Skip to main content

Sampai Akhirnya Kau Tidak Harus Tahu Bagaimana Caranya Aku Bersedih 

Entah kenapa malam itu semua tiba tiba berubah. Bahkan sebuah perasaan tak biasa muncul. Dan baru tersadar esok hari sembari perlahan mengingat doa kapan yang sedang Tuhan kabulkan.  Perihal perasaan sendiri pun tetap Tuhanlah yang mengatur. Ah, benar saja,  DIA Maha pembolak balik hati manusia.  3 tahun menyukai pria sama ternyata seperti ini. Tanpa temu. Tanpa hilang sedikitpun rasa. Namun lagi lagi kebiasaannya masih tetap sama. Kembali menghilang. Bahkan setelah kehilangannya tidak tahu harus mengendalikan perasaan yang bagaimana.  Penghujung 29 ternyata memberikan kisah campur aduk yang baru ini di rasa. Ternyata lebih ikhlasku mampu kucipta meski tidak tau alur seperti apa yang akan dijalani nantinya.  Ah, mari tetap semangat. Mari tetap menggantungkan cita cita. Mari untuk jangan membenci perasaan cinta itu sendiri meski berkali kali kandas. 

Selamat Hari Ibu, PS: I Love You ツ

22 Desember, hampir seluruh masyarakat Indonesia tak ada yang absen untuk ikut andil pada tanggal itu. Kenapa? Ya, Hari Ibu. Sejak tahun 1928 silam, masyarakat Indonesia mulai memperingatinya. 22 Desember, hari yang setiap anak Indonesia tak pernah melewatkan moment untuk sekadar mengatakan "Selamat Hari Ibu" dengan backsound lagu Bunda kepunyaan Melly Goeslaw dan lagu lain yang bertemakan sama atau bahkan memberi kejutan yang tak jarang membuat setiap Ibu menangis haru.
Ibu, Beliau bagai sosok super hero bagi setiap anak. Walaupun sosoknya adalah wanita, namun setiap Ibu memiliki semangat tinggi lebih dari seorang Ayah. Ibu dapat membuat anaknya menjadi seorang yang sukses walaupun hanya ia sendiri yang berjuang.

Pahlawan terhebat bagiku dan mungkin sama dengan setiap anak di Dunia adalah Ibu. Bukan hanya dari dalam kandungan kita merasakan betapa kuatnya beliau. Tetapi tak jarang ketika tumbuh dewasa, ia masih terus menjadi wanita terhebat karena kerja keras dan perjuangannya agar kita (anaknya) hidup tak seperti ia sebelumnya.

Ya, Ibu. Tak pernah terlewatkan doa indahku untukmu. Kau bukan hanya sesosok wanita, namun kau juga Malaikat tanpa sayap. Menemani, mengajari, dan terus  menjaga semampumu.

Ibu, ada satu hal mengapa sejak hari pertama aku duduk di bangku kuliah aku terus memintamu untuk mengijinkanku menggapai mimpiku. Itu karena ridhomu adalah ridho Tuhan padaku. Doamu bukan sebagai penghias shalatmu saja, tapi doamu adalah jalan terang bagi hidupku kelak.

Ibu, perjuanganmu untuk kehidupan anakmu sungguh sangat luar biasa. Dan aku tahu mengapa Surga ada di bawah telapak kakimu.

Itu karena aku juga percaya bahwa anak yang dibesarkan ibu seorang diri akan bisa sukses. Lain jika seorang Ayah yang membesarkannya seorang sendiri. Ya, tidak semua ayah. Aku juga banyak melihat fakta bahwa mereka yang dibesarkan ibu pasti bisa menjadi orang yang sukses.

Sering aku merenung lalu berkata dalam hati "ibu mana yang sepertimu?" Kau tak memiliki target  untuk anak perempuanmu pintar memasak atau harus menyiapkan masakan. Karena kau tahu bahwa dengan sendirinya, anak perempuanmu pasti ingin bisa pintar memasak sepertimu. Tak secara langsung kau terus mengenalkan berbagai macam bumbu dapur pada anak perempuanmu. Aku bangga memilikimu, Ibu. Kau kusebut, wanita serba bisa. Kau kusebut pemberi kasih tanpa batas. Supporter tanpa bayar. Pemberi maaf terbaik.

