Entah kenapa malam itu semua tiba tiba berubah. Bahkan sebuah perasaan tak biasa muncul. Dan baru tersadar esok hari sembari perlahan mengingat doa kapan yang sedang Tuhan kabulkan. Perihal perasaan sendiri pun tetap Tuhanlah yang mengatur. Ah, benar saja, DIA Maha pembolak balik hati manusia. 3 tahun menyukai pria sama ternyata seperti ini. Tanpa temu. Tanpa hilang sedikitpun rasa. Namun lagi lagi kebiasaannya masih tetap sama. Kembali menghilang. Bahkan setelah kehilangannya tidak tahu harus mengendalikan perasaan yang bagaimana. Penghujung 29 ternyata memberikan kisah campur aduk yang baru ini di rasa. Ternyata lebih ikhlasku mampu kucipta meski tidak tau alur seperti apa yang akan dijalani nantinya. Ah, mari tetap semangat. Mari tetap menggantungkan cita cita. Mari untuk jangan membenci perasaan cinta itu sendiri meski berkali kali kandas.
Entah kenapa aku selalu punya alasan mencintai hari Jum'at sejak di bangku Sekolah Dasar. Pulang sekolah cepat, upacara tiap pagi, hingga ketika masa kuliah tiba.. aku selalu menunggu kelas siang di hari jum'at semester 5.
Tak diragukan lagi keberkahannya. Senyum saja berkah. Berkah untuk kita yang mungkin saja ada orang lain yang bahagia karena senyum dari kita. Berkah juga untuk orang lain karena mampu membahagiakan kita dengan senyum sederhananya...
Sehari setelah hari Jum'at aku bertemu seseorang yang pernah kusukai diam-diam ketika masa di bangku kuliah di sebuah tempat perbelanjaan. Senyumku mekar tiba-tiba. Ada yang sudah bahagia dengan perempuan kecil digendongannya. Andai dulu aku tak takut dan sepemalu aku di masa itu, mungkin kami pernah berjabat tangan saling bertukar nama.
Tapi sayangnya dulu Tuhan hanya mengizinkan kami berdua saling memandang dari jarak - jarak terdekat. Tak ada yang berani memulai duluan...
Tapi mungkin lebih baik begitu.
Saling menyukai diam-diam agar tak ada rasa patah yang teramat dalam jika saling meninggalkan.
Seperti sore itu...
Bahkan aku pun sangat bahagia melihat keluarga kecilmu.
Seperti sore itu...
Bahkan aku pun sangat bahagia melihat keluarga kecilmu.
Harmonis dari kejauhan.
Di atas kasur lagi - lagi aku pun mengiyakan beberapa anggapan. Memang tak perlu menghaturkan rasa suka pada umatNya. Bagaimana kalau Tuhan cemburu? Maka dari itu sekarang aku pun mengubahnya. Kelak.... jika aku menyukai atau merindukan seseorang, cukup padaNya aku meminta dan mengadu. Sebab hanya DIA yang tahu apa - apa yang terbaik untuk umatNya. Sebab hanya DIA yang tak pernah mematahkan juga mengecewakan. Sebab hanya DIA yang tahu sampai mana akhir dari perjuangan. Dan hanya DIA lah yang tahu waktu paling tepat untukku menuju pernikahan.
Comments
Post a Comment