Entah kenapa malam itu semua tiba tiba berubah. Bahkan sebuah perasaan tak biasa muncul. Dan baru tersadar esok hari sembari perlahan mengingat doa kapan yang sedang Tuhan kabulkan. Perihal perasaan sendiri pun tetap Tuhanlah yang mengatur. Ah, benar saja, DIA Maha pembolak balik hati manusia. 3 tahun menyukai pria sama ternyata seperti ini. Tanpa temu. Tanpa hilang sedikitpun rasa. Namun lagi lagi kebiasaannya masih tetap sama. Kembali menghilang. Bahkan setelah kehilangannya tidak tahu harus mengendalikan perasaan yang bagaimana. Penghujung 29 ternyata memberikan kisah campur aduk yang baru ini di rasa. Ternyata lebih ikhlasku mampu kucipta meski tidak tau alur seperti apa yang akan dijalani nantinya. Ah, mari tetap semangat. Mari tetap menggantungkan cita cita. Mari untuk jangan membenci perasaan cinta itu sendiri meski berkali kali kandas.
Pada pertemuan kita lupa jika kelak akan ada perpisahan. Dulu seorang interviewer bertanya,
"Jika kamu punya bos, ingin yang seperti apa?"
"Saya ingin punya bos yang ramah, akrab dengan bawahan. Tapi dia juga harus menjaga wibawanya. Harus tegas" jawabku.
"Jika kamu punya bos, ingin yang seperti apa?"
"Saya ingin punya bos yang ramah, akrab dengan bawahan. Tapi dia juga harus menjaga wibawanya. Harus tegas" jawabku.
Menjadi operator pelayanan teknik gangguan adalah pekerjaan pertamaku. Di sinilah aku merasakan Tuhan mengabulkan inginku. Mendapatkan bos yang baik. Jujur saja aku adalah orang yang takut dengan orang lain, sangat pemalu. Namun setelah menjadi bagian dari tim teknik, atasanku selalu mendukung, mengajarkan, dan tidak secara langsung menuntun untuk menjadi berani. Beliau juga membuat posisiku menjadi lebih di hargai.
Jadilah orang baik, maka akan banyak orang yang mengingatmu.
Siang itu entah mengapa bahkan alam turut andil pada kesedihan kami. Disaat berjabat tangan bergilir dan tak sengaja air mata tumpah, saat itu Tuhan mendatangkan hujan. Hujan yang mewakilkan banyak perasaan insan seolah mengatakan "Tolong jangan dulu pergi".
Sepeninggal ibu bahkan aku tak tahu siapa orang terdekat yang kujadikan panutan. Mungkin bisa dibilang "yang menginspirasiku".
Aku tak tahu ternyata masih ada orang - orang yang tak melulu menyalahkan. Ternyata ada orang - orang yang mampu tarik diri daripada mencari kesalahan - kesalahan barang sekecilpun. Dan ternyata masih ada orang - orang yang mementingkan persaudaraan dari pada jumlahnya uang. Membantu tanpa pamrih. Memberi tanpa mengungkit.
I just wanna say....
You'll never forget, Sir.
Comments
Post a Comment