Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2016

Sampai Akhirnya Kau Tidak Harus Tahu Bagaimana Caranya Aku Bersedih 

Entah kenapa malam itu semua tiba tiba berubah. Bahkan sebuah perasaan tak biasa muncul. Dan baru tersadar esok hari sembari perlahan mengingat doa kapan yang sedang Tuhan kabulkan.  Perihal perasaan sendiri pun tetap Tuhanlah yang mengatur. Ah, benar saja,  DIA Maha pembolak balik hati manusia.  3 tahun menyukai pria sama ternyata seperti ini. Tanpa temu. Tanpa hilang sedikitpun rasa. Namun lagi lagi kebiasaannya masih tetap sama. Kembali menghilang. Bahkan setelah kehilangannya tidak tahu harus mengendalikan perasaan yang bagaimana.  Penghujung 29 ternyata memberikan kisah campur aduk yang baru ini di rasa. Ternyata lebih ikhlasku mampu kucipta meski tidak tau alur seperti apa yang akan dijalani nantinya.  Ah, mari tetap semangat. Mari tetap menggantungkan cita cita. Mari untuk jangan membenci perasaan cinta itu sendiri meski berkali kali kandas. 

Sampai Kepada Aku Menyerah

#30HariMenulisSuratCinta Hai kamu, di surat pertama ini ijinkanlah kamu yang mengisi pembukanya. Pembuka yang tak pernah tahu akan terus mengisi tiap lembaran hari atau tidak. Hanya saja yang harus kau tahu, mungkin ini adalah moment sampai kepada aku menyerah. Entahlah, mungkin aku sedikit aneh atau malah terlalu gila. Hingga membiarkan namamu bersemayam walau sedikit perih kurasa. Tak apa, sebab yang seperti semua orang tahu. Cinta itu terkadang membuat yang merasakannya menjadi gila. Hingga tak lagi merasakan sakit walau dengan sadar betul ada sayatan tipis yang kian hari terus melebar. Kamu tenang saja di sana. Tak usah merasa aneh atau menaikkan sebelah alismu. Tak perlu mencibir dalam hati juga. Jika saat ini kau sedang membaca, santaikan saja segala panca inderamu. Tak perlu menerka yang lain - lain, sebab kau tak pernah tahu tentang aku. Atau mungkin saja dibenakmu ada sebuah pertanyaan yang malah menudingku "gila". Tak apa. Sebab tanpa kau sadari kau pun bahkan (

Kalau Rezeky Tak Akan Kemana. (Do you believe it?)

Kehidupan terkadang memang tak seindah khayalan di kala malam mulai menyelimutkan dingin dan menina bobokkan lelah. Kala kita selalu merasakan di dunia khayal bahwa kita adalah seorang main lead. Ada yang sering mengatakan bahwa hidup tak semudah kata - kata para motivator yang entah kenapa terkadang kamu setuju dengan perkataannya pun terkadang kamu (mungkin) mencibirnya. Yes, life is too short and too hard. Tapi pernah nggak sih di pikiran kita sering mempertanyakan sebuah kata pamungkas saat semangat mulai memudar: "kalau rezeky gak bakal kemana". Do you believe it? To be honest, dulu saya tak terlalu percaya. Menurut saya orang yang berkuasa di dunia sangat mendominasi kesuksesan. Tetapi sejak memasuki umur 20-an, Tuhan membuat pola pikir saya berubah. Mungkin itu karena tentang apa yang saya lihat dan apa yang saya baca. Dan ada seseorang yang berperan penting atas kedewasaan itu. Seseorang yang saya kagumi dengan cara berpikirnya dari berbagai macam sudut pandang. And

Daddy, For Me:

Saya sadar bahwa Ayah tak lebih hebat dari ibu. Karena ibu sudah pasti tetap menjadi sosok paling hebat di dunia. Namun sosok Ayah juga bisa sebegitu pengertian. Tanpa bertanya ataupun saling berbagi cerita, beliau sudah tahu tentang isi hati anaknya. And I take after my dad. Walau katanya perempuan selalu menggunakan perasaan, but I look similar with my dad. Saya selalu menggunakan logika dan juga bagaimana perempuan terlahir untuk menggunakan perasaan. Father is a daughter first love. And I agree with it. Dad said that I have to find a good man. A man could make me happy. Beberapa nasihat tentang pendamping pun sering menjadi pembahasan. I know some reasons who makes my Dad over protective to his daughters. And I didn't even regret our promise. Promise between Daddy and daughter. Karena anak perempuannya sudah besar, maybe he's thought that we have to look forward. To our  (his daughters) future. Suatu waktu beliau pernah memohon dan membuat terenyuh, he said: "I'

Ombak di Sistem Limbik

Deritan suara hati memekikkan telinga Berlari ke sistem limbik membelah kekosongan Di sana, ada mimpi Suaranya seperti deburan ombak yang memecah karam Sang penguasa diri dan mimpi saling berpagutan Menimang angan agar tak terbuang Mengobarkan nyala api agar terus bersinar Tak lupa menumbuhkan rasa agar menyatu dengan nadi Lalu menjahitnya dengan rapalan do'a Agar mimpi, tak mati. Kisaran, 07 Januari 2016 PS : I sent my poems for a competition, yesterday. But this one is failed. Then, better I write my poem here. This is story about dream and how we have to fight to make it true ^^

Tetap Kamu

Perempuan itu menamparku. Ia menarik tangan kiri halusnya yang sedari tadi kupegang. Berusaha tak ingin melepasnya namun ada baiknya aku mengalah. "Kamu enggak pernah tahu Gil!!!" Wanita tepat berjarak 1 meter di hadapku itu memberontak. "Aku tahu Sya. Aku sangat mengetahuinya. Kamu ingin aku menikahimu kan? Tapi tunggu sya. Sebentar aja." "Sebentar??? Maksudnya? Oh... sebentar lagi kamu pasti akan ninggalin aku. Gitu? Terus pergi dengan cinta pertamamu itu. Iya kan Gil???" Syakilla meletakkan cincin yang pernah kulingkarkan sebulan lalu di jari manisnya. Bahkan emosi tak terkontrolnya  hampir saja membuat emosiku pun tersulut. Katanya mencintai itu saling percaya. Seperti yang di agung - agungkan oleh banyak orang, mencintalah seperti kau lupa caranya membenci. Kurasa, kata - kata yang pernah keluar juga dari mulut Syakilla seperti itu pun tak lagi diingatnya. Amarahnya begitu kuat saat ini. ••••• Diseberang sana seorang wanita dengan mobil merahnya