuskan untuk tidak melanjutkan hubungan Arga  dengan anak satu-satunya itu. Usai sudah kebahagian dengan sebuah perjanjian klasik untuk menua bersama.
Setelah kejadian itu, raisa memutuskan untuk membiarkan orang tuanya mengatur hidupnya termasuk menjodohkannya dengan pria yang sebelumnya telah ditawarkan pada raisa. " kamu yakin dengan pilihan orang tua kamu? Tidak takut hal lain terjadi lagi?" Kata Arga.
" Terkadang pilihan orang tua atas hidup kita memang yang terbaik. Dan bodohnya aku, kenapa aku bisa mencintai pria yang berselingkuh dengan wanita lain, yang dahulu penuh akan sebuah janji".
" aku mengharap yang terbaik untukmu sa. Semoga pria nanti adalah pria terakhir yang bersamamu. Tidak menyakitimu. Tulus menyayangimu".
Pertemuan keluarga pun dilaksanakan, tanpa disadar hidup memang selalu memberikan kejutan - kejutan baik indah ataupun tidak. Raisa menatap heran mengapa Arga ikut datang ke rumahnya? Apa mungkin pria yang ingin dikenalkan mama mungkin saja masih berhubungan baik dengan Arga. Tiba ketika papa mengenalkan pria yang ingin dijodohkan dengan raisa sejak dahulu ternyata adalah Arga. Raisa pun tampak kaget, berharap ini lelucon atau mungkin saja ada beberapa kamera terpasang untuk mengerjainya. Namun ternyata memang tidak, Arga adalah pria yang ingin dikenalkan dengannya. Tak hanya tubuh raisa yang dingin, mulutnya juga tak dapat berkata-kata. Pertemuan keluarga pun usai. Raisa melangkahkan kakinya ke halaman belakang, memandangi alam yang tenang menyejukkan. "Kamu menyesal bukan?" Ucap arga yang mengikuti langkahnya sejak tadi.
"Menyesal? Mungkin lebih ke terkejut. Apa ini sebuah lelucon atau bukan".
" Kata orang cinta butuh proses. Aku tahu mencintai bukan sekedar mengenal keluarga, mengenal masing-masing dari kita, atau tentang lamanya waktu kita saling mengenal. Jujur, kamu yang mematahkan pendapatku tentang love at the first sight. Mungkin dulu aku terlahir sebagai lelaki yang tidak penuh dengan rasa percaya diri. Terlebih untuk mengutarakan perasaan denganmu Sa. Sejak SMA". Arga kemudian mengeluarkan plastik dengan sebuah flower crown. Dan mengenakannya di kepala raisa.
" I wanna make you my queen, raisa. Bukan untuk hari ini, tapi hingga Tuhan tak mengijinkan kita untuk berlama-lama di bumiNya".

Comments

Popular posts from this blog

Kenapa Suka Senja?

Kenapa suka senja? Karena senja pernah mengenalkanku pada dia. Kenapa suka senja? Karena pada senja entah kenapa aku bisa berlama - lama diam lalu menghaturkan setiap harap walau kutahu tetap pada Tuhan meminta dan mengadu paling efektif. Kenapa suka senja?  Cahayanya.  Ya,  cahaya keemasannya selalu mampu membuat kedua bola mataku tak mampu berkedip cepat.  Ya,  aku mulai candu padanya. Kenapa suka senja? Karena dengan menatapnya ada rasa damai walau seringkali beberapa orang keheranan menatapku. Ya,  aku tergila - gila dengan senja.  Dengan waktu kemunculannya,  dengan warna indahnya,  dengan pemandangan burung-burung membentuk formasi yang menempuh jalan pulang yang mana membuat siapapun tak bisa menolak untuk tak jatuh Cinta padanya. Hai senja,  lagi untuk yang keberapa kalinya aku memberitahu pada dunia bahwa kau adalah candu yang susah dihentikan. Kau adalah Indah. Sebab kau tak mampu biasa.

Kisaran Naga

#30HariKotakuBercerita Judulnya seram? Ya, jadi disini saya akan menceritakan tentang terjadinya nama Kisaran. Legenda tentang kota kisaran juga ada beberapa versinya tapi sejak saya kecil, orang – orang disekitar saya menceritakan versi yang sebagai berikut..... Asal mula nama kisaran sendiri berawal saat hujan deras dan petir menyambar – nyambar. Saat itu kota ini sedang diguyur hujan lebat beserta angin kencang dan petir yang menakutkan. Orang – orang sekitar pun berkeluaran karena ternyata pepohonan yang berada di tepi sungai pada bertumbangan dan air sungai pun meluap seketika. Lalu seseorang berteriak begitu takutnya karena melihat ada makhluk aneh tampak berkisar. Rerumputan yang tadinya adalah tanah dari pohon tumbang tersebut pun terbuka seperti sengaja dibuka. Seketikanorang – orang yang melihat pun berteriak histeris. Lalu mereka berteriak “ Naga berkisar…… Naga berkisarrr” sambil menunjuk ke arah tumpukan pohon yang tumbang tadi. Masyarakat takjub dan juga d

Untuk Tuan Yang Telah Berpuan

#30HariMenulisSuratCinta Ada semangat lain kala Tuhan membiarkan jiwa - jiwa saling menyapa kesunyian. Di dalam hati ada gemercik rindu yang tak ingin tersudahi mengikat setiap otot dan urat - urat yang sedang bekerja tak kenal lelah. Namun tak lagi cerita tentang kamu yang kini mendiami relung fikir. Tak ada kamu, Tuan. Tak ada lagi yang harus kujadikan alasan disela aktivitas lainku. Tak ada lagi do'a terlantun yang membalutkan namamu bersama nama - nama lainnya di do'aku. Tak ada lagi kamu yang .gegabah agar dimasukkan ke dalam ritual terindahku itu. Bahagialah bersama dia yang kau cinta. Biarlah sebuah masa dimana kita saling merasa telah terhapus oleh asa yang sudah patah, juga kedatangan wanita yang sedang kau puja. Kau tahu perihal melupakan? Walau tanganku ingin menyusuri apa yang bisa ku temukan tentang kamu, namun hatiku tetap enggan untuk mencipta kepingan rasa kembali teringat masa lalu. Aku tak ingin hembusan nafas patah kembali mengusik telinga dan menusuk hati