Skip to main content

Sampai Akhirnya Kau Tidak Harus Tahu Bagaimana Caranya Aku Bersedih 

Entah kenapa malam itu semua tiba tiba berubah. Bahkan sebuah perasaan tak biasa muncul. Dan baru tersadar esok hari sembari perlahan mengingat doa kapan yang sedang Tuhan kabulkan.  Perihal perasaan sendiri pun tetap Tuhanlah yang mengatur. Ah, benar saja,  DIA Maha pembolak balik hati manusia.  3 tahun menyukai pria sama ternyata seperti ini. Tanpa temu. Tanpa hilang sedikitpun rasa. Namun lagi lagi kebiasaannya masih tetap sama. Kembali menghilang. Bahkan setelah kehilangannya tidak tahu harus mengendalikan perasaan yang bagaimana.  Penghujung 29 ternyata memberikan kisah campur aduk yang baru ini di rasa. Ternyata lebih ikhlasku mampu kucipta meski tidak tau alur seperti apa yang akan dijalani nantinya.  Ah, mari tetap semangat. Mari tetap menggantungkan cita cita. Mari untuk jangan membenci perasaan cinta itu sendiri meski berkali kali kandas. 

Kita Dihadapkan Pada Surga dan Neraka (?)


Egois sejatinya adalah sifat tak baik yang harusnya dihindari. Beberapa hari yang lalu saya baru saja ditimpa musibah. Bisa dikatakan karena terlalu sebegitunya mungkin saya mencintai dunia. Kala itu ada sebuah teguran hebat yang terjadi seumur hidup. Ditarik lebih jauh, memang sepatutnya kita memiliki tingkat intropeksi yang tinggi akan banyak hal yang sedang kita alami. Terutama pada sebuah musibah. Tak ada yang menginginkan musibah, begitu pun aku. 

Dalam kehidupan sebenarnya Tuhan selalu menghadapkan umatnya pada Surga dan Neraka. Jalan yang manakah yang akan kita tempuh? Apakah kita lebih mementingkan nafsu belaka? Bagaimanakah cara kita menikmati hidup? Seharusnya dari beberapa pertanyaan itu, kita tak boleh lupa bahwa kita hanyalah seorang manusia yang memiliki tingkat kekhilafan tinggi. Lalu untuk menjaga kestabilannya, adalah dengan terus mengingat Tuhan sang Maha Agung. 

Dari musibah yang baru saja terjadi beberapa minggu lalu, saya menarik kesimpulan bahwasannya ada beberapa kebiasaan yang sedang kulupa. Mungkin sengaja dilupakan sebab ternyata nafsu ingin memeluk duniaku lebih tinggi saat itu. Namun setelah hal menyedihkan itu terjadi, kutarik nafas panjang - panjang. Mengikhlaskan apa yang sudah terjadi. Tak boleh menyesal. Yang boleh adalah intropeksi diri saja akan hal - hal baik yang sudah kita tinggalkan. Mungkin saat itu Tuhan cemburu atau sekadar mengingatkan bahwa aku yang dulu telah berubah. Begitu cintanya DIA padaku hingga teguran harus didatangkan. 

Setelahnya... saya pun mengubah cara pikir, meningkatkan iman lebih dalam lagi, menjamah apa yang sudah ditinggalkan, lalu memperbaiki diri menjadi intan yang harus lebih ingat bahwa kepuasan dunia hanyalah sementara. Dan entah kenapa setelah itu sepertinya Tuhan sedang menguji pada setiap orang - orang yang datang. Haruskah memilih surga atau neraka (?).

Sejak itu mulai saya tinggalkan yang hanya mementingkan diri sendiri. Kembali mendahulukan orang tua, keluarga, serta makhluk Tuhan lainnya yang tak seberuntung saya. Musibah kemarin  memberikan tamparan yang keras. Tak lagi egois. Tak lagi mentidak adakan yang seharusnya bisa dibantu. Lalu lebih dalam lagi aku berpikir, seharusnya lebih kudulukan akhirat (untuk menuju SurgaNya). Hal - hal yang seharusnya kutabung untukku kelak setelah kematian. Sebab kita tahu, semakin kesini bumi tampaknya mulai jengah,  bumi sedang menangis dan meronta - meronta sebab manusia saat ini sepertinya tak lagi pantas dikatakan sebagai manusia. Manusia kurang saling menjaga yang harusnya dijaga. Jika kelak memang bumi benar - benar marah, lalu pilihan mana yang benar - benar bisa menolong kita (?)