Ibu.. Alasan lain mengapa aku ingin bekerja di tempat yang bagus juga karenamu. Aku ingin terus membuat namamu indah bersama waktu. Terus di lindungi cahaya terang Tuhan, terus terbang indah tanpa takut terhenti. Itu semata karena ada tanggung jawab besarku sebagai anak agar tak pernah membuat namamu terarsir garis hitam pengganggu sedikit pun.
Aku ingin kau bangga denganku.
Aku ingin masa tuamu tak diselimuti kegelisaan lain yang mengusik dudukmu, tidurmu, sepimu.
Aku ingin namamu terus menjadi alasan dibalik kesuksesanku.
Aku ingin terus memberikanmu kejutan yang tak pernah kau lupa.
Aku ingin senyum bahagiamu terus mengembang dan tak boleh ada yang memutusnya.

Ibu, aku membenarkan bahwa kasihmu tak mengharap pamrih. Tanpa lelah kau menjaga anakmu dan tak mengharap pamrih. Tanpa perhitungan kau memberikan pendidikan terbaik agar dengan tenang anakmu dapat menikmati pelajaran.

Ibu,
Aku... Aku bukan siapa - siapa tanpamu.
Jika bukan karena tangan halusmu, penjagaanmu juga pengajaranmu, aku bukanlah siapa - siapa saat ini.
Ibu... terimakasih untuk semuanya.
Kau adalah superwoman yang kukenal sejak pertama kali aku membuka mata.
Kalau saja tanpa tangan dan tutur kata sebagai penyemangatku, mungkin tidak ada pemikiran indah juga perbuatan baik yang kulakukan saat ini.
Kalau orang mengatakan aku sukses saat ini, itu bukan aku sebenarnya yang sukses, melainkan kau lah yang sukses membuatku seperti ini.
Kau sukses menjadi ibu yg seharusnya.

Aku tahu, kau adalah wanita pertama yang khawatir akan keputusanku mencari jati diri. Memikirkan bagaimana makanku, tempat tinggalku. Bagaimana wanita kecilnya mampu menjaga diri sendiri tanpa ia sebagai seorang pengingat setiap detiknya. Ibu, semata aku ingin agar kau percaya bahwa kelak, aku, anak terakhir tak selalu manja seperti image kebanyakan. Aku ingin menunjukkanmu bahwa aku dapat hidup mandiri. Dan aku tahu, kau selalu menyebut namaku disetiap untaian kata - kata doamu.

Terima kasih Ibu....
Kau adalah yang ku agungkan setelah Tuhan dan Rasul - rasul-Nya.
Kau adalah sesosok cerminan untuk kesuksesanku.
Aku bangga memiliki sesosok wanita hebat yang selama ini kusebut, Ibu.
Aku mencintaimu...
Aku menyanyangimu....
Aku yakin, doa kita ketika sujud saling bertautan

Terima kasih telah memanggilku menjadi anakmu. Maafkan jika sejak 9 bulan dikandungan aku membuatmu tersiksa walaupun pasti kau mengatakan "tidak". Maafkan jika sepanjang hidupku ada kata - kata  pengganggu yang sampai sekarang tak berkenan di hatimu walaupun aku tahu kau pasti mengatakan "aku sudah memaafkan". Maafkan pula atas air mata yang kau keluarkan karena sikapku. Kau akan selamanya menjadi yang pertama juga yang terakhir sesosok wanita terindah bagiku, Ibu.

Untuk menebusnya mungkin aku tidak bisa. Tapi ijinkanlah aku menjadi salah satu alasan dibalik senyummu sampai Tuhan memanggil kita.
Aku mencintaimu,  Ibu.

Aku tahu bahwa pernah ada rasa sedih dalam diammu ketika aku selalu membahas jurusan kuliah yang tak aku sukai. Yah, aku sengaja egois karena dalam hal pendidikan waktu membuat aku tampak iri dengan keadaan. Itu karena aku ingin protes, ibu. Maaf telah membuat hatimu seperti di cabik - cabik kala itu.

Maafkan jika selama aku hidup, ada sikap yang tak indah  kuberikan padamu. Maafkan atas keegoisan anakmu ini. Maafkan atas pemaksaan tak langsung yang teralamatkan padamu. Tak ada kata tak baik untuk merangkaikan sesosok ibu sepertimu. Terima kasih atas pengorbananmu. Pengorbanan sampai saat ini. Terima kasih telah membesarkan aku. Membesarkan anak yang terkadang sering pula membuatmu kesal.

Terima kasih untuk semua hal yang mungkin tak kutahu ada pengorbanan paling terbesar yang kau lakukan demi anakmu. Tapi percayalah ibu, atas namamu tak akan kubiarkan orang lain menjatuhkannya, dan atas hidupmu, tak ku biarkan orang lain mengusikmu. Karena kau adalah intan, permata, berlian, emas yang tak bisa sembarangan orang menyentuhnya. Kau tinggi. Kau mahal. Kau kepercayaan dan wakil Tuhan di dunia. Kau cahaya terang yang menyinari jalan gelap menuju tempat paling baik.

Aku ingin membuatmu abadi, Ibu. Sebab kau... adalah malaikat pelindung, malaikat tanpa sayap.

Comments

Popular posts from this blog

Kenapa Suka Senja?

Kenapa suka senja? Karena senja pernah mengenalkanku pada dia. Kenapa suka senja? Karena pada senja entah kenapa aku bisa berlama - lama diam lalu menghaturkan setiap harap walau kutahu tetap pada Tuhan meminta dan mengadu paling efektif. Kenapa suka senja?  Cahayanya.  Ya,  cahaya keemasannya selalu mampu membuat kedua bola mataku tak mampu berkedip cepat.  Ya,  aku mulai candu padanya. Kenapa suka senja? Karena dengan menatapnya ada rasa damai walau seringkali beberapa orang keheranan menatapku. Ya,  aku tergila - gila dengan senja.  Dengan waktu kemunculannya,  dengan warna indahnya,  dengan pemandangan burung-burung membentuk formasi yang menempuh jalan pulang yang mana membuat siapapun tak bisa menolak untuk tak jatuh Cinta padanya. Hai senja,  lagi untuk yang keberapa kalinya aku memberitahu pada dunia bahwa kau adalah candu yang susah dihentikan. Kau adalah Indah. Sebab kau tak mampu biasa.

Kisaran Naga

#30HariKotakuBercerita Judulnya seram? Ya, jadi disini saya akan menceritakan tentang terjadinya nama Kisaran. Legenda tentang kota kisaran juga ada beberapa versinya tapi sejak saya kecil, orang – orang disekitar saya menceritakan versi yang sebagai berikut..... Asal mula nama kisaran sendiri berawal saat hujan deras dan petir menyambar – nyambar. Saat itu kota ini sedang diguyur hujan lebat beserta angin kencang dan petir yang menakutkan. Orang – orang sekitar pun berkeluaran karena ternyata pepohonan yang berada di tepi sungai pada bertumbangan dan air sungai pun meluap seketika. Lalu seseorang berteriak begitu takutnya karena melihat ada makhluk aneh tampak berkisar. Rerumputan yang tadinya adalah tanah dari pohon tumbang tersebut pun terbuka seperti sengaja dibuka. Seketikanorang – orang yang melihat pun berteriak histeris. Lalu mereka berteriak “ Naga berkisar…… Naga berkisarrr” sambil menunjuk ke arah tumpukan pohon yang tumbang tadi. Masyarakat takjub dan juga d

Untuk Tuan Yang Telah Berpuan

#30HariMenulisSuratCinta Ada semangat lain kala Tuhan membiarkan jiwa - jiwa saling menyapa kesunyian. Di dalam hati ada gemercik rindu yang tak ingin tersudahi mengikat setiap otot dan urat - urat yang sedang bekerja tak kenal lelah. Namun tak lagi cerita tentang kamu yang kini mendiami relung fikir. Tak ada kamu, Tuan. Tak ada lagi yang harus kujadikan alasan disela aktivitas lainku. Tak ada lagi do'a terlantun yang membalutkan namamu bersama nama - nama lainnya di do'aku. Tak ada lagi kamu yang .gegabah agar dimasukkan ke dalam ritual terindahku itu. Bahagialah bersama dia yang kau cinta. Biarlah sebuah masa dimana kita saling merasa telah terhapus oleh asa yang sudah patah, juga kedatangan wanita yang sedang kau puja. Kau tahu perihal melupakan? Walau tanganku ingin menyusuri apa yang bisa ku temukan tentang kamu, namun hatiku tetap enggan untuk mencipta kepingan rasa kembali teringat masa lalu. Aku tak ingin hembusan nafas patah kembali mengusik telinga dan menusuk hati