Lalu lebih baik mana?
Mementingkan Surga(?)
Atau Neraka (?)

Comments

Popular posts from this blog

Kenapa Suka Senja?

Kenapa suka senja? Karena senja pernah mengenalkanku pada dia. Kenapa suka senja? Karena pada senja entah kenapa aku bisa berlama - lama diam lalu menghaturkan setiap harap walau kutahu tetap pada Tuhan meminta dan mengadu paling efektif. Kenapa suka senja?  Cahayanya.  Ya,  cahaya keemasannya selalu mampu membuat kedua bola mataku tak mampu berkedip cepat.  Ya,  aku mulai candu padanya. Kenapa suka senja? Karena dengan menatapnya ada rasa damai walau seringkali beberapa orang keheranan menatapku. Ya,  aku tergila - gila dengan senja.  Dengan waktu kemunculannya,  dengan warna indahnya,  dengan pemandangan burung-burung membentuk formasi yang menempuh jalan pulang yang mana membuat siapapun tak bisa menolak untuk tak jatuh Cinta padanya. Hai senja,  lagi untuk yang keberapa kalinya aku memberitahu pada dunia bahwa kau adalah candu yang susah dihentikan. Kau adalah Indah. Sebab kau tak mampu biasa.

Kisaran Naga

#30HariKotakuBercerita Judulnya seram? Ya, jadi disini saya akan menceritakan tentang terjadinya nama Kisaran. Legenda tentang kota kisaran juga ada beberapa versinya tapi sejak saya kecil, orang – orang disekitar saya menceritakan versi yang sebagai berikut..... Asal mula nama kisaran sendiri berawal saat hujan deras dan petir menyambar – nyambar. Saat itu kota ini sedang diguyur hujan lebat beserta angin kencang dan petir yang menakutkan. Orang – orang sekitar pun berkeluaran karena ternyata pepohonan yang berada di tepi sungai pada bertumbangan dan air sungai pun meluap seketika. Lalu seseorang berteriak begitu takutnya karena melihat ada makhluk aneh tampak berkisar. Rerumputan yang tadinya adalah tanah dari pohon tumbang tersebut pun terbuka seperti sengaja dibuka. Seketikanorang – orang yang melihat pun berteriak histeris. Lalu mereka berteriak “ Naga berkisar…… Naga berkisarrr” sambil menunjuk ke arah tumpukan pohon yang tumbang tadi. Masyarakat takjub dan juga d

Untuk Tuan Yang Telah Berpuan

#30HariMenulisSuratCinta Ada semangat lain kala Tuhan membiarkan jiwa - jiwa saling menyapa kesunyian. Di dalam hati ada gemercik rindu yang tak ingin tersudahi mengikat setiap otot dan urat - urat yang sedang bekerja tak kenal lelah. Namun tak lagi cerita tentang kamu yang kini mendiami relung fikir. Tak ada kamu, Tuan. Tak ada lagi yang harus kujadikan alasan disela aktivitas lainku. Tak ada lagi do'a terlantun yang membalutkan namamu bersama nama - nama lainnya di do'aku. Tak ada lagi kamu yang .gegabah agar dimasukkan ke dalam ritual terindahku itu. Bahagialah bersama dia yang kau cinta. Biarlah sebuah masa dimana kita saling merasa telah terhapus oleh asa yang sudah patah, juga kedatangan wanita yang sedang kau puja. Kau tahu perihal melupakan? Walau tanganku ingin menyusuri apa yang bisa ku temukan tentang kamu, namun hatiku tetap enggan untuk mencipta kepingan rasa kembali teringat masa lalu. Aku tak ingin hembusan nafas patah kembali mengusik telinga dan menusuk hati